Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

3 Kunci Mencegah Stunting Pada Anak, Jangan Telat Tidur Bun!

Annisa A   |   HaiBunda

Jumat, 15 Oct 2021 20:00 WIB

Three years old child crying in bed. Sad boy on pillow in bedroom
Ilustrasi Anak Tidur / Foto: Getty Images/iStockphoto/LeManna

Stunting masih menjadi masalah kesehatan anak di Indonesia. Data Survei Status Gizi Balita 2019 mengungkapkan, 1 dari 4 anak mengalami stunting akibat masalah nutrisi. Penyebabnya bukan cuma kurang gizi saja lho, Bunda.

Stunting merupakan kondisi di mana anak mengalami gagal tumbuh sehingga menyebabkan mereka tampak lebih kecil dan pendek dari anak seusianya.

Menurut Dokter Anak Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolis RSUP Fatmawati, Dr. dr. Lanny C. Gultom, Sp.A(K), stunting dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak dari segi fisik dan kognitif.

"Dalam jangka pendek, stunting bisa meningkatkan angka kematian dan anak yang sakit semakin tinggi. Sementara itu dalam jangka panajng, turunnya kemampuan kognitif anak dapat menurunkan performa belajar mereka turun sehingga kualitas SDM anak jadi buruk," papar dr Lanny di webinar Peluncuran PediaSure Formula Baru, Kamis (14/10/21).

Selain menjaga kecukupan gizi di masa kehamilan, periode 1000 hari pertama anak merupakan momen penting untuk mencegah stunting. Pencegahan stunting berlanjut ke periode menyusui, pemberian MPASI, hingga usia balita.

Mencegah stunting sebenarnya tak sulit dilakukan. Hanya saja, dibutuhkan kedisiplinan orang tua dalam memantau tumbuh kembang Si Kecil. Tak cuma makanan sehat, berikut ini 3 kunci mencegah stunting pada anak:

1. Menjaga jam tidur anak

Sering dianggap sepele, jam tidur anak ternyata memegang peran penting dalam mencegah terjadinya stunting. Banyak anak yang sulit tidur karena terlalu asyik bermain. Nah, jangan sampai Si Kecil tidur di atas jam 11 malam ya, Bunda.

Anak seharusnya sudah tidur pada sekitar pukul 9 atau 10 malam. Pasalnya, hormon pertumbuhan baru akan terbentuk pada pukul 11 malam sampai 2 pagi apabila anak sudah tidur.

"IGF-1 adalah salah satu hormon pertumbuhan yang merangsang perpanjangan tulang. Sekresi hormon ini terjadi pada pukul 11 malam hingga 2 pagi. Namun sekresinya harus dirangsang dengan cara tidur terlebih dahulu," paparnya.

Apabila anak kesulitan tidur, Bunda dapat membantunya dengan menciptakan ruang tidur yang nyaman. Bunda juga dapat menemani Si Kecil hingga terlelap. Namun, jangan gunakan gadget sebagai alat bantu untuk membuat mereka mengantuk.

Selain tidur yang cukup, ada juga dua hal penting yang mampu mencegah stunting pada anak. Baca di halaman berikutnya, Bunda.

Saksikan juga video tips pemberian MPASI saat Si Kecil sakit:

[Gambas:Video Haibunda]

NUTRISI DAN TUMBUH KEMBANG

healthy fresh mixed fruits on white wooden table

Ilustrasi Makanan Bernutrisi / Foto: Getty Images/iStockphoto/SherSor

2. Asupan nutrisi

Tanpa asupan nutrisi yang cukup, hormon pertumbuhan akan sulit terbentuk secara alami. Pastikan untuk memberi makanan bergizi seimbang untuk Si Kecil, Bunda.

Anak harus diberi gizi yang baik pada 1000 hari pertama kehidupan, mulai dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari kehidupan pertama sejak bayi dilahirkan. Selain ASI, salah satu nutrisi yang berperan penting dalam tumbuh kembang anak adalah protein hewani.

Protein hewani dapat diperoleh dari tiga jenis sumber, yaitu ikan, ayam, atau daging merah. Konsumsi ketiganya dapat mendorong pertumbuhan anak dengan lebih optimal.

"Konsumsi minimal 1 jenis protein hewani akan mengurangi resiko stunting sebanyak 3,7 kali. Apabila mengonsumsi 2 jenis, akan mengurangi resiko 5,7 kali, dan 6,1 kali dengan konsumsi tiga jenis protein hewani," tutur dr Lanny.

Selain itu, jangan lupa memberi asupan nutrisi pendukung dari produk susu, Bunda. Pilih susu dengan kandungan gizi yang disesuaikan dengan usia anak.

3. Pantau tumbuh kembang anak secara berkala

Stunting dapat dicegah dengan memantau tumbuh kembang anak secara teratur. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dengan dokter gizi untuk memastikan tumbuh kembangnya sudah berjalan dengan baik.

Dr Lanny mengatakan, masih banyak Bunda yang menyepelekan kunjungan rutin Si Kecil ke pusat kesehatan. Padahal, dokter gizi akan membantu melakukan pemeriksaan tumbuh kembang mereka mulai dari pengukuran berat badan hingga lingkar kepala.

"Pemeriksaan ini dilakukan untuk memantau masih banyak ibu yang telat memeriksakan anak mereka. Ada yang masih suka telat datang ke dokter, tiba-tiba sudah mengeluhkan berat badan anaknya tidak naik selama 3-6 bulan terakhir," ujarnya.


(anm/anm)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda