Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

3 Penyebab Bayi Kuning Saat Baru Lahir, Simak Cara Mengatasinya Yuk

Haikal Luthfi   |   HaiBunda

Selasa, 05 Jan 2021 15:55 WIB

Newborn child baby having a treatment for jaundice under ultraviolet light in incubator. A neonatal intensive care unit (NICU), intensive care nursery (ICN) for premature newborn infants
3 Penyebab Bayi Kuning Saat Baru Lahir, Simak Cara Mengatasinya Yuk/Foto: iStock
Jakarta -

Setiap orangtua pasti ingin melihat bayinya lahir dalam kondisi yang sehat. Namun, ada beberapa bayi yang kondisinya terlihat berwarna kuning beberapa hari setelah kelahirannya.

Bunda jangan khawatir, bayi kuning atau jaundice bukanlah suatu penyakit. Kondisi ini sering terjadi pada bayi yang baru lahir. Ciri-cirinya terlihat dari warna kulitnya yang menguning karena tingginya kadar bilirubin.

Bilirubin adalah zat kuning yang berasal dari pemecahan normal sel darah merah. Sel darah merah yang pecah kemudian oleh liver diubah dan dikeluarkan melalui tinja dan air seni.

Warna kuning akan lebih jelas terlihat pada bayi berkulit terang dengan menekan lembut daerah dahi dengan jari tangan, sedangkan untuk bayi berkulit gelap akan lebih mudah terlihat pada telapak tangan atau mata.

Penyebab bayi kuning

Seperti yang diketahui Bunda, kadar bilirubin yang menyebabkan bayi menjadi kuning. Ini terjadi karena tubuh mereka yang belum sempurna. Mengutip laman Mayo Clinic, bayi yang baru lahir menghasilkan lebih banyak bilirubin daripada orang dewasa. Hal ini dikarenakan produksi bilirubin lebih besar dan pemecahan sel darah merah yang lebih cepat, dalam beberapa hari pertama kehidupan.

Biasanya, hati menyaring bilirubin dari aliran darah dan melepaskannya ke saluran usus. Hati pada bayi yang belum matang seringkali tidak dapat mengeluarkan bilirubin dengan cukup cepat, menyebabkan kelebihan bilirubin. Kondisi ini normal dan bersifat fisiologis, karena organ hati bayi yang belum sempurna.

Selain itu, penyebab bayi kuning ternyata juga bisa memungkingkan bersifat patologis lho Bunda. Mengutip buku yang berjudul Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter, menyebutkan bahwa bila pada usia satu hari, bayi nampak kuning dan jumlah bilirubin indirek adalah 6 mgl, maka kuning yang terjadi itu disebut patologik.

Newborn child baby having a treatment for jaundice under ultraviolet light in incubator. A neonatal intensive care unit (NICU), intensive care nursery (ICN) for premature newborn infantsIlustrasi bayi kuning/ Foto: iStock

Penyebabnya bermacam-macam, bisa karena ketidakserasian antara golongan darah ibu dan anak, faktor rhesus, sepsis (infeksi yang sangat berat), dan kekurangan enzim G6PD (Glucose 6 Phosphate Dehydrogenase). Kuning yang bersifat patologik memerlukan perhatian khusus, sebab jika dibiarkan akan membahayakan kondisi bayi.

Adapun dikutip dari berbagai sumber, bayi yang berisiko tinggi mengalami kekuningan antara lain:

1. Bayi prematur

Bayi prematur dalam hal ini yaitu bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu memiliki risiko lebih besar mengalami kekuningan.

Mengutip Kidshealth, bayi yang lahir prematur dinilai kurang siap untuk mengeluarkan bilirubin. Mereka juga dapat memiliki masalah pada tingkat bilirubin yang lebih rendah daripada bayi yang lahir lebih lama.

2. Bayi yang tidak mendapat cukup ASI

Bayi yang minum ASI dapat juga terlihat kuning pada minggu pertama dan kedua kehidupannya. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), warna kuning yang ditimbulkan lebih sering terjadi pada bayi yang disusui dibandingkan bayi yang diberi susu formula.

Kondisi ini paling sering terjadi pada bayi yang baru lahir dan tidak mendapatkan cukup ASI karena pasokan ASI yang terlambat atau tidak bisa menyusui. Hambatan seperti inilah yang biasanya membuat bayi menjadi kuning.

Untuk membantu ibu menghasilkan lebih banyak ASI dan menjaga tingkat bilirubin bayi turun setelah lahir, AAP dan ABM (Academy of Breastfeeding Medicine) merekomendasikan menyusui bayi yang baru lahir setidaknya 8-12 kali sehari.

3. Bayi yang golongan darahnya tidak sesuai dengan golongan darah ibunya

Jika ibu dan bayi memiliki golongan darah yang berbeda, maka tubuh ibu membuat antibodi yang menyerang sel darah merah bayi. Mengutip Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan, ketidakcocokan golongan darah disebut juga dengan inkompatibilitas ABO dalam sistem golongan darah ABO. Ini biasanya dapat terjadi bila golongan darah ibu O, sementara bayinya A atau B.

Hal yang serupa terjadi pula akibat perbedaan faktor rhesus antara darah ibu dan janin yang dikandungnya. Bila ibu mempunyai darah rhesus negatif sedangkan pada bayi memiliki rhesus positif, maka dapat menimbulkan gejala kuning patologik pada bayi sejak awal kelahiran.

Tak jarang pada kasus perbedaan rhesus ini bayi telah menjadi kuning semenjak di dalam kandungan yang dikenal juga dengan istilah erythroblastosis fetalis, Bunda.

Mengatasi bayi kuning

Sebagian besar kasus bayi kuning adalah normal, tetapi terkadang dapat menunjukkan kondisi medis yang mendasarinya. Mengutip Healthline, kondisi ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya seiring dengan intensitas menyusu akan membantu bayi mengeluarkan bilirubin melalui tubuh mereka.

Dalam kasus patologis, tentunya memerlukan perawatan medis seperti salah satunya dengan fototerapi, yang merupakan metode perawatan yang sangat efektif menggunakan cahaya untuk memecah bilirubin dalam tubuh bayi.

Dalam metode fototerapi, bayi akan ditempatkan di ranjang khusus di bawah sinar spektrum biru dengan hanya memakai popok dan kacamata pelindung khusus. Selimut serat optik juga ditempatkan di bawah bayi.

Jika kondisinya sangat parah, transfusi tukar mungkin diperlukan di mana bayi menerima sedikit darah dari pendonoran. Hal Ini berfungsi untuk menggantikan darah bayi yang rusak dengan sel darah merah yang lebih sehat serta meningkatkan jumlah sel darah merah bayi dan mengurangi kadar bilirubin.

Namun, dalam kondisi yang tidak parah, Bunda bisa segera mengupayakan untuk lebih sering menyusui si kecil. Pastikan bayi yang baru lahir mendapat asupan ASI yang cukup. Salah satunya dengan melihat apakah mereka cukup buang air kecil atau tidak melalui popok yang dipakainya.

Jika bayi tidak cukup buang air, maka tidak banyak bilirubin yang dibuang oleh tubuh bayi. Untuk itu, pastikan Bunda memberikan asupan ASI semaksimal mungkin agar penyakit kuning si kecil cepat menghilang.

Selain itu, Bunda juga bisa mencoba perawatan bayi kuning dengan menjemurnya. Melansir dari Stanfordedu, sebuah penelitian menemukan bahwa sinar matahari yang difilter merupakan perawatan aman untuk bayi kuning baru lahir.

Paparan sinar matahari yang aman di bawah kanopi, dapat menghilangkan sinar berbahaya. Ini juga menjadi cara murah dan efektif untuk memberikan fototerapi pada bayi yang berwarna kuning. Perawatan sinar matahari yang difilter tersebut diketahui sama efektifnya dengan sinar biru yang kerap digunakan mengobati penyakit bayi kuning.

Simak juga Bunda, cara cegah infeksi saluran kemih pada bayi pada video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

Banner Maia Estianty Sembuh Covid-19Foto: Mia Kurnia Sari



(haf/haf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda