Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kisah Keluarga Kusmajadi Besarkan Anak di Campervan, Belajar Sambil Keliling Indonesia

Annisa A   |   HaiBunda

Kamis, 07 Apr 2022 09:43 WIB

Keluarga Kusmajadi
Keluarga Kusmajadi/ Foto: Instagram @keluarga.kusmajadi

Membesarkan anak remaja merupakan fase yang cukup sulit. Di masa remaja, anak akan menyerap banyak hal yang ada di sekitarnya. Tak hanya sekolah, remaja juga perlu mendapatkan life skill yang berguna untuk proses pendewasaan.

Melihat pentingnya tumbuh kembang anak remaja, pasangan suami istri yang satu ini memilih membesarkan putra dan putri mereka dengan cara unik. Abah Dodi dan Ambu Melati mengajak kedua anak mereka untuk belajar di campervan sambil keliling Indonesia.

Keluarga Kusmajadi pernah menghabiskan waktu di jalan selama lebih dari tiga tahun. Mereka berkelana ke setiap provinsi di Indonesia dengan memakai mobil campervan yang diberi nama Si Moti.

Abah Dodi dan Ambu Melati dikaruniai dua orang anak bernama Hakim dan Sabiya. Saat pertama kali memulai perjalanan, Sabiya baru berusia 13 tahun. Sedangkan Hakim berusia 15 tahun.

Banner Nama Bayi Islami Bahasa SansekertaBanner Nama Bayi Islami Bahasa Sansekerta/ Foto: HaiBunda/Novita Rizki

Ide bermula dari Ambu Melati yang terkesima melihat kehidupan di Desa Wae Rebo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia melihat ada banyak hal yang bisa dipelajari dengan terjun langsung ke lapangan. Mulai dari kebudayaan lokal, sejarah, proses pembentukan alam, hingga ilmu sosial.

Hal itu membuat Ambu Melati memutuskan untuk mengajak suami dan anak-anaknya berkeliling Nusantara. Awalnya, tak mudah membujuk dua anak remaja yang terbiasa tinggal di rumah untuk pergi berkelana.

"Hakim dan Sabiya sama sekali tidak menyukai ide perjalanan ini karena menurut mereka sangat aneh dan tidak lazim. Mereka juga memikirkan bagaimana caranya sekolah nanti," cerita Ambu Melati kepada HaiBunda, belum lama ini.

"Tetapi Hakim sudah home schooling terlebih dahulu, dan Sabiya kemudian juga harus home schooling ketika kami melakukan perjalanan. Mau tidak mau (ikut) karena memang tidak ada opsi lain. Anak-anak harus ikut, tidak mungkin dititipkan, dan perjalanan ini memang ditujukan untuk mereka belajar," tuturnya.

Abah Dodi yang semula bekerja di Malaysia kemudian membawa pulang keluarganya ke Indonesia. Mereka pun bersiap untuk melakukan perjalanan. Salah satunya dengan membuat mobil campervan yang digunakan sebagai rumah portable selama berpetualang.

Mobil berukuran besar itu didesain sedemikian rupa sehingga mampu melakukan perjalanan jauh. Di mobil ini, keempat anggota keluarga Kusmajadi juga dapat melakukan berbagai kegiatan sehari-hari seperti layaknya di rumah, termasuk untuk kedua anak mereka belajar.

Tak disangka, Hakim dan Sabiya mendapatkan banyak pelajaran selama di perjalanan. Baca di halaman berikutnya, Bunda.

Saksikan juga video tentang rumah susun yang disulap jadi rumah minimalis, di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]


BELAJAR DI CAMPERVAN SI MOTI

Keluarga Kusmajadi

Keluarga Kusmajadi/ Foto: Instagram @keluarga.kusmajadi

Keluarga Kusmajadi meninggalkan rumah mereka di Jakarta dan mengawali perjalanan pada 3 September 2018. Hakim dan Sabiya melakukan kegiatan belajar selama melakukan perjalanan bersama Abah dan Ambu.

Meski awalnya sempat menolak ikut, Hakim dan Sabiya mendapatkan banyak pengalaman seru ketika berkeliling Indonesia menaiki Si Moti. Mereka berkenalan dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda di setiap tempat baru.

"Mereka home schooling. Lebih tepatnya travel schooling karena proses belajar sambil melakukan perjalanan. Pada umumnya mereka belajar dari apapun yang mereka lihat di jalan, seperti budaya, sejarah, kearifan lokal, alam dan proses pembentukannya. Segala macam yang jadi sumber pengetahuan mereka di jalan adalah guru mereka," kata Ambu Melati.

"Alhamdulillah, lama kelamaan mereka bisa menikmati perjalanan, berinteraksi dengan banyak orang, terutama Hakim yang memang sangat suka berinteraksi dengan banyak orang. Mereka juga melihat banyak kebaikan yang dilakukan oleh warga lokal. Jadi anak-anak bisa lihat bahwa hidup bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan juga untuk orang lain," imbuhnya.

"Mereka juga bertemu dengan orang dari berbagai latar belakang budaya, sosial dan pendidikan. Jadi bukan hanya berteman sambil menambah wawasan, tetapi juga berlatih memahami orang lain dan yang paling penting belajar berempati," sambung Abah Dodi.

Keluarga Kusmajadi selalu mengabadikan proses perjalanan mereka sebagai bahan pembelajaran. Sebagai contoh, Ambu Melati dan Abah Dodi rutin membuat vlog yang mereka unggah di YouTube agar dapat menyaksikan perjalanan mereka, sekaligus membagikannya kepada banyak orang.

Hal serupa juga dilakukan oleh anak-anak mereka. Hakim dan Sabiya membuat dokumentasi dengan kreatifitas masing-masing. Selama melakukan perjalanan, Abang Hakim selalu membuat catatan yang dia unggah lewat blog. Sementara itu, Dek Sabiya lebih gemar mengabadikan momen belajar lewat scrapbook.

"Isi scrapbook-nya ada kumpulan tiket, bulu burung jalak bali, lipatan daun pandan yang dipakai untuk orang beribadah di Bali, kartu pos, foto-foto dari kamera polaroid, atau biji kopi dan kerang, yang dijadikan sebuah scrapbook kemudian diberi tulisan tentang proses perjalanannya seperti apa," papar Ambu Melati.

Lantas, apa sih yang dua remaja ini dapatkan lewat perjalanan keliling Indonesia? Simak kisah mereka di halaman berikutnya, ya.

DAPAT BANYAK PENGETAHUAN

Keluarga Kusmajadi

Keluarga Kusmajadi / Foto: Instagram @keluarga.kusmajadi

Keluarga Kusmajadi saat ini baru saja menyelesaikan perjalanan mereka pada 20 Maret 2022. Keluarga tersebut sudah mengunjungi setiap provinsi di Indonesia, Bunda.

Sebelum pulang, Keluarga Kusmajadi sempat melakukan evaluasi perjalanan mereka. Ternyata, banyak hal yang didapatkan oleh Hakim dan Sabiya ketika melakukan perjalanan di usia remaja.

"Tentu saja karena seperti Nabi Muhammad katakan, kelebihan melakukan perjalanan adalah kita bisa belajar. Ada beberapa yang Sabiya tuliskan saat evaluasi. Dia jadi lebih fleksibel, dia bisa menggunakan toilet umum dengan nyaman, padahal sebelumnya tidak bisa. Lalu bisa tidur dalam kondisi apapun, dia tidak lagi pemilih makanan," papar Ambu Melati.

"Sabiya dan Hakim juga senang karena dapat pengalaman baru melihat binatang di habitat aslinya. Mereka juga mempelajari diving di perjalanan. Selain itu, Hakim jadi sadar bahwa dia punya kekuatan mudah bergaul dengan orang lain," sambungnya.

Selain itu, perjalanan tersebut juga menjadi momen untuk melatih kemandirian Hakim dan Sabiya sebagai remaja. Kedua ABG ini pernah menjelajah Gili Trawangan berdua. Mereka juga pernah menjadi sukarelawan dengan mengajar Bahasa Inggris untuk warga lokal, dan membantu pembangunan rumah korban gempa.

Istilahnya, mereka jadi lebih tambeng. Kalau dibandingkan dengan sebelum perjalanan jelas lebih mandiri tapi dibandingkan anak lain ya belum tentu. Sejauh ini kami lihat mereka cukup mandiri dalam beberapa hal. Tapi namanya anak, ada kalanya masih terus dikembangkan.

Hasil tersebut tak luput dari proses pembelajaran yang Hakim dan Sabiya dapatkan selama berpetualang. Selain mempelajari ilmu akademis dengan memakai laptop di campervan, Abah Dodi dan Ambu Melati selalu menyesuaikan tujuan destinasi mereka dengan ilmu pengetahuan yang ingin dipelajari oleh anak-anak.

"Ketika kami memilih tempat juga disesuaikan dengan keinginan kita belajar. Misalnya ketika kita ingin mengetahui tentang proses pembentukan Danau Toba, kami pergi ke sana. Jadi bukan hanya belajar akademis di sekolah, tapi juga dapat life skill," kata Abah.

"Mereka juga belajar akademis melalui internet. Selain Matematika, juga Bahasa Inggris, IPA, sejarah, geografi. Tetapi kadang kita berada di daerah yang tak ada sinyal, jadi akhirnya kami mengobrol saja," sambung Ambu.

Tidak lupa, Abah dan Ambu juga mengajak anak mereka refreshing di sela-sela proses pembelajaran. Sesekali, mereka akan menginap dan beristirahat di hotel saat mengunjungi kota besar. Mereka juga biasa mengajak anak-anak pergi menonton bioskop, hingga makan di restoran favorit mereka sebelum melanjutkan perjalanan.


(anm/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda