HaiBunda

PARENTING

3 Cara Optimalkan Perkembangan Anak Usia Dini, Penting di 3 Tahun Pertama

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Selasa, 03 Aug 2021 11:51 WIB
3 Cara Optimalkan Perkembangan Anak Usia Dini/ Foto: iStock
Jakarta -

Mengoptimalkan perkembangan anak sejak dini begitu penting, Bunda. Intervensi, nutrisi, dan stimulasi perkembangan yang kita berikan sejak dini ke buah hati akan menentukan bagaimana anak saat dewasa kelak.

Menurut UNICEF, lebih dari 80 persen otak anak dibentuk sampai berusia 3 tahun. Setiap 15 menit otak anak akan membangun ribuan koneksi dari aktivitas yang dilakukannya dan 75 persen terbentuk dari makanan yang dikonsumsinya.

Perkembangan anak usia dini didefinisikan sebagai periode kehidupan anak dari lahir sampai memasuki usia sekolah dasar. Selama periode usia ini, orang tua diharapkan bisa mengoptimalkan perkembangan anaknya.


"Setiap kali orang tua berbicara kepada seorang anak, itu bisa memicu sesuatu dalam diri anak dan ini adalah rangsangan. Kemudian ini akan membentuk koneksi otak," kata ahli saraf dan penasihat senior UNICEF, Dr Pia Rebello Britto.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan 3 cara mengoptimalkan perkembangan anak usia dini, yakni:

1. Perawatan yang responsif

Semua anak harus mendapatkan perawatan responsif selama 3 tahun pertama kehidupannya. Dalam hal ini, orang tua dan pengasuh lainnya perlu didukung untuk melakukan upaya mengoptimalkan perkembangan anak usia dini tersebut.

Perawatan yang responsif ini mengacu pada kemampuan pengasuh dalam memerhatikan, memahami, dan menanggapi sinyal yang diberikan anak secara tepat dan sesuai. Ini menjadi dasar untuk kesehatan, nutrisi, pembelajaran awal, keselamatan, dan keamanan anak, Bunda.

2. Melakukan pembelajaran dini

Semua anak harus memiliki kegiatan belajar sejak dini dengan orang tua dan pengasuh lainnya selama 3 tahun pertama kehidupan.

Pembelajaran dini dimulai ketika anak menggunakan panca indranya, menggerakkan tubuh, mendengar, menggunakan bahasa, berinteraksi dengan orang lain, serta bereksplorasi menjelajahi objek yang berbeda. Nah, kesempatan untuk belajar sejak ini hadir dalam kehidupan buah hati sehari-hari ya.

3. Menggabungkan intervensi pengasuhan dan gizi anak

Dukungan untuk merawat anak secara responsif dan pembelajaran dini harus dimasukkan sebagai bagian dari intervensi untuk pemberian nutrisi yang optimal dari anak.

Intervensi ini mengacu pada lingkungan yang stabil, peka terhadap kebutuhan, kesehatan, dan gizi anak. Termasuk dalam memberikan perlindungan dari ancaman, kesempatan belajar sejak dini serta interaksi responsif yang mendukung anak secara emosional agar terangsang perkembangannya.

Selain ketiga hal di atas, WHO juga merujuk pada rekomendasi untuk mendukung kesehatan mental ibu. Intervensi psikososial untuk mendukung kesehatan mental ini harus diintegrasikan ke dalam kesehatan dan perkembangan anak usia dini.

"Studi menunjukkan bahwa kesehatan dan perkembangan anak adalah hasil dari kesehatan mental ibunya," tulis WHO, dikutip dari laman resminya.

Ibu dan bayi/ Foto: iStock

Nutrisi untuk perkembangan anak usia dini

Nutrisi anak usia dini dapat memengaruhi perkembangannya, Bunda. Dalam ulasan WHO, dijelaskan bahwa nutrisi yang cukup selama masa kanak-kanak sangat penting untuk memastikan pertumbuhan, kesehatan, dan perkembangan anak secara maksimal.

Gizi buruk dapat meningkatkan risiko penyakit dan bertanggung jawab secara langsung dan tidak langsung atas kematian anak. Nutrisi tidak tepat juga dapat menyebabkan obesitas pada anak, masalah kesehatan yang terjadi di banyak negara.

Kekurangan nutrisi sejak dini juga terkait dengan gangguan pertumbuhan dan kesehatan anak jangka panjang. Malnutrisi selama 2 tahun pertama kehidupan anak bisa menyebabkan stunting.

"Ada bukti yang menunjukkan bahwa orang dewasa yang mengalami gizi buruk saat masa kanak-kanak akan mengalami gangguan kinerja intelektual. Kapasitas secara fisik pun bisa menurun ketika mereka bekerja. Sementara jika wanita kekurangan gizi saat masa kanak-kanak, maka sistem reproduksi mereka akan terpengaruh dan mungkin bisa melahirkan bayi dengan berat badan lahir redah," ujar tim penulis.

Dua tahun pertama kehidupan anak menjadi untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangannya tepat melalui pemberian makan yang optimal, Bunda. Berdasarkan bukti efektivitas intervensi, pencapaian cakupan universal pemberian ASI yang optimal dapat mencegah 13 persen kematian pada anak di bawah usia 5 tahun secara global. Sementara praktik pemberian makanan pendamping (MPASI) yang tepat akan mengurangi angka kematian tambahan pada balita sebesar 6 persen.

WHO dan UNICEF merekomendasikan pemberian makan optimal pada anak dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Setelah itu, anak bisa mendapatkan MPASI dan terus menyusu hingga usia 2 tahun atau lebih.

Rekomendasi ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak sesuai kondisinya, misalnya bayi prematur atau dengan berat badan lahir rendah, serta anak dengan gizi buruk dan berada dalam situasi darurat.

Stimulasi untuk perkembangan anak usia dini

Stimulasi yang tepat harus menyesuaikan usia anak. Untuk itu, Bunda mungkin perlu observasi sebelum memberikan stimulasi.

Di tiga tahun pertama kehidupan buah hati, Bunda bisa memberikan stimulasi berupa sentuhan nih. Stimulasi bisa berupa memeluk anak, memijat bayi, atau m

Menurut penelitian UCLA, sentuhan dapat membantu perkembangan bagian amigdala (bagian otak yang mengatur emosi, memori dan aktivasi saraf simpatis). Sementara, menurut penelitian di NICHD (National Institute of Child Health and Human Development (NICHD), sentuhan bisa mengintegrasikan otak kecil dan otak area prefrontal.

Stimulasi sentuhan ini bisa dilakukan sejak dini dan dalam jangka waktu lama. Praktik stimulasi ini bisa melibatkan orang tua, kakak, saudara, atau lingkungan di sekitar anak ya, Bunda.

"Stimulasi sebaiknya melibatkan orang tua, kakak, saudara, atau lingkungan sekitar. Namun, paling penting adalah stimulasi ibu. Menurut penelitian, stimulasi dari ibu lebih baik dari ayah," kata dokter spesialis saraf anak, dr. Herbowo Soetomenggolo, Sp.A(K), dalam Media Gathering beberapa waktu lalu.

Selain sentuhan, stimulasi untuk perkembangan anak usia dini dapat mencakup aktivitas bermain. Ajak anak bermain permainan sesuai usia dengan mengajak teman seusianya agar perkembangan sosialnya pun ikut terstimulasi.

(ank/ank)

Simak video di bawah ini, Bun:

Ketahui Cara Benar Memandikan Bayi, Begini Tutorialnya!

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini

Mom's Life Amira Salsabila

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

Mom's Life dr. Bonita Effendi, Sp. P.D, BMedSc, M.Epid

Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi

Kehamilan Pritadanes

Potret Luna Maya & Maxime Bouttier Hadiri Pernikahan Sahabat di Italia

Mom's Life Amira Salsabila

Cerita Aline Adita Akhirnya Berhasil Hamil setelah 7 Th Jalani Promil

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Potret Jo Yuri, Pemeran Player 222 di Squid Game yang Aslinya Mantan Member Girlgroup

Terpopuler: Deretan Artis Indonesia Ganti Profesi saat Pindah ke Luar Negeri

Curhat Inul Daratista Usai Kabarkan Adam Suseno Sudah Boleh Pulang dari RS

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK