
parenting
Tips Cukupi Gizi Anak saat Puasa, Catat Daftar Makanan Penting untuk Sahur & Berbuka
HaiBunda
Jumat, 01 Apr 2022 11:08 WIB


Bulan Ramadan segera tiba nih, Bunda. Wah, saatnya mengajak anak-anak mengenal puasa Ramadan ya.
Puasa Ramadan hukumnya wajib bagi umat Muslim. Sedangkan bagi anak-anak, belajar puasa bisa dijalankan saat mereka sudah siap secara usia serta didukung dengan kondisi tubuh yang sehat.
Memasuki usia 2-3 tahun, Bunda mulai dapat mengenalkan puasa ke anak. Di usia ini, anak-anak umumnya sudah mulai memahami aturan puasa, seperti menahan haus dan lapar.
Nah, memasuki usia sekolah, Bunda bisa mulai mengajak anak puasa. Di usia ini, kita pun sudah bisa mengajarkan makna berpuasa dan kewajiban yang harus dijalani.
Puasa sebaiknya dilakukan pada anak dengan kondisi yang stabil dan sedang tidak sakit, seperti pada anak dengan diabetes salah satunya. Selain itu, Bunda juga perlu mempertimbangkan puasa pada anak yang harus minum obat rutin setiap hari.
![]() |
Asupan memenuhi nutrisi anak puasa
Memenuhi asupan nutrisi anak puasa enggak boleh sembarangan ya. Meski kalori yang dibutuhkan anak sama seperti saat tidak puasa, Bunda harus cermat membagi porsi makannya di bulan Ramadan.
Jadwal makan anak dibagi menjadi sahur dan berbuka puasa. Nah pada dua waktu makan ini, maksimalkan kebutuhan nutrisi Si Kecil.
Secara biologis, tubuh akan bertahan tanpa asupan makanan selama 16 jam. Jika lebih maka tubuh akan mengalami metabolisme yang negative sehingga waktu berbuka juga tak kalah penting untuk menjaga metabolisme tubuh Si Kecil yang puasa.
Menu sahur dan berbuka puasa
Untuk mencegah anak lapar saat puasa atau makan secukupnya saat berbuka, Bunda bisa memilih menu makan yang sesuai. Artinya, pilih menu makan yang seimbang untuk anak sahur dan berbuka.
Ingat ya, Bunda, pilih asupan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Tak kalah penting, ada beberapa jenis makanan yang bisa bikin Si Kecil kenyang lebih lama saat puasa.
![]() |
Makanan ini bisa diberikan saat sahur, karena anak membutuhkan makanan yang membuatnya kenyang lebih lama. Bagaimana caranya? Siapkan makanan yang mengandung indeks glikemik (IG) rendah atau sedang, seperti beras merah, ubi, kacang hijau, gandum, roti, pisang, atau susu.
Sedangkan saat berbuka puasa, Si Kecil dapat mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti makanan manis, nasi putih, kentang, donat, cokelat, atau es teh. Jenis makanan indeks glikemik tinggi ini akan mengganti kekurangan asupan gula selama anak berpuasa dan cepat membuat kenyang karena cepat dicerna tubuh.
Saat berbuka puasa, anak dapat langsung diberikan makanan manis secara bertahap. Jangan langsung memberikan makanan berat ke anak di awal buka puasa ya.
Selama seharian menahan lapar, asam lambung anak akan meningkat karena jumlah makanan yang dicerna berkurang. Asam lambung tinggi dapat menyebabkan anak muntah bila langsung diberikan banyak makanan setelah berbuka puasa.
Bunda, begini cara menjelaskan ke anak saat bertanya apa itu puasa. Klik video di bawah ini ya!
ALASAN PENTING MEMBERIKAN ANAK MAKANAN MANIS SAAT BERBUKA PUASA
Makanan penting saat sahur dan berbuka untuk anak puasa/ Foto: iStockphoto
Lalu kenapa gula dan porsi sedikit di awal berbuka penting?
Gula dapat mengembalikan energi yang menurun saat anak puasa. Sedangkan porsi makan sedikit diperlukan untuk menurunkan asam lambung hingga siap menerima makanan yang lebih banyak.
Untuk asupan gula ini, Bunda bisa memberikan banyak pilihan ke anak, seperti makan kurma, minum sirup, atau teh manis. Tapi ingat, semua makanan yang dikonsumsi anak harus higienis agar terhindar dari sakit perut ya.
Saat berbuka puasa, Bunda juga perlu membatasi anak makan gorengan lho. Makanan berminyak ini sebenarnya tidak masalah dimakan saat berbuka, tapi ada baiknya dikonsumsi setelah perut diisi dengan makanan manis.
Makan gorengan juga tak direkomendasikan karena mengandung lemak. Makanan berlemak tidak dibutuhkan anak saat berbuka puasa karena lebih lama dicerna tubuh sehingga anak menjadi sedikit makan karena terasa kenyang..
Anak yang sudah kenyang makan gorengan dapat menolak makanan lain. Akibatnya, kebutuhan kalori harian bisa berkurang atau malah tidak terpenuhi.
Kebiasaan makan baru selama puasa mungkin akan sulit diterima Si Kecil di awal periode puasa Ramadan. Tapi, lama-kelamaan mereka akan terbiasa dan tubuh akan dengan sendirinya menyesuaikan.
![]() |
Kebutuhan cairan anak yang puasa
Pemenuhan kebutuhan cairan Si Kecil juga penting saat puasa nih, Bunda. Tapi perlu diingat, kebutuhan ini berbeda pada setiap anak.
Kebutuhan cairan akan tergantung pada berat badan dan usia. Misalnya, rata-rata anak sudah full puasa di atas usia 6-7 tahun, memiliki berat badannya sekitar 30 kilogram. Anak di usia ini berarti membutuhkan cairan hingga 2 liter per hari
Nah, kebutuhan cairan ini dapat dipenuhi saat waktu berbuka puasa dan sahur. Cairan yang cukup tak hanya mencegah dehidrasi dan menangkal rasa haus, tapi juga dapat mencegah lapar selama anak puasa, sehingga anak tetap aktif walaupun sedang berpuasa.
Cara mengatasi anak pemilih makanan yang puasa
Anak belum tentu picky eater atau pilih-pilih makanan karena menolak makan. Bisa saja ini terjadi karena habit atau kebiasaan lho.
Saat anak menolak satu jenis makanan, Bunda jangan menyerah untuk terus mengenalkannya sampai Si Kecil memang benar-benar menolaknya. Menurut penelitian, setiap anak dapat dicoba satu jenis makanan kurang lebih 10-15 kali. Kalau memang sudah 15 kali tetap ditolak, mungkin artinya anak memang enggak doyan, tapi bukan berarti tak mau.
Nah, untuk mengatasi anak pemilih makanan ini, Bunda sebenarnya bisa mencoba untuk mengkreasikan menu makanan. Campurkan makanan yang sedang dikenalkan ke anak dengan makanan yang dia sukai. Misalnya, Si Kecil tidak suka daging ayam, tapi doyan makan nasi goreng. Coba campurkan sedikit ayam ke dalam nasi goreng.
Bila dia tetap tidak suka, Bunda perlu mencobanya lagi ya. Tapi ingat, jangan dipaksa. Cara mencampur makanan ini bisa dilakukan sedikit demi sedikit. Kuncinya, Bunda harus sabar mengulangnya 10 -15 kali untuk satu jenis makanan.
Lalu, apakah sahur menjadi pilihan tepat diberikan saat anak sahur? Simak ulasan selengkapnya di halaman berikut!
TEPATKAH MEMBERI SUSU SAAT ANAK SAHUR DAN APAKAH PERLU VITAMIN TAMBAHAN?
Anak minum susu saat sahur, bolehkah?/Foto: Getty Images/iStockphoto/simarik
Memberikan anak susu untuk menu sahur
Susu dapat diberikan pada anak sebagai tambahan makanan sahur. Artinya, susu tidak bisa dijadikan menu utama pengganti makan Si Kecil ya.
Untuk anak usia di atas 5 tahun pun, maksimal minum susu adalah 500 sampai 600 mililiter (ml) per hari. Jumlah ini tak akan cukup memenuhi kebutuhan kalori dan cairan anak selama puasa.
Hanya minum susu saat sahur juga tidak akan memenuhi gizi seimbang yang dibutuhkan anak untuk seharian menahan lapar, Bunda. Mereka bisa cepat lapar, lemas, sehingga berat badannya dapat turun.
Selain itu, memberikan susu yang terlalu banyak di waktu sahur juga dapat memengaruhi kondisi tubuh Si Kecil lho. Kebanyakan minum susu ternyata bisa menghambat penyerapan zat besi.
![]() |
Vitamin tambahan untuk anak puasa
Vitamin tambahan sebenarnya tak diperlukan saat anak puasa. Asalkan anak sudah cukup mendapatkan gizi seimbang dari makanan yang dikonsumsinya.
Vitamin atau suplemen tambahan hanya diperlukan bila gizi anak tidak bagus atau sedang sakit, sehingga intake makanannya berkurang.
Meski begitu, vitamin sebagai booster tetap boleh diberikan ke anak untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya selama puasa. Misalnya, memberikan suplemen vitamin C atau vitamin D. Tapi, pemberian suplemen ini perlu dikonsultasikan dulu ke dokter, terutama untuk mengetahui dosis dan efek sampingnya.
Untuk anak-anak, Bunda hanya perlu menghindari suplemen mengandung bahan herbal selama puasa nih. Sebab, dosis bahan herbal belum diketahui secara pasti dan aman atau tidak untuk tubuh. Suplemen herbal juga tidak boleh digunakan dalam jangka panjang.
Do's and Dont's anak puasa
Bila anak ikut berpuasa di bulan Ramadan, ada beberapa hal yang perlu Bunda pahami nih. Berikut do's and dont's anak puasa:
- Berikan pengertian ke anak tentang tujuan puasa atau persiapkan anak supaya paham arti puasa tidak hanya menahan lapar dan haus.
- Tetap jaga gizi seimbang dengan memenuhi asupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
- Tidak ada perubahan jumlah kalori atau cairan selama puasa. Pemberian makan dapat diatur saat sahur dan berbuka puasa.
- Jangan paksa anak untuk bangun dan makan banyak saat sahur karena ini sebenarnya adalah waktu anak tidur (deep sleep). Jangan paksa bila anak sudah mulai marah atau menangis.
- Ajarkan puasa secara bertahap. Bisa mulai puasa 6 jam, baru dicoba full puasa saat anak sudah kuat.
- Hindari memberikan anak makanan yang tidak sehat dan berlebihan, terutama setelah selesai bulan Ramadan. Anak membutuhkan adaptasi untuk kembali ke kebiasaan awal makan. Membiarkan anak makan berlebihan di waktu ini bisa menyebabkan obesitas karena mendadak konsumsi banyak makanan dengan indeks glikemik tinggi.
Semoga informasi mengenai cara memenuhi kebutuhan nutrisi anak puasa Ramadan ini membantu ya, Bunda.
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
5 Makanan yang Dilarang Diberikan pada Anak saat Sahur dan Berbuka Puasa

Parenting
7 Pertolongan Pertama Anak Kejang di Rumah, Perhatikan Hal yang Dilarang Dilakukan

Parenting
Kenali Pemicu ISPA pada Anak, Jangan Buru-buru Berikan Antibiotik!

Parenting
Kenali Tanda Hepatitis Akut Misterius pada Anak dan Pola Penyebarannya

Parenting
5 Penyakit Anak yang Ternyata Tak Butuh Antibiotik, Jangan Sampai Salah ya!


5 Foto
Parenting
Deretan Artis yang Masih Sembunyikan Wajah Anak, Ternyata Ada Alasannya
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda