Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

7 Rekomendasi Dongeng Anak Pengantar Tidur, Ada Pesan Moral yang Bisa Dipetik

Kinan   |   HaiBunda

Jumat, 20 May 2022 18:30 WIB

I want you to read me another fairy tale. daughter in bed reading book.
Ilustrasi Rekomendasi Dongeng Anak Pengantar Tidur, Foto: Getty Images/iStockphoto/Liderina

Menjelang waktu tidur bisa menjadi waktu yang paling tepat bagi Bunda untuk bisa menambah bonding dengan anak. Salah satunya dengan membacakan cerita. Nah, apa saja rekomendasi dongeng anak pengantar tidur yang bisa jadi pilihan Bunda?

Dilansir Parents, membacakan cerita jelang tidur telah lama diyakini dapat menumbuhkan ikatan antara orang tua dan anak. Baru-baru ini, peneliti bahkan menemukan manfaat dari kebiasaan tersebut pada tumbuh kembang otak anak.

"Penelitian saraf menunjukkan bahwa ketika orang tua berinteraksi secara verbal dengan anak, termasuk dengan membacakan cerita, mereka mengalami peningkatan fungsi otak," ujar peneliti tumbuh kembang anak di National Institute of Child Health and Human Development, G. Reid Lyon, Ph.D.

Menurutnya, peningkatan ini terjadi pada keterampilan logika pada anak. Selain itu, anak juga memiliki tingkat stres yang lebih rendah. 

Dikutip dari Mom Junction, tidak pernah terlalu dini untuk memperkenalkan anak pada dunia cerita. Bunda pun mulai dapat membacakan dongeng sebelum tidur pada anak saat masih bayi, guna meningkatkan imajinasinya. 

Bahkan Bunda juga bisa memperkenalkan kebiasaan baik ini sejak masa kehamilan. Sebab bayi dapat mengenali suara Bunda di dalam rahim.

Banner 5 Tanda Melahirkan dalam Waktu DekatFoto: HaiBunda/ Annisa Shofia

Berikut rekomendasi dongeng anak pengantar tidur yang bisa menjadi pilihan Bunda, seperti dikutip dari berbagai sumber:

1. Gadis Kecil Penjual Korek Api

Gadis kecil ini bernama Meri. Meri sangat sedih ketika neneknya meninggal. Akhirnya ia hanya hidup dengan ayahnya.

Tapi ayah Meri sangat malas tidak mau bekerja, sehingga membuat mereka tidak punya cukup uang untuk membeli bahan makanan. Akhirnya, saat musim dingin tiba Meri keluar rumah dan menjual korek api.

Meri tidak pantang menyerah, walaupun kedinginan dan bajunya tidak tebal. Sudah beberapa hari korek apinya belum ada yang terjual. Hari semakin malam dan ia duduk di depan toko sambil menahan dingin dan lapar.

Akhirnya, ia menyalakan korek api untuk menghangatkan tangan sampai korek api itu habis dan Meri pingsan karena kedinginan. Esoknya warga menemukan Meri pingsan dan menyesal tidak membeli korek api Meri.

Pesan moral yang dapat diambil dari dongeng ini yakni pentingnya saling menolong. Jika mampu, sudah sepatutnya kita menolong tetangga, teman, dan orang-orang di sekitar.

2. Si Kancil dan Buaya

Suatu hari, ada seekor kancil yang sedang berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makanan. Karena makanan di sekitar kediamannya telah berkurang, Kancil pun pergi untuk mencari di luar kawasannya. 

Di tengah jalan, ia harus menyeberang sungai yang dihuni banyak sekali buaya besar yang sangat lapar. Kancil pun berpikir sejenak, lalu ia mendekat ke tepi sungai.

"Hai buaya, apakah kau sudah makan siang?" tanya Kancil dengan suara yang dikeraskan.

Tak lama kemudian, muncul seekor buaya dari permukaan air, "Siapa yang berteriak siang-siang begini? Mengganggu tidur saja."

"Hai Kancil, diam kau! Kalau tidak, aku makan nanti kamu," timpal buaya yang lain.

"Aku datang ke sini untuk menyampaikan pesan dari Raja Hutan, jadi janganlah kau makan aku dulu," jawab kancil.

"Ada apa sebenarnya, ayo cepat katakan," kata buaya.

"Baiklah. Raja Hutan memintaku untuk menghitung jumlah buaya yang ada di sini. Raja hutan hendak memberikan hadiah untuk kalian," ujar Kancil.

"Jadi sekarang, panggil semua temanmu," lanjutnya.

Mendengar hal itu, buaya sangat senang dan langsung memanggil semua kawannya untuk berbaris berjajar di permukaan sungai. Namun, mereka semua ternyata hanya diperdaya oleh si Kancil.

Dengan cerdik, Kancil langsung pergi setelah menghitung buaya terakhir di ujung sungai dan lolos dari cengekraman buaya yang lapar.

Kisah Kancil dan Buaya mengajarkan bahwa kecerdikan dapat mengalahkan kekuatan. Meskipun berada di situasi sesulit apapun. Meski begitu, berbohong juga tidak patut dibenarkan ya, Bunda.

3. Sang Tikus dan Raja Hutan

Pada suatu pagi di tengah hutan, Singa sang Raja Hutan tengah tertidur pulas. Namun, tanpa disengaja Tikus menyentuh tubuh sang Singa hingga membuatnya terbangun dari tidurnya.

Singa pun marah dan menangkap Tikus, tetapi Tikus memohon kepada Singa untuk tidak memakannya dan berjanji akan membalas kebaikan hati Singa. Akhirnya Singa pun melepaskannya, tetapi ia meremehkan janji Tikus yang ingin membalas kebaikannya itu.

Pada suatu hari, sang Singa terperangkap jaring pemburu. Mendengar jeritan suara minta tolong, Tikus segera datang menghampiri sang Singa dan menolongnya. Akhirnya sang Singa bisa bebas dari jaring tersebut dan berterima kasih kepada Tikus.

Cerita dongeng yang satu ini mengajarkan kita untuk tidak meremehkan sesama dan berbuat baik seperti tikus dan singa.

Simak rekomendasi dongeng anak pengantar tidur lainnya di halaman berikut, yuk.

Tonton juga video rekomendasi tontonan anak di Youtube yang bermanfaat:

[Gambas:Video Haibunda]



KISAH BERUANG DAN LEBAH HINGGA BURUNG BANGAU YANG ANGKUH

Ilustrasi ibu dan anak membaca buku atau dongeng

Ilustrasi Rekomendasi Dongeng Anak Pengantar Tidur, Foto: Getty Images/iStockphoto/Choreograph

4. Beruang dan Lebah

Suatu hari, Beruang tengah menjelajahi hutan untuk mencari buah-buahan. Di tengah pencarian, ia menemukan pohon tumbang di mana terdapat sarang tempat para lebah menyimpan madu.

Beruang itu mulai mengendus-endus dengan hati-hati di sekitar pohon tumbang tersebut untuk mencari tahu apakah ada banyak lebah sedang berada dalam sarang tersebut. 

Tepat pada saat itu, sekumpulan kecil lebah terbang pulang dengan membawa banyak madu. Lebah-lebah yang pulang tersebut mendekati sang Beruang, menyengatnya dengan tajam lalu lari bersembunyi ke dalam lubang batang pohon.

Seketika Beruang tersebut menjadi sangat marah, loncat ke atas batang yang tumbang tersebut dan dengan cakarnya menghancurkan sarang lebah. 

Tetapi hal ini malah membuat seluruh kawanan lebah yang berada dalam sarang, keluar dan menyerang Beruang.

Beruang yang malang itu akhirnya lari terbirit-birit dan hanya dapat menyelamatkan dirinya dengan cara menyelam ke dalam air sungai.

Hal yang dapat dipelajari dari kisah Beruang dan Lebah ini adalah lebih bijaksana untuk menahan diri ketimbang menambah masalah karena melampiaskan emosi.

5. Burung Bangau yang Angkuh

Seekor bangau berjalan dengan langkah yang anggun di sepanjang sebuah sungai kecil, matanya menatap air sungai yang jernih, leher dan paruhnya yang panjang siap untuk menangkap mangsa di air sebagai sarapan paginya. 

Saat itu, sungai dipenuhi dengan ikan-ikan yang berenang, tetapi Bangau merasa sedikit angkuh di pagi hari itu.

"Saya tak mau makan ikan-ikan yang kecil," katanya kepada diri sendiri. "Ikan yang kecil tidak pantas dimakan oleh bangau yang anggun seperti saya."

Sekarang, seekor ikan yang sedikit lebih besar dari ikan lain, lewat di dekatnya.

"Tidak," kata sang Bangau. "Saya tidak akan merepotkan diri saya untuk membuka paruh dan memakan ikan sebesar itu!"

Saat matahari mulai meninggi, ikan-ikan yang berada pada air yang dangkal dekat pinggiran sungai, akhirnya berenang pindah ke tengah sungai yang lebih dalam dan dingin. Sang Bangau yang tidak melihat ikan lagi, terpaksa harus puas dengan memakan siput kecil di pinggiran sungai.

Cerita ini mengajarkan anak untuk tidak bersikap angkuh karena sifat ini hanya akan merugikan, baik orang lain maupun pada diri sendiri.

6. Si Kera dan Pohon Pisang

Pada suatu hari, Kera dan Kura-kura sepakat untuk menanam pohon pisang. Lalu, mereka pergi ke pinggir sungai dan menemukan sebatang pohon pisang yang hanyut di sungai.

Setelah mendapatkannya, mereka langsung membagi dua pohon pisang tersebut untuk ditanam di rumah masing-masing. Kera mengambil bagian ujung, sedangkan Kura-kura diberi bagian pangkal pohon.

Seiring dengan berjalannya waktu, pohon pisang yang ditanam oleh Kura-kura telah tumbuh tinggi dan berbuah lebat. Sementara itu, pohon pisang yang ditanam oleh Si Kera tidak tumbuh.

Saat Kera berkunjung ke rumah Kura-Kura untuk melihat pohon pisangnya, Kura-kura meminta tolong Kera untuk mengambil buah pisangnya. Namun, sangat disayangkan, Kera dengan serakah memakan banyak buah pisang Kura-kura sendirian dan akhirnya sakit perut.

Setelah kejadian tersebut, Kera merasa bersalah dan meminta maaf kepada Kura-kura. Walaupun pernah disakiti, Kura-kura tetap memaafkannya dan tetap menjadi sahabat Si Kera.

Selain selalu berbagi dan tidak serakah, dongeng ini juga mengajarkan anak untuk memaafkan.

7. Si Kancil Mencuri Mentimun

Suatu hari Kancil jalan-jalan ke ladang mentimun milik manusia. Lalu Kancil tergiur untuk mengambil dan memakannya. Lalu ia terus memakan mentimun sampai kenyang.

Sore harinya, Pak Tani pemilik ladang datang ke ladang dan sangat marah melihat timun-timunnya telah habis dan ladangnya berantakan. Esoknya Kancil datang lagi ke ladang untuk meminta maaf dan berusaha menyentuh kaki Pak Tani.

Ternyata yang disentuhnya bukanlah Pak Tani melainkan orang-orangan sawah yang sudah dilumuri oleh getah pohon, sehingga membuat Kancil terperangkap dan tidak bisa berjalan. 

Saat Pak Tani datang, Pak Tani langsung menangkap Kancil dan membawa Kancil pulang ke rumah dan mengurungnya dengan rasa marah.

Nasihat dari cerita ini untuk Si Kecil adalah jangan mengambil milik orang lain tanpa izin, sebab itu merupakan perbuatan mencuri dan akan membuat orang yang dicuri marah.


(fir/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda