Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Apa Itu MPASI Fortifikasi: Benarkah Berbahaya bagi Bayi?

Kinan   |   HaiBunda

Kamis, 20 May 2021 13:39 WIB

Ilustrasi MPASI
Ilustrasi apa itu MPASI?/ Foto: Getty Images/iStockphoto/NeoPhoto

Setelah bayi mencapai usia 6 bulan, pemenuhan gizi hariannya tak bisa didapat hanya dari air susu ibu (ASI) saja. Diperlukan makanan pendamping ASI untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisinya.

Nah, salah satu jenis makanan yang bisa Bunda pilih yakni MPASI fortifikasi. Namun demikian, MPASI fortifikasi kerap dianggap berbahaya karena tidak alami dan mengandung bahan pengawet. Tapi sebenarnya apa itu MPASI fortifikasi?

Mengenal tentang MPASI fortifikasi

Dikutip dari Healthline, fortifikasi adalah proses penambahan nutrisi yang tidak terdapat secara alami di dalam makanan. Jenis makanan ini dimaksudkan untuk meningkatkan nutrisi dan menambah manfaatnya bagi esehatan. 

Misalnya, susu sering kali diperkaya dengan vitamin D. Selain itu, kalsium juga dapat ditambahkan ke jus buah.

Salah satu jenis produk fortifikasi yakni MPASI untuk bayi. Hal ini dinilai penting karena umumnya bayi sangat rentan terhadap masalah kekurangan gizi. Tanpa tambahan vitamin dan mineral, sebagian bayi mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi harian. 

Misalnya karena faktor ekonomi atau lingkungan yang kurang memadai untuk menyiapkan makanan rumahan. Umumnya MPASI fortifikasi diperkaya dengan nutrisi penting bagi anak-anak, seperti zat besi, zinc dan vitamin B.

Kata IDAI tentang apa itu MPASI fortifikasi

Dikutip dari idai.or.id, MPASI fortifikasi dibuat berdasarkan ketentuan khusus yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). Ketentuan ini meliputi standar keamanan, higienitas dan kandungan nutrisi.

MPASI fortifikasi mengandung zat pengawet yang aman bagi bayi, dibuat dengan steril dan memiliki kandungan makro serta mikronutrien sesuai kebutuhan.

Sebenarnya, MPASI buatan sendiri di rumah alias homemade sebaiknya tetap menjadi pilihan utama MPASI. Sebab selain memiliki kekayaan tekstur dan aroma, kandungan zat gizinya lebih terjamin. 

"Keberagaman pangan saat bayi makan MPASI buatan sendiri juga akan memberikan pengalaman makan yang lebih kaya dan kemudahan dalam proses pembelajaran makan bayi selanjutnya," tulis dr Angga Wirahmadi, SpA, dalam situs IDAI.

Namun, pada kondisi MPASI buatan sendiri tidak bisa diberikan, disebutkan bahwa Bunda tidak perlu lagi takut untuk memberikan MPASI fortifikasi atau komersial.

ilustrasi mpasiIlustrasi apa itu MPASI?/ Foto: iStock

Nutrisi harian yang dibutuhkan bayi 6 bulan

Dilansir UNICEF, saat bayi memasuki usia 6 bulan, ia baru belajar mengunyah. Maka dari itu, makanan pertamanya harus lembut agar mudah ditelan, seperti bubur atau buah dan sayuran yang dihaluskan dengan baik. 

Beri makan bayi ketika ia sudah memberi tanda bahwa lapar, salah satunya seperti memasukkan tangan ke mulut. Di usia 6 bulan, perutnya masih kecil sehingga ia hanya bisa makan dalam jumlah sedikit setiap kali makan.

Rasa makanan baru mungkin akan mengejutkan si Kecil. Beri ia waktu untuk terbiasa dengan makanan dan rasa baru ini. Bersabarlah dan jangan memaksa bayi untuk makan. Perhatikan tanda-tanda bahwa ia sudah kenyang dan berhentilah memberinya makan.

Ingat, bayi 6 bulan sudah bisa makan apa saja kecuali madu, yang baru boleh diberikan setelah usia 1 tahun. Untuk menu camilan, Bunda bisa memberikan menu seperti buah tumbuk di antara waktu makan. 

Makanan untuk bayi harus kaya energi dan nutrisi. Selain biji-bijian dan sumber karbohidrat lainnya seperti kentang, pastikan bayi mengonsumsi sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.

Tambahkan sedikit minyak atau lemak yang kaya energi, serta tak lupa protein hewani (susu, telur, daging, ikan, dan unggas) setiap hari. Makan berbagai makanan setiap hari memberi bayi kesempatan untuk mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan.

Bahan makanan pilihan untuk membuat MPASI rumahan

Saat menyiapkan sendiri MPASI di rumah untuk si Kecil, perhatikan pemilihan komponen bahan makanan yang digunakan. Terutama untuk memenuhi kebutuhan zat besi bayi. 

Menurut IDAI, nutrien yang paling tidak terpenuhi kebutuhannya setelah usia 6 bulan adalah zat besi (Fe). Maka dari itu, pilihan utama bahan makanan MPASI adalah sumber nutrisi tersebut. Salah satunya daging sapi.

Selain itu, makanan padat pertama yang terbaik adalah yang terbuat dari beras. Sebab beras merupakan bahan makanan yang paling hipoalergenik sehingga kemungkinan terjadinya reaksi simpang paling minim.

Supaya MPASI bayi tetap memenuhi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien, pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi. 

Selain karbohidrat dan lemak, makanan yang mengandung protein hewani juga harus diberikan. Misalnya daging sapi, daging ayam dan ikan.

(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda