PARENTING
6 Cara Atasi Bruxism atau Kebiasaan Anak Menggertakkan Gigi saat Tidur
Amira Salsabila | HaiBunda
Selasa, 08 Mar 2022 08:10 WIBJakarta - Apakah Si Kecil Bunda pernah menggertakkan giginya saat tidur? Kebiasaan itu dikenal sebagai bruxism Bunda. Tak perlu khawatir, menggertakkan gigi adalah salah satu kebiasaan yang sering dilakukan oleh sebagian besar balita.
Namun, wajar jika Bunda khawatir melihat kebiasaan Si Kecil itu karena ditakutkan akan menyebabkan nyeri dan kerusakan gigi. Oleh karena itu, jika Bunda memiliki anak yang kerap menggertakkan giginya saat tidur, lebih baik untuk cepat melakukan beberapa perawatan agar tidak menimbulkan kerusakan gigi.
Untuk membantu Bunda mencari tahu apa penyebab anak menggertakkan gigi dan bagaimana perawatannya supaya tak berujung pada kerusakan gigi, simak penjelasannya, berikut ini, ya Bunda.
Apa itu bruxism?
Bruxism adalah menggertakkan atau mengepalkan gigi secara berulang-ulang. Ada dua jenis bruxism yaitu bruxism saat tidur dan dalam keadaan sadar. Menurut American Academy of Sleep Medicine, sekitar 14 hingga 17 persen anak menggertakkan gigi mereka.
Bruxism sering terjadi pada anak-anak antara kelompok usia 3 tahun dan 6 tahun. Tingkat pasti bruxism masih belum jelas karena seorang anak menggertakkan giginya di malam hari bahkan tidak menyadari bahwa dia melakukannya.
“Beberapa anak mulai melakukan ini segera setelah mereka memiliki gigi yang berlawanan, dan beberapa mulai menggertak di usia balita atau bahkan usia remaja,” kata Dr Erin Issac, dokter gigi anak bersertifikat, dikutip dari laman Romper.
Penyebab anak menggertakkan gigi
Penyebab anak-anak mulai menggertakkan gigi dapat bervariasi tergantung pada Si Kecil. Dirangkum dari laman Firstcry Parenting, berikut ini adalah beberapa hal yang diduga sebagai penyebab umum anak menggertakkan gigi.
1. Kecemasan
Seorang anak menggertakkan giginya saat tidur dapat dikaitkan dengan emosi negatif, misalnya seperti anak sedang merasa stres atau frustrasi.
2. Tumbuh gigi
Tumbuh gigi telah dikaitkan dengan penggertakan gigi pada balita. Mereka cenderung melakukan ini untuk membantu meringankan sakit, sama seperti orang dewasa yang menggunakan tangan untuk menenangkan otot-otot yang sakit.
3. Maloklusi
Inilah ketidaksempurnaan susunan gigi yang bisa menyebabkan iritasi saat rahang ditutup. Penelitian telah menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara maloklusi dengan anak yang menggertakkan giginya.
4. Cacing kremi
Sebuah penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ada hubungan antara cacing keremi dengan anak yang menggertakkan giginya. Disimpulkan bahwa parasit usus melepaskan racun yang menyebabkan kegugupan dan kecemasan, sehingga menyebabkan anak menggertakkan giginya.
5. Alergi
Sebuah penelitian yang dilakukan sebagian mengaitkan alergi dengan anak yang menggertakkan giginya. Para peneliti menduga bahwa iritasi di telinga bagian dalam dapat menyebabkan anak-anak menggertakkan gigi mereka untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
6. Reaksi terhadap obat tertentu
Sebuah penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa anak-anak yang diberikan obat-obatan seperti antidepresan dan antipsikotik menunjukkan peningkatan penggertakan gigi. Dianggap bahwa perubahan dalam transmisi saraf bertanggung jawab atas penggertakan gigi.
Efek samping dari menggertakkan gigi
Berikut ini adalah beberapa efek samping yang ditimbulkan akibat anak menggertakkan giginya:
- Daerah pulpa gigi terbuka
- Rongga yang sudah ada bisa menjadi lebih buruk karena penggertakan terus-menerus
- Fraktur dapat terjadi di daerah rahang
- Mengikis email dapat menyebabkan gigi menjadi sensitif terhadap suhu
- Mengalami rasa sakit di daerah rahang yang dikenal sebagai gangguan sendi temporomandibular
Simak juga perawatan yang dapat Bunda lakukan untuk anak yang sering menggertakkan giginya, di halaman selanjutnya, ya Bunda.
Simak juga yuk video tentang 7 penyebab gigi anak jadi kuning dan cara mencegahnya:

CARA MENGATASI ANAK YANG SERING MENGGERTAKKAN GIGINYA