Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Catat Bunda, Ini Pedoman Pemberian MPASI dari IDAI

Kinan   |   HaiBunda

Selasa, 13 Apr 2021 20:30 WIB

Ilustrasi MPASI, anak makan
Ilustrasi MPASI/ Foto: Getty Images/iStockphoto/NeoPhoto

Dalam memberikan makanan pendamping ASI atau MPASI, Bunda harus benar-benar memerhatikan kebutuhan bayi supaya tumbuh kembangnya tetap optimal. Seperti apa pedoman pemberian MPASI dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)?

Dikutip dari situs resmi IDAI, pada umumnya setelah memasuki usia 6 bulan, kebutuhan nutrisi bayi baik makronutrien maupun mikronutrien tidak dapat terpenuhi hanya oleh ASI. Di sinilah peran MPASI menjadi sangat penting, Bunda.

Memulai pemberian MPASI yang tepat pun akan jadi sangat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang bayi. 

Periode ini dikenal pula sebagai masa penyapihan (weaning), yang merupakan suatu proses dimulainya pemberian makanan khusus selain ASI secara bertahap. Pemberian makanan ini diperhatikan mulai dari jenis, jumlah, frekuensi, tekstur dan konsistensinya.

Masa peralihan ini berlangsung antara usia 6 bulan sampai 23 bulan, yang merupakan masa rawan bagi proses tumbuh kembang anak. 

Apabila dalam periode ini anak tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan, baik kualitas maupun kuantitasnya, risikonya dapat terjadi malnutrisi.

Ciri-ciri bayi siap mendapatkan MPASI

MPASI dapat mulai diberikan jika si Kecil mulai menunjukkan tanda siap makan. Periode waktu pemberian awal MPASI menurut IDAI ditunjukkan dengan kesiapan fisik dan psikologis. Apa itu?

Kesiapan fisik

Pada tahap siap makan (rata-rata di usia 6 bulan), bayi akan menunjukkan tanda-tanda kesiapan fisik yakni siap untuk menerima makanan selain ASI. Kesiapan tersebut salah satunya refleks ekstrusi alias menjulurkan lidah telah sangat berkurang atau sudah menghilang sama sekali.

Bayi juga harus mampu menahan kepala tetap tegak, duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan, dan mampu menjaga keseimbangan badan ketika tangannya meraih benda di dekatnya.

Kesiapan psikologis

Dari segi psikologis, bayi siap makan ditunjukkan dengan sikap lebih mandiri dan eksploratif. Umumya tanda siap makan ini juga ditunjukkan dengan penasaran terhadap makanan, membuka mulut saat diarahkan sendok, dan menunjukkan rasa lapar atau kenyang dengan menggerakkan tubuh.

Bahan makanan yang sebaiknya digunakan untuk membuat MPASI

Selain mengamati tanda-tanda siap makan, Bunda juga perlu memerhatikan komponen bahan makanan yang digunakan. Salah satunya memenuhi kebutuhan zat besi si Kecil.

Menurut IDAI, mengingat nutrien yang paling tidak terpenuhi kebutuhannya setelah usia 6 bulan adalah zat besi (Fe), maka pilihan utama MPASI adalah sumber nutrisi tersebut. Salah satunya daging sapi.

Selain itu, makanan padat pertama yang terbaik adalah yang terbuat dari beras. Sebab beras merupakan bahan makanan yang paling hipoalergenik sehingga kemungkinan terjadinya reaksi simpang paling minim.

MPASI dapat dibuat homemade alias dimasak sendiri, terutama dengan memerhatikan jenis dan variasi bahan makanan yang digunakan. Ini supaya MPASI bayi tetap memenuhi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien. 

Pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi. Selain karbohidrat dan lemak, makanan yang mengandung protein hewani juga harus diberikan. Misalnya daging sapi, daging ayam dan ikan.

Perhatikan pemilihan tekstur MPASI

Pada awal pemberian MPASI, mulailah dengan makanan lumat dengan konsistensi halus/saring yang encer. Tekstur ini secara bertahap dapat dibuat menjadi lebih kental. 

IDAI menyebutkan bahwa semangkuk bubur yang encer akan mengandung kalori dan zat gizi yang lebih sedikit, jika dibandingkan semangkuk bubur kental untuk volume yang sama.

Tahapan tekstur MPASI setelah bubur saring dan encer dapat dinaikkan menjadi bubur kasar tidak disaring, finger food, makanan lunak dengan lauk cincang, dan terakhir makanan keluarga.

Tips pemberian MPASI yang lancar pada bayi

Agar pemberian MPASI pada bayi bisa lancar dan tetap memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya, ada beberapa hal yang perlu diterapkan Bunda, yaitu:

  • Buat jadwal makan teratur
  • Jangan menyerah, pengenalan makanan membutuhkan setidaknya 10-15 kali mencoba
  • Jangan memaksa anak makan
  • Perhatikan tanda lapar dan kenyang
  • Kebersihan dalam mengolah, menyiapkan dan memberikan MPASI sangat penting

Fakta dan mitos seputar pemberian MPASI

Beberapa fakta dan mitos yang perlu Bunda pahami selama pemberian MPASI yakni:

1. Mitos: Berikan sumber karbohidrat saja, tunda pemberian daging sampai usia 8-10 bulan. Tunda pemberian ikan, telur sampai usia 1 tahun.
Fakta: Tidak ada urutan tertentu dalam pemberian MPASI. Karbohidrat, protein (daging, ayam, telur, dan ikan), sayuran, dan buah-buahan dapat diberikan sejak usia 6 bulan. 

2. Mitos: Hati merupakan organ yang mengandung racun, sehingga tidak boleh diberikan pada bayi.
Fakta: Hati aman diberikan pada bayi, bahkan mengandung zat besi yang dibutuhkan oleh bayi.

3. Mitos: Sayur perlu diberikan terlebih dahulu, baru kemudian buah.
Fakta: Sayur dan buah dapat dikenalkan secara bersamaan. Tidak ada bukti ilmiah bahwa pengenalan buah lebih dahulu mempersulit penerimaan sayur.

4. Mitos: Hindari menaikkan tekstur makanan jika anak belum tumbuh gigi.
Fakta: Tiap anak memiliki periode emas untuk belajar makan, seperti belajar mengunyah dan menelan. Jika periode ini terlewatkan, dikhawatirkan anak berisiko mengalami gangguan kemampuan makan. Anak dapat mengolah makanan lunak tanpa gigi.

5. Mitos: MPASI tidak boleh diberikan gula dan garam sama sekali
Fakta: Di bawah usia 1 tahun, anak sebaiknya diberikan gula dan garam sesedikit mungkin. MPASI boleh diberikan gula dan garam jika dengan pemberiannya dapat membuat anak mau makan.

Demikian ulasan tentang pedoman pemberian MPASI menurut IDAI. Sudah tepatkah metode Bunda?

(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda