Reaksi Kocak Fitri Tropica Usai Anak Nangis Kena Tendang Mainan Sendiri

Tangisan anak yang histeris dan terjadi mendadak pastinya membuat orang tua ingin tahu alasan di baliknya. Seperti dialami Fitri Tropica dan putri sulungnya, Sada Amina Hanara, baru-baru ini. Namun, setelah melihat buktinya dari CCTV, presenter 34 tahun itu malah memberikan reaksi yang kocak.

Dalam rekaman CCTV rumahnya, terlihat Sada sedang bermain dengan mainannya dan didampingi pengasuhnya. Namun, secara tiba-tiba, tangis Sada pecah. Tidak terlalu terlihat jelas di CCTV, akhirnya Fitri Tropica menanyakan langsung anaknya.

Setelah menanyakan alasan pada putrinya mengapa tiba-tiba menangis, Fitri Tropica menahan tawa. Alasannya ternyata Sada 'ditendang' oleh mainannya sendiri. Mainan itu berupa boneka bayi kecil.

Fitri pun berikan reaksi kocak atas apa yang menimpa putrinya. Lewat caption Instagram dengan ciri khasnya, Fitri Tropica sampai mengancam 'pelaku' untuk 'menempuh jalur hukum'.

"Ini adalah video bukti tindakan penganiayaan berat yg dilakukan boneka baby JJ terhadap anak aku. Ibu mana yg tidak terkuras emosinya melihat anaknya diperlakukan seperti itu," tulis Fitri Tropica.

"Awalnya kami heran mendengar suara tangisan histeris kaka sada yang meraung kencang sampai ke lantai bawah. Tapi begitu kami usut dan kami lihat pelakunya, tentunya kami shock berat membayangkan betapa besar damage yg ditimbulkan akibat efek tendangan boneka baby jj segede upil itu terhadap anak kami."

Masih lewat caption lucunya, Fitri Tropica merasa kasus anaknya itu harus 'dikawal sampai tuntas' dan 'tidak bisa diselesaikan dengan kekeluargaan'. Walaupun, 'pelaku' dianggap 'di bawah umur'.

"Meskipun kami menyadari baby jj masih di bawah umur tapi kami merasa hal ini tidak bisa dijadikan alasan pembiaran. Harus dibawa ke meja hijau. Kalo ga ada kemeja pink, kemeja kotak kotak juga boleh lah. Supaya apa? Supaya ada EFEK JERA. Dan peristiwa seperti ini tydak perlu terjadi lagi ke depannya," tulisnya lagi.

"Untuk bekas luka sejauh ini terpantau kulit epidermis kakasada tercongkel sedalam 0,000000001 mm akibat perbuatan tersebut. Mari kita kawal sampe tuntas. Tidak perlu diselesaikan dengan kekeluargaan. Karena kami dan baby jj bukan keluarga. Terimakasih atas atensinya. Dan terimakasih telah menyisihkan waktu luang kalian yg berharga untuk berita yg ga berharga berharga banget ini. Tengs. #mohonsupportmorilnya #mohonempatinya."

Ha-ha-ha, kocak ya, Bunda? Anak Bunda pernah mengalaminya juga? Bicara soal melampiaskan amarah pada mainan, ternyata ada yang bisa kita sorot dari sisi psikologinya, lho.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga video tentang nama anak kedua Fitrop yang unik berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]

BALITA MARAH PADA MAINANNYA, BAGAIMANA MENYIKAPINYA

ilustrasi anak bermain/ Foto: Getty Images/iStockphoto/chanakon laorob

"Balita saya melampiaskan kekesalannya pada mainannya. Apa yang dapat saya lakukan?"

Balita mungkin sering frustrasi ketika mainan yang dia coba gunakan 'menolak untuk berperilaku' seperti yang dia inginkan. Mereka bisa saja marah atau menangis pada mainan mereka.

Mengutip Baby Center, ini mungkin karena balita belum terlalu kuat dan koordinasinya yang baik masih tidak selalu akurat. Mungkin juga bisa jadi dia mencoba membuat mainan itu melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukannya, Bunda.

Ternyata membuat anak belajar selesaikan masalah

Tapi tahukah, Bunda? Bertengkar dengan benda atau mainan yang membuat frustrasi sering kali bersifat mendidik? Ya, balita sebenarnya sedang mencari tahu hal-hal apa yang akan dan tidak akan dilakukan dan ini adalah informasi penting baginya.

Misalnya, anak Bunda mungkin frustrasi atau marah karena dia tidak bisa memaksa balok perseginya ke dalam lubang bundar dari permainan 'penyortir bentuk'. Namun, fakta bahwa balok persegi tidak cocok dengan lubang bundar adalah sesuatu yang harus dia pelajari. Dengan begitu, ia belajar menyelesaikan masalahnya sendiri.

Apa yang perlu Bunda lakukan? Coba bantu ketika melihat dan mendengar anak semakin frustrasi bahkan menangis karena hal tersebut. Tawarkan bantuan tapi tidak perlu membantu sepenuhnya.