
kehamilan
Gawat Janin: Penyebab hingga 8 Tanda yang Perlu Ibu Hamil Waspadai
HaiBunda
Senin, 12 Sep 2022 07:04 WIB


Kehamilan yang sehat jadi dambaan setiap Bunda. Namun, ada kalanya terjadi gawat janin atau fetal distress nih, Bunda.
Gawat janin atau fetal distress adalah kondisi di mana bayi mengalami kegawatan pada saat di dalam kandungan, yakni janin tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Gawat janin biasanya disebabkan karena berbagai faktor.
Setidaknya 1 dari 4 gawat janin terjadi pada ibu hamil atau bumil. Persentasenya adalah 25 persen pada rata-rata ibu hamil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemicu gawat janin
Kondisi gawat janin dapat terdeteksi saat kehamilan. Namun, kasus ini lebih banyak ditemukan saat persalinan.
Pemicu gawat janin adalah kontraksi persalinan yang bisa menyebabkan stres pada janin. Ketika rahim kontraksi, pasokan oksigen akan berkurang sehingga memengaruhi janin. Ketika janin tidak bisa berkompensasi, biasanya pola detak jantung akan berubah.
![]() |
Penyebab gawat janin
Gawat janin dapat dipicu atau disebabkan beberapa hal, yakni:
- Persalinan yang lama
- Perdarahan
- Infeksi
- Eklamsia atau kejang
- Preeklamsia
- Kehamilan prematur dan postmatur
- Ketuban pecah
- Ketuban sedikit
Tanda gawat janin
Bunda, sebaiknya pahami juga tanda-tanda terjadinya gawat janin atau fetal distress seperti dijelaskan berikut ini:
- Detak jantung janin kurang dari 120 kali per menit atau lebih dari 180 kali per menit.
- Berat badan janin tidak sesuai usia kehamilan
- Cairan ketubannya berkurang.
- Perkembangan bayi terhambat, biasanya bersifat kronik.
- Gerakan janin tidak aktif seperti biasanya atau kurang dari 10 kali per hari.
- Usia kehamilan lebih bulan atau lebih dari 42 minggu.
- Kehamilan kembar.
- Komplikasi kehamilan, seperti oligohidramnion, preeklamsia, eklamsia.
- Usia ibu hamil di atas 35 tahun.
Pemeriksaan gawat janin
Pemeriksaan gawat janin dapat dilakukan dengan beberapa cara, berikut di antaranya:
1. USG
Ultrasonografi (USG) dapat digunakan untuk melihat kondisi janin, seperti berat janin. Melalui USG, dokter juga bisa melihat banyaknya cairan ketuban dan aliran darah di tali pusat.
2. Cardiotocography (CTG)
Cardiotocography (CTG) merupakan alat yang digunakan untuk memantau pola denyut jantung janin, Bunda. Penilaian detak jantung dilakukan selama 10 sampai 20 menit.
Hasil CTG yang terkait gawat janin adalah detak jantung kurang 120 kali per menit atau lebih 180 kali per menit.
3. Fetal Doppler
Fetal Doppler adalah alat yang digunakan untuk memantau kondisi aliran darah ibu dan janin. Pemeriksaan ini biasanya tersedia di klinik atau bidan. Pemeriksaan menggunakan fetal Doppler tidak sedetail CTG dan USG dalam memantau kondisi gawat janin.
![]() |
Risiko gawat janin
Risiko gawat janin dapat dialami ibu dan bayi. Berikut penjelasan lengkapnya:
Risiko yang mungkin terjadi pada janin
Bayi yang lahir pada kondisi gawat janin kemungkinan bisa berisiko mengalami masalah dalam perkembangannya. Misalnya, gawat janin dapat berisiko menyebabkan cerebral palsy.
Risiko pada ibu hamil
Ibu hamil yang melahirkan dengan kondisi gawat janin bisa berisiko menyebabkan infeksi pasca melahirkan. Hal tersebut bisa berakibat pada proses penyembuhan luka yang lama.
Selain infeksi, Bunda juga bisa menjalani perawatan intensif di ICU bila melahirkan dalam kondisi eklamsia saat gawat janin.
Deteksi gawat janin saat hamil
Gawat janin sebenarnya sudah dapat dideteksi sejak awal kehamilan. Biasanya ini dikaitkan dengan kejadian keguguran, Bunda.
Sementara itu, memasuki trimester kedua dan ketiga, gawat janin dapat dideteksi dengan pemeriksaan medis. Dokter akan melihat perkembangan janin dan kondisi air ketuban sebagai panduan untuk diagnosis gawat janin.
Gawat janin saat persalinan
Gawat janin yang terjadi pada saat persalinan ditangani dengan melahirkan secara cepat. Misalnya, gawat janin ditemukan di awal atau pembukaan lima, maka persalinan harus segera dilakukan atau tanpa menunggu sampai pembukaan lengkap.
Selain melahirkan cepat, dokter juga akan melihat kondisi janin dan jumlah pembukaan. Tapi Bunda perlu tahu, gawat janin saat persalinan bukan soal melahirkan secara caesar. Meski begitu, kebanyakan kasus ini memang ditangani dengan persalinan caesar.
Apakah gawat janin akan terjadi di kehamilan selanjutnya?
Gawat janin bisa terjadi di kehamilan berikutnya. Sebab, gawat janin bisa dialami siapa pun dan pada kehamilan ke berapa pun. Tapi, gawat janin sebenarnya bisa dicegah agar tidak terulang, Bunda.
Penanganan gawat janin atau fetal distress
Kunci penanganan gawat janin adalah edukasi. Bunda sebagai calon ibu perlu memperbanyak ilmu agar saat persalinan bisa memiliki pengetahuan yang cukup terkait gawat janin.
Bunda yang pernah mengalami gawat janin bisa mencegah kondisi ini di kehamilan berikutnya. Caranya adalah mencari penyebab gawat janin di kehamilan pertama dan melakukan pencegahan di kehamilan berikutnya.
Bunda perlu tahu, kalau dokter sudah mendiagnosis gawat janin, maka penanganan harus dilakukan secepatnya atau tidak ada tawar-menawar.
Simak pula persiapan melahirkan di bidan dalam video di bawah ini:
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Operasi Caesar: Kapan Sebaiknya Dilakukan, Dampak & Pemulihan Pasca Melahirkan

Kehamilan
6 Gejala Gawat Janin yang Bisa Dikenali Tanpa Pemeriksaan Medis

Kehamilan
Memahami Kondisi Gawat Janin, Pemicu hingga Risiko saat Bersalin

Kehamilan
Menghitung Peluang & Risiko Hamil di Atas Usia 35 Tahun, Serta Tips agar Tetap Sehat

Kehamilan
Penyebab Usia Kehamilan Lebih Tua dari Tanggal Nikah, Ini 2 Cara Hitung HPL


7 Foto