parenting
7 Pertolongan Pertama Anak Kejang di Rumah, Perhatikan Hal yang Dilarang Dilakukan
Senin, 26 Dec 2022 16:21 WIB
Melihat anak kejang secara tiba-tiba tentunya akan membuat orang tua panik dan takut. Terlebih jika ini adalah kejang pertamanya.
Namun, orang tua harus tetap tenang supaya tetap melakukan tindakan yang benar ketika anak mengalami kejang .
Kejang sendiri merupakan suatu bangkitan listrik di dalam tubuh yang tidak terkendali. Ketika ini terjadi, akhirnya terjadi stimulus atau gerakan otot di luar kontrol tubuh.
Kejang terdiri dari beberapa jenis, Bunda. Ada kejang dengan tubuh kaku seluruh badan, kejang diam, atau kejang yang hanya salah satu anggota gerak saja.
Tidak semua kejang dimulai dengan demam. Pada dasarnya, kejang terjadi karena adanya pemicu seperti infeksi yang mengakibatkan demam, kelainan metabolik tubuh, atau adanya masalah di bagian kepala misalnya tumor di kepala, benturan pada otak, atau kelainan struktur otak.
Proses terjadinya kejang
Kejang terjadi karena adanya stimulus berlebihan pada saraf otak. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal seperti demam, infeksi berat, kelainan ion tubuh, gangguan metabolik, tumor kepala, dan kelainan lainnya yang menyebabkan masalah pada otak.
Kejang demam pada anak
Meskipun tidak semua kejang dimulai dengan demam, pada anak-anak kasus yang paling sering terjadi adalah kejang demam. Kondisi ini biasa terjadi pada anak dengan usia di bawah lima tahun, Bunda.
Anak yang tidak memiliki riwayat kejang demam pada anggota keluarganya tetap bisa terkena kejang demam. Namun, riwayat kejang demam pada anggota keluarga meningkatkan risiko anak mengalami kejang demam.
Anak yang kejang untuk pertama kali biasanya mengalami demam tinggi di atas 39 derajat celcius. Tapi tidak menutup kemungkinan kejang terjadi pada anak demam dengan suhu tubuh di bawah 39 derajat.
Ketika demam anak di bawah 39 derajat, maka risiko kejang berulang akan lebih tinggi. Sementara itu, anak dengan demam tinggi biasanya memiliki suhu sekitar 39 hingga 40 derajat.
Ciri anak kejang
Ada beberapa ciri anak mengalami kejang, Bunda. Berikut ini beberapa deretannya:
- Tubuh kelojotan atau bergetar seperti menggigil, ketika dipegang getaran tidak berhenti
- Tidak ada kontak mata
- Mata melihat ke atas atau ke samping
- Tangan dan kaki menghentak-hentak
- Suara hilang, tidak menangis
Efek pasca kejang
Biasanya dokter akan bertanya apa yang terjadi pada anak pasca kejang, Bunda. Hal ini lantaran bangkitan listrik dalam tubuh yang luar biasa dan terjadi secara mendadak membuat anak kehilangan banyak tenaga dan kekurangan oksigen.
Setelah kejang, biasanya anak akan tertidur atau bahkan tidak sadarkan diri. Ini terjadi karena semua aktivitas di otak berhenti pada saat kejang.
Kondisi tubuh tidak memiliki aktivitas listrik selama kejang, dengan efek samping yang dinamakan gejala sisa. Gejala sisa terjadi ketika kejang terjadi berulang-ulang dan tidak ditangani dengan baik.
Efek yang biasanya terjadi adalah kelumpuhan dan gangguan perkembangan sebagai efek jangka panjang.
Derajat keparahan kejang demam
Berdasarkan diagnostik dokter, biasanya derajat keparahan kejang demam dibagi menjadi dua, yakni kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks. Berikut ini ulasannya:
1. Kejang demam sederhana
Kondisi kejang demam sederhana ditandai dengan mata anak yang melihat ke atas, Bunda. Tak hanya itu, tubuh anak juga kelojotan namun tidak terjadi secara berulang-ulang. Jika anak kejang lagi, biasanya terjadi setelah dua atau tiga jam setelah kejang pertama.
2. Kejang demam kompleks
Kejang demam kompleks biasanya terjadi di salah satu bagian tubuh baik sisi kiri atau kanan. Saat kejang kompleks terjadi, mata anak akan melirik ke samping, Bunda.
Pemberian obat penurun demam pada anak kejang
Anak yang kejang demam boleh diberikan obat penurun panas baik paracetamol, ibuprofen, atau kompres. Ketika anak memiliki demam di atas 39 derajat dengan riwayat keluarga kejang dan sudah pernah kejang sebelumnya, disarankan untuk memberikan obat anti-demam melalui anus agar demam anak cepat turun.
Penanganan kejang di rumah
Ketika anak kejang di rumah, ada beberapa hal yang perlu Bunda lakukan. Berikut ini deretannya:
1. Jangan masukkan benda asing ke mulut
Selama ini, yang paling sering dilakukan adalah orang tua memasukkan sendok, kopi, kecap, kain, atau benda lainnya ke dalam mulut anak. Tindakan ini merupakan penanganan yang kurang tepat karena bisa membuat anak jadi tersedak.
Memasukkan berbagai benda asing ke mulut anak saat kejang membuat kondisinya jadi lebih berbahaya, Bunda. Jika anak tersedak, akhirnya bisa menyebabkan kematian.
2. Longgarkan baju anak
Ketika anak kejang, longgarkan baju anak, Bunda. Saat kondisinya kaku, anak membutuhkan ruang gerak yang lebih bebas sehingga anak mendapatkan banyak udara.
3. Posisikan terlentang atau miring
Menempatkan anak di tempat yang aman adalah hal penting yang perlu dilakukan saat anak kejang. Ketika kejang, posisikan anak terlentang atau miring untuk mencegahnya tersedak.
4. Hitung durasi kejang
Ketika anak kejang, usahakan agar tidak panik, ya. Bunda harus menghitung durasi kejang pada anak.
5. Ukur suhu tubuh
Jangan lupa untuk menghitung suhu tubuh anak ketika kejang. Hal ini juga penting untuk dilakukan.
6. Berikan obat kejang jika kejang berulang
Pada orang tua yang anaknya mengidap epilepsi atau sering kejang, mereka pasti memiliki penanganan pertama, yakni obat kejang yang diberikan melalui anus. Namun, obat ini hanya diberikan kepada anak yang memiliki riwayat kejang dan harus dengan resep Dokter ya
Anak yang tidak memiliki riwayat kejang tidak boleh menyimpang obat kejang ini, Bunda. Hal ini karena obat kejang memiliki risiko tinggi yang diberikan tanpa pengawasan dokter.
7. Bawa ke rumah sakit
Jika anak dengan riwayat kejang masih terus kejang meski sudah diberikan obat kejang melalui anus, segera bawa anak ke rumah sakit. Kalau anak yang belum pernah mengalami kejang telah dilakukan pertolongan pertama, bawa juga anak ke rumah sakit.
Anak dengan kejang pertama kali di usia berapapun harus segera diobservasi. Anak harus tetap dibawa ke rumah sakit meski mengalami kejang selama 5 detik, 10 detik, atau lebih.
Intinya, semua kejang harus dibawa ke dokter kecuali pasien epilepsi yang sudah mendapatkan obat epilepsi dan kejang tidak terjadi terus menerus
Tata laksana di rumah sakit
Setelah sampai rumah sakit, dokter akan memberikan obat kejang yang bisa menghentikan kejang melalui cairan infus. Obat yang diberikan melalui anus hanya dilakukan orang tua ketika di rumah dengan catatan orang tua sudah teredukasi dan anaknya sudah pernah kejang. Ketika kejang sudah berhenti, dokter baru akan mencari tahu penyebab kejang.
Saat anak telah mendapatkan diagnosis kejang demam, pemeriksaan dengan EEG, Ct scan, atauMRI tidak selalu diperlukan. Namun, ketika kejangnya di luar kejang demam dan sudah masuk ke derajat kompleks serta berulang, maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut
Ct scan atau MRI kepala sendiri diperlukan jika dokter mencurigai adanya infeksi di bagian kepala, adanyatumor, perdarahan, atau adanya cairan di kepala. Jadi, MRI hanya dibutuhkan di kondisi-kondisi khusus dan sudah mendapatkan analisa oleh dokter.
Simak juga penanganan anak kejang di bawah ini:

