Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Waspada, Strict Parents Berisiko Bentuk Anak Jadi Pemberontak dan Tukang Bohong

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Senin, 04 Jul 2022 18:35 WIB

Serious mother talking to sad upset preschooler daughter kid at home. Mum consoling quiet girl, giving love, comfort, support, touching shoulder of child at home. Psychology, therapy,  empathy concept
Ilustrasi Bunda dan anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes

Orang tua adalah 'rumah' bagi anak-anaknya. Setiap orang tua punya gaya sendiri dalam mengasuh anak. Ada beberapa orang tua sangat menuntut anak-anak, ada pula yang membebaskan pilihan anak mereka.

Sayangnya, beberapa orang tua menuntut anak, tetapi tidak responsif terhadap kebutuhan emosional anak mereka. Orang tua ini dicirikan sebagai strict parents dan umumnya lebih kaku, keras, dan menuntut dan cenderung terlibat dalam bentuk disiplin yang provokatif dan menghukum.

Blake Griffin Edwards, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi mengatakan bahwa strict parents cenderung memiliki harapan tinggi akan konformitas dan kepatuhan terhadap aturan dan arahan.

"Orang tua ini lebih membatasi dan tidak mengizinkan dialog tentang alasan di balik aturan dan ekspektasi (pada anak), menggunakan bentuk kontrol psikologis," tuturnya, dikutip dari Psychology Today.

Apa itu strict parents?

Strict parents ingin dihormati karena aturan dan ketentuan mereka. Entah karena begitulah cara mereka dibesarkan atau karena mereka merasa tidak yakin dengan pola asuh mereka sendiri, Bunda.

Edwards yang merupakan direktur kesehatan perilaku dan konsultan perawatan terpadu di Negara Bagian Washington, mengatakan strict parents menyukai tindakan hukuman dan paksaan untuk mengekang keinginan.

"Anak-anak dari strict parents sering mengalami kecemasan serta pikiran dan perilaku kompulsif," ujarnya.

Risiko yang bisa dialami anak dari strict parents

Mengutip Aha Parenting, ada beberapa risiko yang ditimbulkan oleh pengasuhan strict parents, Bunda. Berikut risikonya:

1. Anak tak punya kesempatan untuk belajar disiplin diri dan tanggung jawab

Batasan dari strict parents kerap mengontrol perilaku anak, tetapi tidak membantu mereka untuk bisa belajar mengatur diri sendiri. Sebaliknya, batasan dari strict parents itu bisa memicu penolakan untuk bertanggung jawab atas diri mereka sendiri.

2. Anak jadi suka menggertak

Strict parents kadang membatasi tanpa empati dan didasarkan pada rasa takut. Inilah yang mengajarkan anak-anak jadi suka menggertak.

Ingat, anak-anak belajar apa yang mereka jalani dan apa yang teladani. Jika Bunda berteriak, mereka akan berteriak. Jika Bunda menggunakan kekuatan, anak-anak akan menggunakan kekuatan.

Anak-anak yang dibesarkan dengan disiplin hukuman memiliki kecenderungan untuk marah dan depresi, lho. Baca di halaman berikutnya.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga tanda Si Kecil berpotensi jadi anak cerdas melalui video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



SEBABKAN ANAK MARAH, DEPRESI, DAN JADI TUKANG BOHONG

It's a happy talent to know how to play

Ilustrasi Bunda dan anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/PeopleImages.

Strict parents seringkali mendisiplinkan anak dengan hukuman. Padahal, ada risiko yang mengintai di baliknya. Berikut risikonya:

3. Rentan depresi

Anak-anak yang dibesarkan dengan disiplin hukuman memiliki kecenderungan untuk marah dan depresi. Ini karena strict parents sering tidak ada di sana untuk membantu anak belajar mengatasi dan mengelola perasaan sulit yang mendorong mereka untuk bertindak. Mereka dibiarkan kesepian, mencoba memilah sendiri bagaimana mengatasi masalah.

4. Cenderung jadi pemberontak

Anak-anak yang dibesarkan dengan disiplin yang keras cenderung lebih memberontak. Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan strict parents cenderung lebih marah dan memberontak saat remaja dan dewasa muda.

Banner Makanan Penyebab Janin Tak BerkembangFoto: HaiBunda/ Novita Rizki

5. Jadi tukang bohong

Ini bagian paling bahaya dari risiko pola asuh yang diterapkan strict parents. Karena anak-anak yang dibesarkan dengan strict hanya 'melakukan yang benar'. Jika tidak, strict parents biasanya menghukumnya dan membuat anak-anak ketakutan. Alhasil, mereka juga menjadi pembohong yang hebat.

Intinya bahwa orang tua yang terlalu strict, pada kenyataannya, tidak berhasil dalam menciptakan anak-anak yang berperilaku lebih baik. Justru, menghambat anak-anak kita dalam upaya mereka untuk mengembangkan disiplin diri emosional.


(aci/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda