Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak Ustad Solmed Kena DBD, Dilarikan ke RS karena Demam Capai 40 Derajat

Annisa Afani   |   HaiBunda

Selasa, 01 Feb 2022 13:30 WIB

April Jasmine dan Sulthan yang sedang dirawat karena DBD
April Jasmine dan Sulthan/Foto: Instagram @apriljasmine85

Ada kabar kurang baik dari keluarga Ustad Solmed, Bunda. Belum lama ini, putranya yang bernama Sulthan Mahmoed Qusyairi dilarikan ke rumah sakit karena mengalami demam berdarah (DBD).

Kabar mengejutkan itu disampaikan langsung oleh sang istri, April Jasmine. Melalui media sosial Instagram, ia meminta doa dan mengatakan bahwa putranya yang lahir pada tahun 2013 silam ini sedang dalam kondisi tak baik.

"Mohon doanya untuk abang Sulthan yang sekarang qadarullah sedang DBD..," tulisnya melalui caption, dikutip dari akun @apriljasmine85 pada Senin (31/1/2022).

Lebih lanjut, April Jasmine kemudian menceritakan kronologi bagaimana anaknya divonis DBD. Katanya, Sulthan sempat alami demam tinggi dengan suhu 40 derajat celcius selama di pondok pesantren.

"Sabtu jam 3 sore mommy terima kabar dari pondok jika Sulthan panas tinggi," tuturnya.

Sebagai orang tua, April Jasmine tentu panik. Terlebih lagi, ia menceritakan bahwa putranya itu punya pengalaman kejang akibat demam tinggi sebelumnya.

Banner Desain Teras AestheticFoto: HaiBunda/Novita Rizki

Meski begitu, ia tetap berusaha untuk tenang. Melalui telfon, April Jasmine dan guru yang mengawasi putranya di pondok pesantren berkoordinasi untuk merawat Sulthan di asrama.

"Secara..karena Sulthan ada riwayat kejang saat panas tinggi jd mommy minta bantuan pertama cek suhu, dan ternyata sudah 40 derajat, mommy tlp dokter anak, sarannya utk kasih obat penurun panas yg bentuk peluru 250mg melalui dubur.. Alhamdulillah pihak pondok sangat kooperatif dan kita janjian di ugd RS," tuturnya.

Masuk rumah sakit di masa pandemi pun tak mudah, Bunda. Ada banyak protokol kesehatan yang mesti diterapkan demi keamanan bersama.

Pengalaman ini pun turut terjadi saat Sulthan berada di rumah sakit. April Jasmine menceritakan bahwa banyak prosedur yang harus dilalui, tentunya memastikan bahwa Sulthan negatif COVID-19 terlebih dahulu.

"Sampai di UGD banyak protokol yang dilalui, pertama jika akan dirawat harus PCR, foto torax, dan karena Sulthan enggak ada bapil jadi cek darah DB dll..."

"Dan karena rs ini tidak menerima rawat inap pasien Covid, jadi jika hasil positif covid maka harus cari rs yg menerima pasien covid... Cuma bisa berdoa agar hasilnya negatif dan deg2an banget nunggu hasilnya. Alhamdulillah hasil negatif corona, Mommy dan Ete pun negatif," tuturnya.

Dari pemeriksaan, April Jasmine tetap melakukan koordinasi dengan pihak pondok pesantren anaknya, Bunda. Ia juga mengatakan bahwa ternyata, Sultah sudah alami demam dengan suhu naik turun selama 4 hari.

"3-4 hari pertama panas naik turun. Selanjutnya ini fase kritis yang sudah reda tapi trombosit akan turun. Jadi memang harus sabar dan tinggal di rs 1 minggu untuk menangani dbd. #selalubersyukur Alhamdulillah punya waktu 1 minggu untuk merawat Sulthan."

"Mohon doanya yah untuk abang @sulthanmahmoed dan semoga semua sehat2," sambungnya.

Bunda, simak juga ciri-ciri nyamuk penyebab demam berdarah dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

GEJALA DBD PADA ANAK

Ilustrasi anak dirawat di rumah sakit

Ilustrasi anak sakit/Foto: Getty Images/iStockphoto/gorodenkoff

Apa yang terjadi pada putra Ustadz Solmed dan April Jasmine jadi pengingat ya, Bunda. Ini makin jadi hal yang penting untuk diantisipasi, terlebih saat di tengah pandemi Corona yang terjadi saat ini.

Pemerintah pun telah meminta masyarakat untuk mewaspadai demam berdarah dengue (DBD), Bunda. Saat masih menjadi Juru Bicara Pemerintah Terkait COVID-19, Achmad Yurianto menuturkan bahwa penyakit DBD muncul pada tahapan pancaroba.

"Pada bulan-bulan ini secara klasik kita masuk pada tahapan pancaroba di mana gambar yang klasik dari episode ini adalah munculnya penyakit demam berdarah," ujarnya dikutip dari channel YouTube BNPB.

Agar jumlah kesakitan dan kematian tidak bertambah, ia pun mengimbau masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah masing-masing. Nah, terkait DBD ini ada tiga fase yang biasanya terjadi saat seseorang mengalami gejala penyakit.

Berikut selengkapnya dikutip dari web Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

1. Fase demam

Fase ini biasanya ditandai dengan demam yang mendadak tinggi terus-menerus. Kemudian disertai nyeri kepala, nyeri pada otot seluruh badan, nyeri sendi, kemerahan pada kulit khususnya kulit wajah. Adapun gejala lain seperti nafsu makan yang berkurang, mual dan muntah juga sering ditemukan.

"Pada fase ini sulit dibedakan antara penyakit bukan dengue, maupun antara penyakit dengue berat dan yang tidak berat," tulis IDAI.

Apabila diperiksa di laboratorium darah biasanya terjadi penurunan jumlah sel darah putih. Kemudian pada awal, jumlah trombosit dan hematrokit sering kali masih dalam batas normal.

"Fase ini biasanya berlangsung selama 2-7 hari."

Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

FASE ANAK ALAMI DBD

ilustrasi anak sakit

Ilustrasi anak sakit/Foto: Getty Images/kupicoo

2. Fase kritis

Sementara itu fase kritis umumnya terjadi paling sering pada hari ke-4 hingga hari ke-6. Namun dapat juga terjadi lebih awal pada hari ke-3 atau bahkan lebih lambat pada hari ke7 sejak dari mulai sakit demam.

Nah, pada fase ini terjadi peningkatan permeabilitas pembuluh darah kapiler sehingga akan terjadi perembesan plasma sehingga darah menjadi kental.

"Apabila tidak mendapat terapi cairan yang memadai, dapat menyebabkan syok sampai kematian," tulis IDAI.

Pada fase ini juga sering disertai tanda bahaya berupa muntah yang terus-menerus, nyeri perut, perdarahan pada kulit, dari hidung, gusi, sampai terjadi muntah darah dan buang air besar berdarah.

Selain itu pada fase kritis juga dapat ditemukan badan dingin, utamanya pada ujung lengan dan kaki sebagai tanda syok. Pada fase ini juga penderita DBD tampak lemas bahkan sampai terjadi penurunan kesadaran.

"Pada pemeriksaan darah dapat ditemukan penurunan jumlah trombosit yang disertai peningkatan nilai hematokrit yang nyata."

Hal yang patut diwaspadai juga Bun bahwa pada fase kritis bisa terjadi suhu tubuh mulai mengalami penurunan sampai mendekati batas normal (defervescence). Hal ini yang sering menyebabkan terlambatnya orang berobat, karena menganggap bila suhu tubuh mulai turun berarti penyakit akan mengalami penyembuhan.

"Pada pasien yang tidak mengalami peningkatan permeabilitas kapiler akan menunjukkan perbaikan klinis menuju kesembuhan," lanjut IDAI.

3. Fase pemulihan

Terakhir adalah fase pemulihan di mana pada fase ini biasanya berlangsung dalam waktu 48 - 72 jam yang ditandai oleh perbaikan keadaan umum, nafsu makan pulih, anak tampak lebih ceria, dan pengeluaran air kemih (diuresis) cukup atau lebih banyak dari biasanya.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.


(AFN/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda