
parenting
Kenali Tanda Hepatitis Akut Misterius pada Anak dan Pola Penyebarannya
HaiBunda
Sabtu, 04 Jun 2022 18:30 WIB


Pandemi COVID-19 belum berakhir, namun beberapa waktu lalu dunia kembali dibuat khawatir dengan munculnya hepatitis akut misterius. Di Indonesia, penyakit ini sudah ditemukan sejak awal Mei, Bunda.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), probable kasus hepatitis akut misterius banyak ditemukan pada anak usia di bawah 16 tahun. Semakin kecil usia anak, gejala penyakit bisa menjadi berat.
Hepatitis akut misterius vs Hepatitis A-E
Secara umum, hepatitis adalah peradangan pada hati yang disebabkan infeksi virus Hepatitis A, B, C, D, dan E (A-E). Namun, hepatitis juga dapat disebabkan penyakit metabolik, gangguan imunitas, dan virus lain seperti enterovirus dan adenovirus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbeda dengan hepatitis A-E, hepatitis akut misterius belum diketahui penyebab pastinya sehingga disebut 'misterius'.
Kasus pertama hepatitis akut misterius ditemukan di Inggris pada anak-anak, Bunda. Kondisi pasien memburuk dalam waktu cepat (akut) hingga terjadi penurunan kesadaran dan membutuhkan transplantasi hati.
Dalam pemeriksaan, ditemukan anak-anak tersebut tidak terpapar virus penyebab hepatitis A-E. Hingga saat ini, penyebab pasti hepatitis akut misterius masih diteliti lebih lanjut oleh para ahli.
Anak yang belum vaksin hepatitis A dan B rentan terkena hepatitis akut misterius?
Sejauh ini, penyebab hepatitis akut misterius belum diketahui secara pasti. Namun, sudah dapat dipastikan bukan karena virus hepatitis A dan B. Sementara itu, penyebab hepatitis A dan B sudah diketahui, Bunda.
Jadi artinya, tidak ada hubungan anak yang belum vaksin hepatitis A dan B dengan kemungkinan terkena hepatitis akut misterius ini. Setiap anak di bawah usia 16 tahun, sistem imun rendah, belum atau sudah vaksin hepatitis A dan B, tetap bisa terkena penyakit misterius ini.
Hal tersebut juga berlaku bagi anak yang sudah pernah terpapar hepatitis A dan B. Tidak menutup kemungkinan anak yang pernah mengalami hepatitis A dan B, bisa terkena hepatitis akut misterius.
Hubungan hepatitis akut misterius dan COVID-19
Di awal kemunculannya, banyak orang mengaitkan hepatitis akut misterius ini dengan COVID-19, Bunda. Faktanya, pada beberapa kasus memang ditemukan SARS-COV-2 dan adenovirus pada anak yang mengidap penyakit ini.
Namun, hingga kini belum ada bukti yang menjelaskan bahwa hepatitis akut disebabkan oleh virus COVID-19 atau vaksin COVID-19. Sebab, pada kebanyakan kasus juga ditemukan anak tanpa riwayat COVID-19 terkena hepatitis akut misterius, bahkan juga terjadi pada balita yang belum mendapatkan vaksin COVID-19
Tanda hepatitis akut misterius
Berikut gejala hepatitis akut misterius yang dibagi menjadi 2 fase:
1. Fase pertama
Di awal fase pertama atau pre jaundice, biasanya belum muncul tanda kuning pada anak. Gejala yang muncul umumnya adalah masalah di saluran cerna, muntah, mual, diare, nyeri perut, dan terkadang demam.
Pada fase ini, feses anak terlihat berwarna pucat, seperti putih gading. Tanda lainnya dilihat dari hasil pemeriksaan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT), yakni di atas 500 U/L.
2. Fase kedua
Perpindahan fase pertama dan kedua dapat terjadi dalam waktu cepat (akut). Anak dapat mengalami perburukan secara mendadak, Bunda.
Gejala dapat dimulai dengan munculnya tanda kuning (jaundice). Untuk memastikan kondisi anak, dokter akan melakukan tes hepatitis A-E dan kemungkinan penyebab hepatitis lainnya.
Bila hasil negatif, bisa dipastikan anak tersebut probable hepatitis akut misterius. Pemeriksaan tambahan lainnya juga akan dilakukan untuk memastikan kondisi anak.
Hepatitis akut misterius bisa menyebabkan kematian
Sama seperti hepatitis lainnya, hepatitis akut misterius juga bisa menjadi berat bila kondisi hati sudah rusak. Ini juga termasuk kondisi imunitas anak yang tidak cukup kuat, hingga akhirnya menyebabkan perburukan atau disebut hepatitis fulminan.
Pada hepatitis fulminan, anak bisa kehilangan kesadaran dan hatinya menjadi rusak. Penanganan kondisi ini adalah dengan transplantasi hati.
Permasalahan yang sulit ditangani adalah ketika anak harus menjalani transplantasi hati ini, Bunda. Selain harus siap secara klinis, anak membutuhkan donor hati yang cocok.
Di Indonesia, transplantasi hati membutuhkan persiapan matang yang memakan waktu lama hingga tahunan. Transplantasi hati termasuk operasi besar yang hanya bisa dilakukan di rumah sakit besar dengan fasilitas yang mumpuni.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Simak juga penularan hepatitis akut misterius seperti dijelaskan dalam video di bawah ini:
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
7 Pertolongan Pertama Anak Kejang di Rumah, Perhatikan Hal yang Dilarang Dilakukan

Parenting
Kenali Pemicu ISPA pada Anak, Jangan Buru-buru Berikan Antibiotik!

Parenting
3 Penyebab Anak Rentan Terinfeksi Salmonella Non-thypoid & Bahayanya untuk Kesehatan

Parenting
5 Penyakit Anak yang Ternyata Tak Butuh Antibiotik, Jangan Sampai Salah ya!

Parenting
Tips Cukupi Gizi Anak saat Puasa, Catat Daftar Makanan Penting untuk Sahur & Berbuka


7 Foto