Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Saat Si Kecil Memukul Dirinya Sendiri, Apa yang Harus Diwaspadai?

Sheila Permatasari   |   HaiBunda

Selasa, 29 Mar 2022 19:33 WIB

crying child, depression and sadness, anger and despair
Ilustrasi anak marah/Foto: Getty Images/iStockphoto/Nadezhda1906

Jakarta – Ada berbagai ekspresi yang ditunjukkan anak saat ia marah, bisa menangis, merengek, melempar barang, atau memukul. Namun, bagaimana bila Bunda menemukan anak yang suka memukul dirinya sendiri saat marah?

Melihat Si Kecil yang sering memukul atau membenturkan kepalanya sendiri pasti mengkhawatirkan ya, Bunda. Tetapi Bunda, perilaku ini sebenarnya cukup umum lho.


Sekitar seperempat balita akan memukul diri mereka sendiri di wajah atau kepala, kata Kiran Pure, seorang psikolog klinis anak di Halifax, seperti yang dikutip dari laman Today's Parent. "Membenturkan kepala sering kali dimulai setelah usia sekitar enam bulan dan mencapai puncaknya pada usia 18 hingga 24 bulan," katanya.

Penyebab anak memukul dirinya sendiri

"Perilaku ini adalah bentuk mengomunikasikan sesuatu," kata Alexandra Carter, seorang psikolog anak di Port Moody, seperti yang dilansir dari laman Today's Parent.

Jadi Bunda, bila Si Kecil melakukannya, ia mungkin sedang frustrasi atau mencari perhatian. Banyak anak yang memukul diri sendiri mengalami emosi yang kuat yang tidak dapat mereka ungkapkan secara verbal.

"Kata-kata yang berhubungan dengan perasaan anak mungkin belum ada dalam leksikon mereka," kata Pure. Pendekatan terbaik, katanya, adalah membantu Si Kecil mengatasi emosi mereka, Bunda.

Yang harus dilakukan saat Si Kecil memukul dirinya sendiri

Pertama-tama, Bunda perlu cari tahu penyebab kenapa Si Kecil memukul kepalanya sendiri. Pastikan Si Kecil tidak memiliki masalah kesehatan seperti infeksi telinga, sakit tenggorokan, atau tumbuh gigi. Jika Bunda melihat adanya masalah kesehatan pada Si Kecil, segera periksakan ke dokter ya Bunda.

Nah, jika pukulan tidak berhubungan dengan rasa sakit, Bunda bisa mencari pola mengenai kapan perilaku ini lebih mungkin terjadi.

Apakah Si Kecil cenderung memukul dirinya sendiri ketika ia lelah, lapar, kurang terstimulasi, membutuhkan pelukan atau perhatian? Ketika Bunda sudah dapat menemukan polanya, cobalah menyesuaikan rutinitas di sekitar situasi tersebut untuk mengurangi risiko Si Kecil menjadi sangat kesal.

Banner Lusy RahmawatyBanner Lusy Rahmawaty/ Foto: HaiBunda/Novita Rizki

Harus diingat bahwa Si Kecil yang sering memukulkan kepalanya sendiri adalah bagian dari perkembangannya ya Bunda. Sebagian besar bayi yang menunjukkan perilaku ini tumbuh sebagai anak normal.

Terpenting, pastikan Si Kecil aman ketika Ia melakukan perilaku ini. Amankan benda-benda berbahaya dari jangkauan Si Kecil. Bunda bisa hindari penggunaan bemper tempat tidur bayi karena dapat menyebabkan kemungkinan tercekik bahkan kematian.

Pada siang hari, mengalihkan perhatian Si Kecil dengan menawarkan berbagai macam permainan adalah cara terbaik untuk menghentikan perilaku yang tidak diinginkan sampai Ia berusia lebih dari 2 tahun dan sudah mulai memahami bahasa lisan dengan sangat baik. Cobalah untuk membuatnya fokus pada sesuatu yang lebih menyenangkan daripada memukul, Bunda.

Jika Si Kecil membenturkan kepala di malam hari, jangan memeriksanya setiap beberapa menit ya Bunda. Si Kecil mungkin mengaitkan ini dengan perhatian Bunda, sehingga melakukannya lebih sering. Jadi, Bunda jangan terlalu khawatir tentang hal itu. Pastikan saja Si Kecil tidak melukai dirinya sendiri.

Baca halaman selanjutnya Bunda.

Simak juga video tentang cara Atiqah Hasiholan bikin anak merasa betah main di garasi rumah.

[Gambas:Video Haibunda]




KAPAN KEBIASAAN ANAK MEMUKUL KEPALANYA SENDIRI BERHENTI DAN KAPAN BUNDA HARUS KHAWATIR

The little boy is crying in the crib and pulling his hands to his mom

Ilustrasi ibu dan anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/Osobystist

Kapan pukulan ini akan berhenti?

Perilaku stimulasi diri seperti memukul diri sendiri berkembang sebelum Si Kecil memasuki usia tahun pertama Bunda, dan mungkin menjadi lebih buruk sampai usia 2 tahun. Perilaku ini bahkan bertahan sampai periode pra-sekolah di beberapa anak. Jika perilaku ini bukan karena rasa sakit atau kondisi medis, itu bisa berlangsung selama beberapa waktu.

Dilansir dari laman Easy Baby Life, bayi suka memukul kepalanya sendiri cenderung mencapai puncaknya pada sekitar 24-30 bulan yang merupakan periode ketika bayi mengalami perkembangan mental yang cepat dan memiliki masalah besar dalam mengatasi frustrasi mereka sendiri. Ini adalah bagian dari pertumbuhan yang normal ya, Bunda.

Beberapa bayi memukul dirinya sendiri selama beberapa bulan saja, sedangkan yang lain berlangsung selama bertahun-tahun.

Kapan harus khawatir?

Seperti yang telah Bunda lihat, ada beberapa alasan umum dan normal mengapa bayi memukul dirinya sendiri. Namun, jika Bunda menduga bahwa pukulan itu terkait dengan rasa sakit yang memerlukan perhatian medis atau masalah perkembangan, hubungi dokter sesegera mungkin ya.

 


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda