Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cerita Jevier Justin & Istri saat Anak Alami Cerebral Palsy, Sempat Menyangkal Tak Terima

Annisa Afani   |   HaiBunda

Sabtu, 28 Aug 2021 17:36 WIB

Jevier Justin
Jevier Justin dan istri/Foto: Instagram @jevierjustin

Setiap orang tua pastinya ingin memiliki anak sehat ya, Bunda. Akan tetapi, presenter Jevier Justin dan sang istri, Tiffany Orie mengalami hal sebaliknya.

Pasangan tersebut belum lama ini membagikan kisah terkait putri pertamanya, Shannuel Favory Justin. Gadis cantik itu mengidap Cerebral palsy sejak ia dilahirkan.

Kejadian ini tentu membuat keduanya terkejut. Apalagi, Jevier dan Tiffany mengatakan bahwa selama masa kehamilan, semua berjalan normal tanpa adanya masalah apapun.

Semua berawal di meja persalinan. Usai Shanneul keluar dari rahim, bayi kecil itu tak menangis dan hanya tampak lemas.

"Ketika lahir dia enggak menangis," tutur Javier, dikuti dari channel YouTube TRANS TV Official pada Jumat (27/8/2021).

Saat itu Shanneul yang langsung dibawa ke pelukan Tiffany tampak tak memberikan reaksi apa-apa. Secara kasat mata, pria kelahiran Medan itu ungkap bahwa anaknya terlihat seperti tak lagi bernyawa.

"Saat dipeluk Tiffany mau inisiasi menyusui dini, Shannuel itu lahir sudah kayak lemas gitu, pingsan. Kalau secara kasat mata sudah tak bernyawa," ungkap presenter tersebut.

Perkembangan Janin Usia 2 Bulan

Langsung saja, Shanneul kemudian mendapatkan beragam tindakan medis. Ia distimulus dengan berbagai hal untuk membuatnya menangis dan mengeluarkan suara.

"Langsung (tindakan medis) ditusuk, dibalik, dipukul, tapi tetap enggak ada suara," lanjutnya.

Kala itu, dokter yang menangani Shanneul ingin mencoba untuk melakukan berbagai tes. Akan tetapi, pasangan tersebut memilih untuk membawa buah hatinya pulang karena tak tega dengan hal-hal yang akan dilakukan.

"Ketika keluar dari rumah sakit kan harus tanda tangan surat bahwa kita keluar. Karena dokter tuh mau MRI ketika itu," ujar Jevier.

"Bayi umur 1 hari mau dimasukin obat bius untuk MRI, enggak tega. Kami melihat 'Ah ini cuma lemas saja'. Kami bisa lah gitu, bawa pulang," sambungnya.

Tiffany kemudian angkat suara, Bunda. Katanya, dokter pernah menduga beberapa alasan penyebab anaknya mengalami hal tersebut. Ia diduga pernah konsumsi obat-obatan terlarang sebelum menikah atau hamil.

"Shannuel itu lahir benar-benar lemas jadi enggak nangis. Kemudian dokter sempat bawa ke NICU."

"Dokter sampai curigai kami, mungkin dia sudah mau ngomong. Kayaknya ini tapi enggak ngomong."

"Sampai dia nanya, dulu pas sebelum menikah pernah konsumsi obat-obatan terlarang enggak?" sambung Tiffany.

Bukan karena apa-apa, Javier ungkap bahwa Shanneul juga alami hal-hal lain. Di antaranya tak bisa tidur dan kerap alami kejang-kejang.

"Karena anak ini enggak bisa tidur, dia selalu kejang, dia ada gerakan repetitif selalu meninju dirinya sendiri," ungkapnya.

"Makanya dokter curiga ibunya konsumsi obat terlarang, jadi kayak bayinya sakau, gitu," sambung Tiffany.

Dalam kesempatan yang sama, Javier ungkap bahwa putrinya itu tak pernah mengeluarkan suara selama berada di bawah pengawasan di rumah. Hingga pada akhirnya, suara pertama yang terdengar berupa rintihan.

"Pertama kali itu bukan tangisan yang keluar tapi lebih ke rintihan. Rintihan pertama yang dia keluarkan itu setelah 40 hari baru baby ini mengeluarkan suara," tuturnya.

Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

Bunda, tonton juga lima perkembangan janin dalam video berikut yuk:

[Gambas:Video Haibunda]


SHANNEUL ALAMI KETERLAMBATAN DAN HAL TAK NORMAL

Jevier Justin

Jevier Justin dan Shanneul/Foto: Instagram @jevierjustin

Jevier dan Tiffany pun buka suara mengapa keduanya tak rela membiarkan dokter lakukan tindakan saat melahirkan Shanneul, Bunda. Katanya, dokter yang menangani kala itu juga belum paham dengan apa yang terjadi pada putri mereka.

"Karena dokter suruh tindakan itu, tapi dia juga enggak tahu ini kenapa. Dokter belum tahu apa, penyebabnya apa, ya kami mikirinya ini coba-coba," kata Javier.

Selama di rumah, Shanneul diungkap keduanya seperti biasa saja, Bunda. Beberapa kali anaknya tersebut diketahui tak bisa kontak mata saat menyusu, tak merespon suara dan cahaya, namun mereka anggap hal tersebut masih biasa walau diiringi rasa khawatir.

Hingga pada akhirnya, barulah Javier dan Tiffany melihat ada yang tidak benar pada anaknya. Putrinya itu mengalami keterlambatan pertumbuhan.

"Shanneul juga tanpa konsumsi obat, dia baik-baik dan normal. Beberapa bulan setelahnya, terlihat perkembangannya terlambat, baru kami cek ke dokter. Anak lain sudah bisa bolak-balik, Shanneul belum," ujar Tiffany.

"Saat menyusu, dia juga enggak bisa eye contact, dikagetin bunyi pintu keras enggak respon, pas dibawa berjemur dia juga enggak silau," ungkap Tiffany.

Hingga pada akhirnya, di bulan keenam keduanya pun mencoba untuk melakukan pemeriksaan. Terlebih lagi, Tiffany sendiri sudah mendapat banyak dugaan dari followers yang mengatakan anaknya mengalami hal tak normal.

Tiffany akui, ia dan sang suami selama ini selalu menyangkal hal-hal yang terlihat pada anaknya. Mereka menganggap apa yang terjadi normal dan tak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Setelah 6 bulan mungkin jadi begitu banyak orang yang jadi DM gitu, kan aku posting saja namanya kita punya anak."

"Pokoknya, kami dengan delay (keterlambatan) tuh denial, 'Enggak ada apa-apa'. Ya biasalah orang tua baru."

"Kekhawatiran itu sebetulnya ada di hati ya aja. Terus akhirnya kami putuskan coba ke dokter saraf," sambungnya.

Enggak hanya itu, Tiffany juga ungkap bahwa penyangkalan yang mereka lakukan itu sebagai bentuk ketakutan. Mereka awalnya tak siap menerima kenyataan apa yang anak mereka alami.

"Selama ini kami sebenarnya takut, enggak mau menerima kenyataan," kata Tiffany.

Simak kelanjutannya di halaman berikut, Bunda.

DIVONIS CEREBRAL PALSY

Jevier Justin

Jevier Justin bersama keluarga/Foto: Instagram @jevierjustin

Tiba di saat pemeriksaan, keduanya lantas mendapat vonis bawah Shanneul alami cerebral palsy. "Kita tanya ke dokter saraf, vonis pertamanya cerebral palsy, seperti brain damage atau kerusakan otak," tutur Javier.

Awalnya, Javier sendiri masih positif thinking kala anaknya divonis hal tersebut. Ia bahkan berekpektasi putrinya masih bisa beraktivitas seperti biasa dan mendapat pendidikan tinggi.

"Jadi ketika dokter awal vonis cerebral palsy, sebagai papa aku bilang 'Oke deh kalau gitu, minimal S1 masih bisa dong?'. Dokternya ketawa dan bilang 'Bapak enggak usah muluk-muluk deh, anak bapak bisa ke toilet sendiri saja itu sudah puji Tuhan'. Bayangkan," kenang Javier.

Ditanya soal keikhlasan, Javier dan Tiffany mengatakan bahwa kehadiran Shanneul justru menjadi keberuntungan bagi keduanya. Walau tidak normal, gadis tersebut justru menjadi titik balik kehidupan Javier dan membuatnya menjadi lebih baik.

"Karena bagi kami bukan bukan Shanneul yang beruntung dapat kami sebagai orang tua tapi kami beruntung bisa menjadi orang tuanya."

"Jujur anak ini yang membuat aku berubah. Kalau misalnya enggak ada anak ini yang mungkin aku masih happy-happy saja belum merasa kayak peringatan."

"Jadi mungkin hidup gua masih acakadut masih ke mana-mana gitu. Tapi sejak ada Shanneul baru mengerti pentingnya keluarga pentingnya prioritas," tutur Javier. 


(AFN/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda