parenting

Cara Menyelesaikan Penjumlahan Pecahan Kelas 3 SD, Simak Langkah-langkahnya

Jessica Elisabeth Gunawan   |   HaiBunda

Rabu, 21 Sep 2022 04:00 WIB

Jakarta -

Memasuki jenjang Sekolah Dasar, Si Kecil akan belajar berbagai mata pelajaran mulai dari Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, sampai Matematika. Semakin tinggi kelasnya, semakin banyak yang dipelajari ya, Bunda.

Matematika menjadi salah satu mata pelajaran dengan materi yang banyak. Seiring dengan kenaikan kelas Si Kecil, akan semakin banyak pula ilmu matematika yang dipelajari.

Memasuki kelas 3 SD, Si Kecil akan mulai mengenal bilangan pecahan dalam pelajaran Matematika. Dari berbagai materi yang diajarkan, materi pecahan merupakan salah satu materi yang sulit. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Banner Gawat Janin

Bunda yang kewalahan mengajarkan Si Kecil pecahan jangan khawatir. Sebelumnya, Bunda perlu tahu manfaat belajar pecahan. 

Manfaat belajar pecahan

Meskipun terlihat sulit, sebenarnya belajar pecahan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, Bunda. Apa saja manfaat belajar pecahan untuk Si Kecil?

Mengutip Yus Rasmuni dalam buku Matematika, manfaat pecahan antara lain:

  • Untuk menyatakan panjang benda, misalnya panjang pita 1/2 meter, panjang kain 1/4 meter.
  • Untuk membandingkan pecahan, misalnya 1/2 lingkaran dan 1/4 lingkaran.
  • Untuk menyatakan isi, misalnya air minum di gelas tinggal 1/4 gelas.

Selain itu, mempelajari pecahan juga berguna di bidang lain, seperti menghitung bahan masakan. Saat di dapur, istilah 1/4 sendok makan dan 1/2 gelas sudah tidak asing. Maka dari itu, mempelajari pecahan memiliki segudang manfaat bagi Si Kecil.

Bagian-bagian pecahan

Sebelum mengikuti langkah-langkah menyelesaikan penjumlahan pecahan, Bunda bisa menjelaskan kepada Si Kecil bagian-bagian dari pecahan.

Dalam sebuah bilangan pecahan terdapat dua bagian, yaitu pembilang dan penyebut. Misalnya sebuah lingkaran dibagi menjadi empat bagian yang sama besar. Salah satu bagian tersebut lalu diarsir. Bagian yang diarsir merupakan satu dari empat bagian yang sama besar. Jika ditulis dalam bentuk pecahan menjadi 1/4.

Dari contoh di atas, angka satu merupakan bilangan pembilang sedangkan angka empat merupakan bilangan penyebut.

Asal-usul pecahan

Setelah mengetahui bagian-bagian pecahan dan manfaatnya, selanjutnya Bunda perlu tahu asal-usul pecahan.

Bilangan pecahan pertama kali digunakan sekitar tahun 1600 SM (sebelum masehi) oleh Bangsa Mesir. Sebuah naskah kuno berisi catatan matematika peninggalan Bangsa Mesir Kuno dibeli oleh kolektor asal Skotlandia pada tahun 1858.

Naskah yang ditulis di atas kertas papirus ini dinamai Papirus Matematika Rhind setelah Alexander Henry Rhind yang membelinya. Dalam naskah tersebut, terdapat bilangan pecahan.

Dalam buku Seri Pintar Matematika yang ditulis oleh Alfarabi, Bangsa Mesir menulis pecahan-pecahan dalam huruf Hieroglyph. Mereka menggunakan pecahan dengan pembilang satu untuk menyatakan perbandingan.

Misalnya 1/5, 1/10, atau 1/21. Jika diperlukan angka lain, mereka tetap mengubahnya menjadi angka 1. Misalnya 2/5 sama dengan 1/3 + 1/15. Selain Bangsa Mesir, beberapa peradaban kuno juga sudah mengenal pecahan lho, Bunda. 

Bangsa Cina Kuno mengenal konsep pecahan yang kurang lebih sama dengan Bangsa Mesir. Uniknya, Bangsa Cina Kuno memberi nama penyebut dan pembilang sebagai ‘ibu’ dan ‘anak’.

Lalu, Bangsa Romawi dan Babilonia juga mengenal pecahan bernilai penyebut yang sama dengan pembilang apapun. Penyebut yang digunakan Bangsa Romawi Kuno adalah angka 12. Sementara itu, Bangsa Babilonia menggunakan angka 60 sebagai penyebutnya.

Tuition Concept. Portrait of concentrated small asian girl sitting at table in classroom, writing or drawing in notebook, doing homework or taking notes during lesson, selective focus, free copy spaceilustrasi Si Kecil belajar menjumlahkan pecahan./Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio

Menyederhanakan Pecahan

Imam Rajasa dalam buku Seri Matematika Anak: Mengenal Pecahan mengatakan bahwa bentuk pecahan dapat disederhanakan. Namun, Bunda perlu memerhatikan nilai pembilang dan penyebutnya.

"Nilai pembilang dan penyebut harus dibagi dengan bilangan yang sama menggunakan FPB (Faktor Persekutuan Terbesar)," ujar Imam.

Contoh menyederhanakan pecahan:

5/10 dapat disederhanakan dengan membagi pembilang dan penyebut dengan bilangan FPB. Angka 5 dan 10 sama-sama memiliki FPB 5, Bunda. Maka dari itu, bentuk sederhana dari 5/10 dapat diselesaikan menggunakan cara sebagai berikut:

5/10 = 5:5/10/5 = 1/2

Cara menjumlahkan pecahan dengan penyebut yang sama

Menjumlahkan pecahan yang memiliki penyebut yang sama merupakan hal yang mudah. Bunda hanya perlu menambahkan angka pembilang dengan nya saja, tanpa menambah bilangan penyebut. Bilangan yang berubah pada hasil akhirnya hanyalah angka pembilang.

Contoh soal penjumlahan pecahan dengan penyebut yang sama:

4/10 + 2/10 = 6/10

5/15 + 8/15 = 13/15

5/20 + 4/20 + 6/20 = 15/20

Cara mengurangkan pecahan dengan penyebut yang sama

Sama seperti penjumlahan, dalam pengurangan pecahan dengan penyebut yang sama, Bunda hanya perlu mengurangi bilangan pembilangnya saja. Bilangan penyebutnya tidak berubah.

Contoh soal:

7/10 - 5/10 = 2/10

12/15 - 5/15 = 7/15

15/20 - 4/20 - 6/20 = 5/20

Ilustrasi anak belajar rumus luas dan keliling persegi panjangIlustrasi anak belajar menjumlahkan pecahan/Foto: Getty Images/iStockphoto/artplus

Cara menjumlahkan pecahan dengan penyebut yang tidak sama

Berbeda dengan menjumlahkan pecahan dengan penyebut yang sama, menjumlahkan pecahan dengan penyebut yang tidak sama memerlukan langkah tambahan. 

Untuk mendapatkan hasilnya, Bunda perlu menyamakan terlebih dahulu penyebut dari pecahan-pecahan tersebut dengan bantuan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil). Setelah penyebutnya sudah sama, Bunda bisa menjumlahkan pembilangnya dengan penyebut yang telah disamakan.

Contoh:

9/5 + 14/7 = 

Kelipatan dari 5 adalah 5, 10, 15, 20, 25, 30, dan 35. 

Kelipatan dari 7 adalah 7, 14, 21, 28, dan 35. 

Angka 35 merupakan kelipatan persekutuan terkecil dari kedua angka tersebut.

Kalikan 9/5 dengan 7 untuk mendapatkan angka 35 sebagai penyebut. Pecahan tersebut akan menjadi 63/35. 

Kalikan 14/7 dengan 5 untuk mendapatkan angka 35 sebagai penyebut. Pecahan tersebut akan menjadi 70/35.

9/5 + 14/7 = 63/35 +70/35 = 133/35

Cara mengurangkan pecahan dengan penyebut yang tidak sama

Sama seperti menjumlahkan pecahan dengan penyebut yang tidak sama, Bunda juga perlu menyamakan penyebut terlebih dahulu sebelum mengurangi pecahan dengan KPK. Setelah penyebutnya sudah disamakan, Bunda dapat mengurangi pembilang tanpa mengurangi penyebut.

Contoh soal pengurangan pecahan:

1/4 - 1/5= 

Kelipatan dari 4 adalah 4, 8, 12, 16, dan 20.

Kelipatan 5 adalah 5, 10, 15, dan 20.

Angka 20 merupakan kelipatan persekutuan terkecil yang sama-sama dimiliki oleh angka 4 dan 5.

Kalikan 1/4 dengan 5 untuk mendapatkan angka 20 sebagai penyebut. Pecahan tersebut akan menjadi 5/20. 

Kalikan 1/5 dengan 4 untuk mendapatkan angka 20 sebagai penyebut. Pecahan tersebut akan menjadi 4/20.

1/4 - 1/5 = 5/20 - 4/20 = 1/20

Hal yang perlu diingat, Bunda boleh loh menyederhanakan hasil dari operasi penjumlahan atau pengurangan pecahan. Jika angka yang dihasilkan masih bisa dibagi, sebaiknya Bunda mengajarkan Si Kecil untuk menyederhanakannya agar mendapatkan pecahan terbesar.

Bunda perlu mengajarkan langkah demi langkah secara perlahan untuk Si Kecil. Tidak ada proses belajar yang instan ya, Bunda. Meskipun terlihat sulit, jika dibimbing oleh Bunda secara perlahan-lahan Si Kecil akan bisa mengoperasikan penjumlahan pada pecahan dengan sendirinya.

Semoga artikel ini bermanfaat ya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga video tips agar Si Kecil nyaman bergaul di sekolah berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



 

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT