PARENTING
Mengenal Penyakit Imunodefisiensi pada Anak, Ini Gejala dan Cara Menanganinya
Mutiara Putri | HaiBunda
Sabtu, 19 Feb 2022 09:36 WIBSetiap orang tua pasti ingin melihat anaknya tumbuh besar dan sehat. Sayangnya, hal ini tidak bisa dilakukan oleh Dimas Adhi Sugiharto dan sang istri, Nuruh Hudayanti.
Dimas dan Nurul harus menerima kenyataan bahwa sang anak, Razqa Aakarshan Sugiharto, harus berpulang pada November 2021 kemarin karena penyakit yang dideritanya, imunodefisiensi primer. Karena hal ini, Dimas dan Nurul memutuskan untuk menjadi pengurus inti di Yayasan Pasien Imunodefisiensi Indonesia atau Indonesia Primary Immunodeficiency Patients Society (IPIPS).
Awal kisah Razqa didiagnosis mengidap imunodefisiensi
Razqa lahir pada 26 Januari 2015, Bunda. Pada usia 3 bulan, Razqa mendapatkan vaksin BCG. Setelah itu, pada usia 6 bulan, Razqa mengalami panas tinggi selama 10 hari dan sering timbul benjolan-benjolan di kelenjar getah beningnya.
Setelah diberikan pengobatan, kondisi Razqa memang membaik, Bunda. Namun, kondisi pembengkakan di kelenjar getah beningnya terus beulang, ditambah abses dan ada infeksi pada telinganya.
Dokter anak yang menangani Razqa ternyata peka terhadap kondisi imunodefisiensi, Bunda. Ia melihat kondisi Razqa tidak umum diderita anak-anak dan mulai mencurigai bahwa Razqa mengidap penyakit imunodefisiensi primer (primary immunodeficiency disease/PID).
Sang dokter pun merekomendasikan agar Razqa melakukan pemeriksaan lebih lanjut di Singapura. Setelah menjalani beberapa tes, akhirnya Razqa didiagnosa menderita Chronic Granulomatous Disorder (CGD).
Dampak penyakit yang diderita Razqa
Razqa menjadi anak yang mudah terinfeksi dengan bakteri dan jamur, sehingga banyak hal yang harus ia hindari. Misalnya saja seperti main tanah, pergi ke tempat yang lembap, hingga berenang di tempat yang tidak memiliki kaporit.
Semua ini terjadi karena ketidakmampuan tubuh Razqa untuk melawan infeksi bakteri dan jamur, Bunda. Setiap harinya, Razqa juga harus mengonsumsi dua jenis obat, yakni obat anti-bakteri dan obat anti-fungal untuk melawan jamurnya. Ini adalah penanganan terbaik yang bisa dilakukan untuk menjaga pertahanan minimum tubuh Razqa.
Tak hanya itu, Bunda. Setiap bulannya, Razqa juga harus rutin untuk memeriksakan diri ke rumah sakit. Selama hidupnya, Razqa juga mengalami banyak episode yang membuat dirinya dirawat. Razqa bahkan telah menjalani operasi sebanyak lima kali untuk mengangkat abses yang kembali muncul. Jika didiamkan, abses akan menyebar dan menyebabkan infeksi yang lebih mengkhawatirkan.
Lantas seperti apa tanda imunodefiensi yang harus diwaspadai? TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.