Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Manfaat Vitamin D untuk Anak Selama Masa Pandemi COVID-19

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 29 Jul 2021 17:21 WIB

young girl being given childrens supplements or vitamin by her mother
Manfaat Vitamin D untuk Anak Selama Masa Pandemi COVID-19/ Foto: iStock
Jakarta -

Vitamin D dapat membantu tubuh Si Kecil untuk menyerap dan mengatur kalsium dengan tepat. Vitamin D penting untuk menjaga kesehatan tulang, Bunda.

"Fungsi utama vitamin D adalah kesehatan tulang. Vitamin ini bertindak seperti pengawas yang memastikan tubuh cukup kalsium dan fosfor untuk tulang kuat," kata Sarah E. Barlow, M.D., ahli gastroenterologi pediatrik di UT Southwestern, dilansir Childrens.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa vitamin ini juga bisa meningkatkan kekebalan tubuh Si Kecil, Bunda. Baru-baru ini, penelitian menemukan peran vitamin D untuk mengurangi risiko penyakit akibat COVID-19.

Sumber vitamin D

Sumber vitamin D ada di sinar matahari ya, Bunda. Kulit kita secara alami akan memproduksi vitamin D saat terkena sinar matahari.

Kebanyakan orang bisa mendapatkan jumlah vitamin D yang tepat dengan berjemur di bawah sinar matahari selama 10 sampai 15 menit. Terlalu lama berjemur atau terpapar sinar matahari bisa berdampak buruk bagi anak, seperti meningkatkan risiko kanker kulit di kemudian hari.

Selain sinar matahari, sumber vitamin D juga bisa didapatkan dari makanan tertentu. Dikutip dari Healthline, berikut 3 sumber makanan yang mengandung vitamin D:

1. Ikan salmon

Ikan salmon merupakan sumber vitamin D yang baik untuk kesehatan anak. Menurut United States Department of Agriculture (USDA), satu porsi ikan salmon (100 gram) yang dibudidayakan mengandung 526 IU (International Unit) atau 66 persen dari kebutuhan harian.

Kandungan vitamin D akan berbeda pada setiap jenis ikan salmon. Namun, kandungan vitamin ini umumnya cenderung cukup tinggi.

2. Jamur

Jamur adalah salah satu sumber makanan yang kaya vitamin D. Seperti manusia, jamur juga dapat mensistensis vitamin D saat terpapar sinar matahari.

Jamur biasanya menghasilkan vitamin D2, Bunda. Beberapa varietas jamur mengandung vitamin D hingga 2.300 IU per porsi (100 gram). Kandungan tinggi vitamin ini sulit didapat pada jamur yang tidak terpapar sinar matahari.

3. Makanan yang difortifikasi

Sumber vitamin D di makanan memang cukup terbatas ya, Bunda. Selain bahan makanan, vitamin ini juga bisa didapatkan dari produk makanan yang difortifikasi lho.

Salah satu makanan ini adalah sereal dan oatmeal. Banyak produk sereal mengandung vitamin D dalam kadar yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan harian Si Kecil.

Setengah cangkir sereal (78 gram) biasanya mengandung vitamin D sekitar 54 sampai 136 IU atau 17 persen kebutuhan harian. Kandungan vitamin D juga bisa ditambah dengan konsumsi susu sapi atau susu kedelai yang difortifikasi.

Tanda anak kekurangan vitamin D

Anak-anak kekurangan vitamin D umumnya jarang menunjukkan gejala, Bunda. Gejala yang mungkin dialami adalah anak menjadi mudah lelah dan sering mengeluh nyeri tulang atau otot.

Dalam kasus yang parah, anak bisa rentan mengalami patah tulang dan mengembangkan penyakit rickets. Kulit juga bisa menjadi lebih gelap karena kekurangan vitamin D.

Jika Bunda merasa Si Kecil tidak mendapatkan cukup vitamin D, maka segera konsultasikan ke dokter. Pemeriksaan dengan tes darah bisa dilakukan untuk mengetahui kondisi atau kadar vitamin D dalam tubuh.

Young mum giving her little daughter the medicineIlustrasi Anak Minum Vitamin/ Foto: iStock

Vitamin D dan COVID-19

Studi terbaru yang diterbitkan dalam JAMA Network Open tahun 2020 meneliti hubungan antara kekurangan vitamin D dan risiko COVID-19. Studi ini menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang cukup dapat mengurangi kemungkinan seseorang mengembangkan infeksi COVID-19.

"Studi ini meneliti pasien yang dites positif COVID-19 dan kemudian melihat ke belakang, apakah mereka telah didiagnosis kekurangan vitamin D dalam 12 bulan sebelumnya," kata Barlow.

"Ditemukan bahwa pasien yang memiliki kadar vitamin D yang rendah, lebih mungkin untuk memiliki tes COVID-19 yang positif. Tidak sepenuhnya jelas mengapa, tetapi mungkin kadar vitamin D yang rendah bukan penyebab kerentanan virus melainkan penanda masalah kesehatan mendasar lainnya."

Hingga kini, studi lain tentang hubungan vitamin D dan COVID-19 masih diteliti. Meski begitu, vitamin D secara khusus telah terbukti bisa menjaga kesehatan anak, Bunda.

"Anak-anak membutuhkan vitamin D. Vitamin ini memainkan peran penting dalam mengatur pembentukan tulang dan memastikan jumlah kalsium yang tepat untuk membangun tulang kuat. Tapi, tentu saja vitamin ini sangat penting untuk pertumbuhan anak," ujar Barlow.

Suplemen dan dosis vitamin D untuk anak

Untuk mendapatkan vitamin D yang cukup, anak-anak mungkin bisa mengonsumsi suplemen tambahan. Produk vitamin ini sering diberi label vitamin D3.

Suplemen vitamin D untuk anak biasanya dijual dalam bentuk pil, tablet kunyah, atau tetes. Sebelum memberikan anak suplemen, Bunda perlu konsultasikan ke dokter dulu ya.

Selama masa pandemi ini, pemberian vitamin D tambahan mungkin juga dibutuhkan anak-anak yang sehat. Tujuannya ialah untuk menjaga daya tahan tubuh agar terlindungi dari COVID-19.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A (K) FAAP, merekomendasikan pemberian vitamin D dan C untuk anak yang sehat. Selain kedua vitamin ini, Ayah dan Bunda sebaiknya konsultasikan ke dokter bila ingin memberikan vitamin lainnya ya.

"Anak sehat itu direkomendasikan saat ini adalah vitamin D. Karena ini sangat sulit dan hanya bisa didapat dari sinar matahari, untuk bayi baru lahir boleh diberikan 400 IU vitamin D atau satu tetes. Tapi kalau toh kita memberikan dua tetes, itu cukup aman. Jadi masing-masing negara memberikan rekomendasi berbeda," kata Aman Pulungan, dikutip dari Instagram @rscm.kencana, Kamis (29/7/21).

National Institutes of Health (NIH) merekomendasikan dosis anak mendapatkan vitamin D, yakni:

  • Bayi harus menerima setidaknya 400 IU vitamin D setiap hari sejak lahir hingga berusia 12 bulan.
  • Anak-anak usia 1 hingga 18 tahun harus mendapatkan 600 IU vitamin D setiap hari.
(ank/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda