Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Rilis Album, Cara Unik Adele Jelaskan Perceraiannya pada Sang Anak

Annisa Afani   |   HaiBunda

Sabtu, 16 Oct 2021 19:06 WIB

Adele dan Rich Paul
Adele/ Foto: Dok. Instagram @adele

Dalam waktu dekat, Adele akan merilis Album 30 nih, Bunda. Mendekati waktu yang telah ditentukan tersebut, pada 15 Oktober lalu, wanita kelahiran London itu mengeluarkan single utama bertajuk Easy On Me.

Untuk Bunda ketahui, album 30 milik Adele ini memang sangat ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya. Sebab terakhir kali Adele mengeluarkan adalah pada tahun 2015 silam.

Tak hanya menjadi yang paling ditunggu-tunggu. Album ini juga semakin spesial karena Adele menceritakan soal perceraiannya dengan mantan suami, yakni Simon Konecki.

Dikutip dari BBC, Sabtu (16/10/2021), Adele bercerita bahwa ia dan sang mantan suami memang sudah bersama sejak 2016. Namun hingga 2018 pernikahan tak kunjung terjadi hingga baru meresmikannya di 2019 dan Adele mengajukan tuntutan perceraian ke pengadilan pada 15 Januari 2021 lalu.

"Timeline yang dimiliki pers tentang hubungan saya, pernikahan saya, sebenarnya sepenuhnya salah. Kami menikah ketika saya berusia 30 tahun dan kemudian saya pergi," katanya.

Album 30 tidak hanya membeberkan soal perceraiannya kepada publik, namun Adele juga mendedikasikan album ini untuk sang putra, Angelo. Dalam album barunya tersebut, ia memberikan penjelasan dengan cara unik pada buah hatinya yang baru berusia 8 tahun itu, Bunda.

"Saya hanya merasa ingin menjelaskan kepada (anak saya) melalui rekaman ini, ketika dia berusia 20-an atau 30-an, siapa saya dan mengapa saya secara sukarela memilih untuk membongkar seluruh hidup demi mengejar kebahagiaan saya sendiri," tuturnya.

"Itu membuatnya kadang-kadang sangat tidak bahagia. Dan itu adalah luka nyata bagi saya yang saya tidak tahu apakah saya bisa sembuh," tambahnya.

Adele mengungkap bahwa album 30 ini sangat sulit untuk dibuat, Bunda. Ada banyak emosi serta hal lainnya yang campur aduk dan membuatnya sempat merasa kebingungan.

"Saya menyanyikan hal-hal yang bahkan tidak saya sadari sedang saya rasakan atau pikirkan."

"Saya merasa seperti tidak dapat membuka pintu untuk kesehatan mental saya sendiri dan membawa kuncinya. Saya harus meninggalkannya di pintu untuk orang lain," sambungnya.

Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

[Gambas:Video Haibunda]



CARA JELASKAN PERCERAIAN KE ANAK BALITA

Ilustrasi ibu dan anak

Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Waranya Sawasdee

Perpisahan atau perceraian bagi pasangan saja sudah sulit, apalagi buat anak yang masih balita ya, Bunda. Setiap dinamika keluarga selalu berbeda dan pribadi setiap anak juga tak sama. Jadi, memang agak sulit ya untuk tahu 'cara' yang tepat saat bicarakan perceraian pada anak-anak.

"Saran saya, gunakan akal sehat, pilih kata-kata dengan penuh pertimbangan, berikan banyak cinta dan kepastian dalam proses perceraian. Dan pada akhirnya, biarkan tindakan seperti pelukan, kehadiran, perhatian, waktu berkualitas, sikap baik dan menepati janji lebih nyata ke anak-anak daripada sekadar kata-kata," kata Dr Suzanne Gelb, psikolog klinis, life coach, dan pengacara.

Nah, berikut beberapa cara atau panduan tentang bagaimana membicarakan soal perceraian ke anak-anak, seperti dilansir Psychologi Today. Simak bersama ya, Bunda.

1. Berikan penjelasan sederhana dan faktual

Baik anak berusia 2 atau 18 tahun, pastikan komunikasi kita sederhana, faktual dan lugas. Anak tak perlu tahu semua detail rumit tentang masalah kita hingga akhirnya memutuskan untuk bercerai.

2. Hadir dengan baik depan anak

Kapan pun jika memungkinkan, diskusikan perceraian secara langsung pada (mantan) pasangan. Ini sekaligus usaha memperlihatkan ke anak bahwa meski bercerai, kedua orang tuanya masih ada dan berkomunikasi dengan baik satu sama lain.

3. Bantu anak membagikan apa yang dia rasakan

Anak pasti banyak menyimpan pertanyaan dan emosi, melihat dan mendengar orang tuanya berpisah. Dengarkan anak dengan baik dan sabar, yakinkan anak bahwa sah-sah saja kok merasakan sedih, marah dan lainnya tentang perubahan yang dia dapat dalam hidupnya. Bersikaplah suportif dan menenangkan.

4. Jelaskan bahwa perubahan ini baik untuk seluruh keluarga

Tak jarang, sebelum pasangan ambil jalan cerai, mereka akan bertengkar, memperlakukan satu sama lain dengan buruk, atau hidup dalam rumah dengan ketegangan.

Ini merupakan saat yang tepat untuk menjelaskan ke anak, bahwa perceraian merupakan awal dari bab baru dengan mengurangi pertengkaran, dan diharapkan menambah kedamaian. Pada intinya, perubahan ini yang terbaik untuk keluarga.

Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

PERCAKAPAN MENJELASKAN PERCERAIAN PADA ANAK

Orang tua dan anak

Orang tua bertengkar/Foto: iStock

5. Jelaskan bahwa tak ada yang berubah dan tak akan pernah berubah

Perceraian adalah transisi besar, yang bisa membuat anak bingung dan gelisah, serta bertanya-tanya, apakah akan terjadi perubahan. Tekankan ke anak, bahwa tak ada yang berubah, dan tak akan pernah berubah termasuk hubungan orang tua-anak.

Kita bisa katakan seperti:

"Perceraian berarti kita tidak akan menikah satu sama lain lagi, tetapi kita tetap mencintaimu dan kita akan menjadi orang tuamu selamanya. Itu tidak berubah dan tidak akan pernah berubah. Meskipun ibu dan ayah tidak akan menjadi bagian dari keluarga yang sama, kamu dan ayah atau ibu akan selalu menjadi keluarga,"

6. Perbanyak tindakan daripada kata-kata

Penting memang untuk membicarakan tentang perceraian ke anak, tapi apa yang kita lakukan atau tindakan kita juga sama pentingnya dengan apa yang kita katakan.

Kalau Bunda atau Ayah bilang ke anak, 'Kami mencintaimu dan akan selalu ada untukmu', jadikan pesan itu dalam tindakan. Berilah anak pelukan sebanyak mungkin, bermain bersama, masak bersama, membaca bersama dan berbagi banyak waktu yang berkualitas bersama.

Sebisa mungkin, jagalah rutinitas anak kita yang biasa seperti aturan, tugas sekolah, jam makan malam, waktu tidur, dan seterusnya, dengan kedua orang tua walau di rumah yang berbeda. Konsistensi semacam ini akan membantu anak merasa lebih aman.

Berikut contoh percakapan yang bisa membantu kita berbicara perceraian ke anak. Namun, dengan catatan, contoh percakapan ini hanya untuk edukasi dan mungkin tidak terlalu cocok di semua situasi.

Jika Ayah atau Bunda tak yakin dengan apa yang harus dikatakan pada anak, jika khawatir kita malah jadi emosional, silakan Ayah atau Bunda minta bantuan ke konselor, psikolog, atau terapis keluarga.

  • Untuk balita (usia 0-3 tahun)

Coba ucapkan sesuatu seperti:

"Ibu dan Ayah sangat mencintaimu. Tapi mulai sekarang, Ayah akan tinggal di rumah yang berbeda, dan ibu akan tinggal di rumah ini. Kamu akan tinggal dengan ibu, tapi tetap bisa melihat ayah juga,"

Atau, "Ibu akan menjagamu, memberikan makanan favoritmu, membacakan cerita sebelum tidur dan membantumu tidur nyenyak, serta memberimu banyak pelukan. Ayah akan menjagamu, memberikan makanan favoritmu, membacakan cerita sebelum tidur, dan memberimu banyak pelukan,"

  • Untuk anak kecil (usia 3-6 tahun)

Coba ucapkan sesuatu seperti:

"Ibu dan ayah tidak akan hidup bersama lagi,"

Atau, "Ayah pindah hari ini dan akan tinggal di rumah Paman. Kamu akan tinggal di sini bersama Ibu selama satu minggu, dan dengan ayah minggu depan. Kami sangat mencintaimu. Ayah akan menjagamu saat kamu bersamanya, Ibu akan menjagamu saat kamu bersama Ibu."


(AFN/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda