PARENTING
Bahaya Hipotiroid Kongenital pada Anak, Picu Keterlambatan Pertumbuhan & perkembangan
dr. Jeshika Febi Kusumawati, Sp.A | HaiBunda
Selasa, 28 Jun 2022 18:55 WIBBeberapa waktu belakangan, gangguan tiroid ramai menarik atensi masyarakat. Aktor Indra L Brugman, menjadi salah satu orang yang mengalami penyakit satu ini.
Menurut pengakuan Indra, gangguan tiroid yang dialaminya ditandai dengan penurunan berat badan yang sangat drastis, hingga kehilangan rasa percaya diri. Hal ini pun menimbulkan kekhawatiran tersendiri pada orang tua, apakah gangguan tiroid bisa dialami anak-anak?
Perlu Bunda ketahui, gangguan hormon tiroid dapat dialami sejak bayi baru lahir. Kondisi ini dapat disebabkan produksi hormon tiroid yang bermasalah, Bunda.
Anak dengan gangguan tiroid dapat mengalami masalah pada pertumbuhan dan perkembangannya . Pada kondisi yang serius, anak dapat mengalami disabilitas intelektual.
Hormon tiroid pada manusia berfungsi untuk metabolisme tubuh. Hormon ini bertugas untuk mengubah enzim dan hormon menjadi energi, Bunda.
Jenis gangguan tiroid
Secara umum, ada 2 jenis gangguan tiroid yang dapat dialami anak-anak, yakni:
1. Hipertiroid
Hipertiroid adalah masalah pada sekresi atau produksi hormon tiroid yang berlebihan. Hipertiroid pada anak jarang terjadi. Prevalensinya 0.1 sampai 3 anak per 100.000 anak
Hipertiroid pada anak biasanya disebabkan karena penyakit autoimun atau bawaan lahir. Bayi yang mengalami hipertiroid dapat terlahir secara prematur, terdapat gangguan jantung sehingga mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan kedepannya.
2. Hipotiroid
Hipotiroid dapat terjadi ketika tubuh tidak cukup memproduksi hormon tiroid atau kurang. Dibanding hipertiroid, kasus hipotiroid lebih banyak ditemukan pada anak-anak. Salah satu hipotiroid yang banyak terjadi adalah hipotiroid kongenital yaitu kondisi hipotiroid yang terjadi semenjak bayi baru lahir.
Hipotiroid kongenital pada anak
Sejauh ini, kasus hipotiroid kongenital lebih banyak ditemukan pada bayi baru lahir. Di Indonesia, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), prevalensinya 1 di antara 2.000 bayi baru lahir.
Pada hipotiroid kongenital, kelenjar tiroid tak berfungsi maksimal sehingga tidak cukup memproduksi hormon tiroid untuk metabolisme tubuh. Gangguan tiroid ini merupakan kelainan bawaan yang disebut juga kelainan pembentuk kelenjar tiroid.
Menurut penelitian, salah satu kemungkinan penyebab lain hipotiroid kongenital adalah kekurangan asupan yodium saat hamil.
Bayi yang mengalami hipotiroid kongenital umumnya terlahir normal. Namun, bila tidak segera ditangani maka bayi akan mengalami kondisi berat hingga kematian, namun kondisi ini bisa dicegah dengan dilakukannya skrining pemeriksaan kadar hormon tiroid pada bayi baru lahir.
Diagnosis hipotiroid pada anak
Hipotiroid pada anak bisa dideteksi melalui skrining atau pemeriksaan darah untuk mengecek TSH (thyroid-stimulating hormone) dalam tubuhnya. Pemeriksaan TSH ini dilakukan pada bayi usia 48-72 jam atau tak lama setelah lahir.
TSH merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari. Fungsinya untuk membantu kelenjar tiroid dalam memproduksi dan melepaskan hormon di dalam tubuh.
Skrining TSH sebenarnya telah diwajibkan untuk bayi baru lahir oleh pemerintah Indonesia, Bunda. Namun sayangnya masih banyak yang tidak menjalani skrining ini karena beberapa alasan, seperti masalah biaya, faskes tidak lengkap atau kurang edukasi.
Buka halaman selanjutnya untuk mengetahui tanda, dampak, hingga penanganan gangguan tiroid pada anak.
Simak juga kondisi anak yang membutuhkan obat penurun demam, dalam video di bawah ini:

TANDA HINGGA DAMPAK HIPOTIROID KONGENITAL PADA ANAK