sign up SIGN UP search

parenting

5 Dampak Buruk Strict Parenting yang Kerap Tak Disadari, Bikin Anak Memberontak

Dwi Indah Nurcahyani   |   Haibunda Sabtu, 08 Jan 2022 19:19 WIB
Angry offended little girl ignoring not listening mother words, advice, mum hugging, talking with stubborn, upset daughter at living room, bad upbringing, difficult behavior of child caption

Jakarta -  Setiap orangtua tentu memiliki pola parenting masing-masing ya, Bunda. Terkadang, mereka pun mengandalkan strict parenting yang dianggap dapat menghasilkan anak-anak dengan mental dan kualitas lebih baik.

Hal ini memang kerap mendatangkan rasa dilema ya, Bunda. Di satu sisi, tentu orang tua ingin menerapkan pengasuhan dan disiplin dengan baik melalui cara yang strict. Tetapi di sisi lain, pengaruhnya terhadap perkembangan anak seringkali menjadi kekhawatiran.

Melansir dari Parentingforbrain, alasan orang tua memilih strict parenting tentu saja atas nama kebaikan ya, Bunda dan tidak ada yang mementingkan diri sendiri. Beberapa orang tua pun yang menerapkan strict parenting memiliki harapan tinggi di mana mereka mengajari anak-anaknya disiplin diri dan tanggung jawab.


Dalam hal ini, orang tua mengutamakan kepentingan terbaik untuk anak-anaknya. Tetapi, beberapa orang tua yang strict terlalu mengontrol anak-anak karena takut dianggap sebagai orang tua yang tak kompeten jika anak-anaknya melakukan kesalahan.

Orang tua seperti ini biasanya lebih peduli tentang perasaan dan ketidaknyamanan mereka sendiri daripada kenyamanan anak-anaknya. Kebanyakan nih, strict parenting membenarkan pilihan pola pengasuhan mereka dengan menggunakan berbagai alasan.

Salah satunya, mereka tak ingin membesarkan anak-anak yang membangkang, dan pola asuh yang 'lembek' seringkali diyakini dapat menyebabkan anak-anak membangkang. Sehingga, mereka pun beralih pada strict parenting dan percaya bahwa seseorang hanya bisa menjadi orang tua yang permisif atau orangtua yang tegas.

Dalam psikologi sendiri, strict parenting didefinisikan sebagai pola pengasuhan yang menempatkan standar dan tuntutan tinggi pada anak-anak mereka. Orang tua dalam hal ini dapat menjadi otoritatif atau otoriter tergantung pada keyakinan disiplin dan responsivitas terhadap kebutuhan anak mereka.

Ketika orang tua menetapkan standar tinggi dengan dukungan hangat dan responsif pada anak-anak, hasilnya mereka akan menjadi orang tua yang berwibawa. Meskipun menerapkan standar tinggi, orang tua yang berwibawa menghargai pemikiran mandiri. Mereka mengizinkan anak-anaknya memberikan umpan balik. Pengasuhan ini biasanya menghasilkan hasil terbaik pada anak-anak.

Nah, sebelum Bunda menerapkan strict parenting, simak efek buruknya bagi anak di halaman selanjutnya!

Ada pola asuh anak dari psikolog Caca Tengker nih, Bunda. Klik video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



fase-anak
Anak Usia 1-3 Tahun Ketahui lebih jauh perkembangan anak 1-3 tahun. Cek Yuk arrow-right
5 DAMPAK BURUK STRICT PARENTING YANG KERAP TAK DISADARI ORANGTUA
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :
Share yuk, Bun!
BERSAMA DOKTER & AHLI
Bundapedia
Ensiklopedia A-Z istilah kesehatan terkait Bunda dan Si Kecil
Rekomendasi
Ayo sharing bersama HaiBunda Squad dan ikuti Live Chat langsung bersama pakar, Bun! Gabung sekarang di Aplikasi HaiBunda!
ARTIKEL TERBARU
  • Video
detiknetwork

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Pantau terus tumbuh kembang Si Kecil setiap bulannya hanya di Aplikasi HaiBunda!