Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Nadiem Makarim Gelar Tedak Siten Anak Ketiga, Hanya Dihadiri Keluarga Inti

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Rabu, 03 Feb 2021 18:47 WIB

Proses tedak siten cucu pertama Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni
Nadiem Makarim gelar upacara tedak siten untuk buah hatinya/ Foto: Instagram @nadiemmakarim

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim baru-baru ini telah menggelar acara tedak siten anak ketiganya. Mengingat pandemi masih berlangsung, Nadiem dan istrinya, Franka Franklin Makarim mengadakan acara tersebut secara tertutup.

Kabar bahagia ini disampaikan Nadiem Makarim melalui akun Instagram resminya pada Minggu (31/1/2021). Ia mengunggah beberapa foto yang menangkap momen prosesi si kecil di acara tedak siten.

Foto pertama menangkap momen ketika si kecil menaiki tangga (ondho) yang dalam tradisi Jawa bermakna kemantapan hati, tanggungjawab, dan tersirat harapan agar anak memiliki jalan hidup yang bahagia. Sementara, foto kedua ketika Nadiem disuapi salah satu sajian tedak siten oleh istri.

Hanya dihadiri keluarga inti dan orang tua, Nadiem Makarim mengaku persiapan semuanya dikerjakan sendiri. Meski dihadiri oleh sedikit orang, Nadiem merasa momennya begitu intim.

"Tedhak Siten kali ini sedikit berbeda karena dihadiri keluarga inti dan eyang saja, dan persiapan semua dikerjakan sendiri. Tapi jadi lebih intim malah rasanya," tulis Nadiem Makarim di Instagram-nya.

"Semoga anak kami senantiasa diberikan kekuatan dan bekal kebahagiaan di dalam hidupnya," tulis Nadiem Makarim.

Sekilas tentang upacara tedak siten, upacara ini merupakan salah satu tradisi yang bersifat ritual dalam masyarakat Jawa yang terkait dengan lingkaran kehidupan manusia. Mengutip laman Peta Budaya Kemendikbud, tradisi ini dilaksanakan pada saat seseorang anak (bayi) pertama kali menginjakkan kakinya ke tanah.

Sebagai sebuah tradisi, upacara ini bersifat anonim, artinya tidak dapat diketahui dengan pasti siapa yang pertama kali melaksanakan atau penciptanya. Namun yang jelas, bahwa tradisi ini telah berlangsung secara turun temurun dalam kehidupan masyarakat pendukungnya.

Baca kelanjutannya di halaman berikutnya ya, Bunda.


Tedak siten, tradisi Jawa yang sarat makna

Nadiem Makarim gelar upacara tedak siten untuk buah hatinya

Nadiem Makarim gelar upacara tedak siten untuk buah hatinya/ Foto: Instagram @nadiemmakarim

Tedak siten sendiri adalah bentuk pengharapan orang tua terhadap buah hatinya agar si anak kelak siap dan sukses menapaki kehidupan yang penuh dengan rintangan dan hambatan dengan bimbingan orang tuanya.

Selain itu, juga sebagai wujud penghormatan terhadap bumi yang merupakan sumber kesucian sekaligus sumber kehidupan yang memberi banyak hal dalam kehidupan manusia.

Upacara tedak siten biasanya dipandang sebagai sesuatu yang keramat sehingga tempat pelaksanaannya pun tidak dapat dilakukan di sebarang tempat, Bunda. Pada umumnya tempat pelaksanaannya di halaman rumah, sedangkan waktunya biasanya disesuaikan dengan weton (hari lahir) si anak.

Selain kedua orang tua bayi, upacara ini juga dihadiri oleh kakek nenek, dan para sesepuh sebagai tamu terhormat. Selain itu, juga mengundang saudara-saudara dekatnya.

Nah, tedak siten berasal dari dua kata, yaitu Tedhak yang berarti turun atau menapakkan kaki atau langkah, dan Siten yang berasal dari kata siti yang berarti tanah atau lemah. Dengan demikian, tedhak siten berarti turun (ke) tanah atau mudhun lemah.

Tedak siten adalah upacara adat yang berkaitan dengan daur hidup atau siklus kehidupan manusia (life cycle) pada masa seorang anak (bayi) mulai menginjakkan kakinya di tanah, yaitu ketika telah berumur tujuh lapan. Dalam perhitungan Jawa 1 lapan (selapan) sama dengan 35 hari.

Seperti apa pelaksanaannya? Baca kelanjutannya di halaman berikutnya.

Pelaksanaan tedak siten

Proses tedak siten cucu pertama Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni

Salah satu prosesi tedak siten/ Foto: Charolin Pebrianti

Untuk melakukan tradisi tedak siten ada aturannya. Selain yang disebutkan tadi, tedhak siten diperuntukkan bagi seorang anak (bayi) yang telah berusia tujuh lapan (7 x 35 hari) atau bayi berumur 8 bulan.

Oleh karena itu, pelaku upacara ini adalah orang tua atau keluarga dari bayi tersebut. Selain itu, juga para sesepuh dan saudara-saudara dekatnya.

Perlengkapan dan pelaksanannya enggak kalah menarik untuk dibahas. Ada jadah 7 warna itu disusun mulai dari warna gelap sampai warna terang. Hal ini menggambarkan bahwa masalah yang dihadapi si anak mulai dari yang berat sampai yang ringan, maksudnya seberat apapun masalahnya pasti ada titik terangnya atau ada penyelesaiannya.

Lalu ada jenang bluwok, nasi tumpeng dan ingkung pithik (ayam kampung utuh), jajanan pasar, tangga (ondho) dari tebu yang terdiri dari 7 anak tangga, kurungan ayam dan perlengkapannya serta kembang setaman.

Pelaksanaan upacara Tedhak Siten dapat dibagi menjadi tujuh (7) tahapan, yaitu:

1. Tetahan dan Menginjak Jadah tujuh warna
2. Naik dan turun tangga dari tebu Wulung
3. Ceker-ceker untuk berjalan di atas onggokan pasir
4. Masuk ke dalam kurungan
5. Menyebar Undhik-undhik(uang)
6. Dibersihkan dengan air siraman
7. Didandani dengan pakaian yang bersih


(aci/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda