Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kronologi Siswa SD di Jombang Meninggal usai Vaksin COVID-19, Bupati Beri Penjelasan

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 30 Dec 2021 13:39 WIB

Vaksin Covid-19
Fakta Siswa SD di Jombang Meninggal usai Vaksin COVID-19/ Foto: iStock

Seorang siswa kelas 6 di Jombang meninggal dunia pada Selasa (28/12/21), usai mendapatkan dosis pertama vaksin COVID-19 jenis Pfizer. Dia adalah siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gedangan, Kecamatan Mojowarno, Jombang.

Kabar ini lantas mengejutkan publik dan banyak yang mengaitkannya dengan efek vaksin. Lalu bagaimana kronologi meninggalnya siswa 12 tahun ini?

Berikut telah HaiBunda rangkum 5 faktanya:

1. Sempat demam dan muntah

Siswa 12 tahun bernama Muhammad Bayu Setiawan meninggal dunia kurang dari 24 jam setelah mendapatkan vaksin COVID-19. Bocah warga Dusun Bendungrejo, Jogoroto, Jombang, ini diketahui mendapatkan vaksinasi dosis pertama jenis Pfizer.

Bayu sebenarnya telah dijadwalkan mengikuti vaksinasi COVID-19 di sekolahnya pada Kamis (23/12/21). Namun karena dia baru saja dikhitan, Bayu baru bisa vaksinasi pada Senin (27/12/21).

Sebelum meninggal, Bayu sempat mengalami demam dan muntah. Kepala Desa Jogoroto Sodirin mengatakan bahwa Bayu mengikuti vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun di Puskesmas Mojowarno pada Senin pagi.

Banner Denah Rumah Minimalis 3 KamarFoto: HaiBunda/Mia

2. Sempat dibawa ke Puskesmas

Menurut Sodirin, Bayu mulai mengalami muntah-muntah jam 12 malam. Ia lalu dibawa ke Puskesmas sebelum menghembuskan napas terakhir.

"Jam 12 malam muntah-muntah, pagi jam 4 (28/12/21) dibawa ke Puskesmas, jam 5 meninggal, dimakamkan sekitar jam setengah 8," kata Sodirin.

Sodirin sendiri tidak tahu persis dengan riwayat penyakit yang diidap Bayu. Menurutnya, Bayu baru selesai dikhitan pada Minggu (19/12/21) lalu.

"Selama ini tidak sakit-sakitan," ujarnya, dilansir detikcom.

Sodirin juga menceritakan tentang hadirnya pihak kepolisian sebagai saksi sebelum jenazah dimakamkan. Sedangkan terkait penyebabnya, Bupati Jombang Mundjidah ikut angkat bicara. Apa katanya?

Baca halaman berikutnya ya, Bunda.

Simak juga penjelasan Ketua IDAI tentang vaksinasi COVID-19 pada anak yang idap diabetes, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

BUPATI JOMBANG ANGKAT BICARA

Kb suntik

Fakta Siswa SD di Jombang Meninggal usai Vaksin COVID-19/ Foto: iStock

3. Dimakamkan tanpa autopsi

Sebelum jenazah Bayu dimakamkan, pihak kepala desa telah menghadirkan anggota Polsek Mojowarno sebagai saksi. Menurutnya, keluarga Bayu sudah ikhlas, sehingga jenazah langsung dimakamkan tanpa diautopsi.

"Satu anggota Polsek kami minta datang untuk menyaksikan apakah keluarganya sudah ikhlas atau belum. Kalau belum, kami tidak berani memberangkatkan (ke makam). Karena sudah ikhlas, berangkat," ungkap Sodirin.

4. Bupati Jombang pastikan penyebab bukan vaksin COVID-19

Bupati Jombang Mundjidah Wahab menyatakan bahwa siswa Bayu meninggal bukan karena vaksin COVID-19. Mundjidah mengatakan, vaksinasi terhadap Bayu sudah dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditentukan untuk anak usia 6-11 tahun.

Pihaknya pun meminta meninggalnya siswa kelas 6 SDN Gedangan, Kecamatan Mojowarno, Jombang itu tidak dikaitkan lagi dengan vaksinasi.

"Maka saya ke sini untuk menyampaikan kepada orang tuanya, keluarganya dan sudah dijelaskan bahwa ini tidak gara-gara vaksin. Karena intinya vaksin itu untuk menyehatkan warga dan masyarakat yang saat ini dikonsentrasikan untuk anak usia sekolah dari 6-11 tahun dan itu dilakukan di seluruh Indonesia. Kemudian semua itu Allah SWT yang menghendakinya," kata Mundjidah, dilansir detikcom.

VAKSINASI SUDAH DILAKUKAN SESUAI PROSEDUR

Bupati Jombang Mundjidah Wahab

Bupati Jombang Mundjidah/ Foto: Enggran Eko Budianto

5. Vaksinasi COVID-19 sudah sesuai prosedur

Dalam kesempatan itu, Mundjidah juga telah memastikan bahwa pemeriksaan kesehatan Bayu sebelum vaksin sudah dilakukan dengan benar. Bayu menjalani screening sebagai syarat vaksin.

"Ini sudah sesuai. Jadi, kan sebelum divaksin di-screening dulu, dilihat kesehatannya, semuanya memenuhi syarat, tidak ada masalah apa-apa," ujarnya.

Mundjidah kembali menegaskan bahwa Bayu meninggal bukan karena efek vaksin COVID-19 atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Semua prosedur yang dilakukan di Puskesmas tempatnya mendapatkan vaksin sudah sesuai prosedur.

"Prosedur yang dilakukan Puskesmas sudah sesuai semua. Jadi, itu artinya tidak dari vaksin. Karena prosedur sudah sesuai, screening-nya juga bagus. Dikembalikan lagi Allah SWT sudah menghendakinya," kata Mundjidah.

Bayu meninggal dunia di Puskesmas pada Selasa (28/12/21) pukul 5 pagi. Siswa kelas 6 SD itu sempat mengalami muntah-muntah sebelum dibawa orang tuanya ke Puskesmas Mayangan, Kecamatan Jogoroto sekitar pukul 4 pagi.


(ank)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda