parenting
Mengetahui Malnutrisi pada Anak: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi, dan Pencegahan
Jumat, 29 Jul 2022 04:00 WIB
Malnutrisi pada anak menjadi salah satu masalah kesehatan yang perlu diwaspadai oleh orang tua. Sudah tahu apa saja gejalanya belum, Bunda?
Dikutip dari John's Hopkins Medicine, malnutrisi adalah kondisi ketika tubuh kekurangan vitamin, mineral, dan nutrisi lain yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan jaringan dan fungsi organ.
Nutrisi tersebut termasuk yang makro maupun mikro. Nutrisi maktro terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak. Sementara, nutrisi mikro yakni vitamin dan mineral.
Istilah malnutrisi sendiri dapat terjadi pada anak yang kekurangan gizi atau justru sebaliknya, yaitu kelebihan gizi. Lantas seperti apa penyebab, cara mengatasi, dan mencegahnya? Simak lebih lanjut yuk.
Jenis-jenis malnutrisi
Tidak melulu soal kekurangan nutrisi dan kurus, sebenarnya terdapat dua jenis malnutrisi yang perlu Bunda ketahui: gizi kurang dan gizi lebih.
Kekurangan gizi atau gizi kurang (undernutrition) terjadi ketika tidak cukup nutrisi penting yang dikonsumsi oleh anak. Bisa juga ketika nutrisi tersebut diekskresikan lebih cepat daripada yang bisa diganti.
Salah satu kondisi gizi kurang yang paling banyak dibicarakan yakni stunting. Dikutip dari data Kemenkes RI, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.
Kondisi ini mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak. Tepatnya yaitu tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Selain stunting, masalah gizi kurang lainnya yaitu underweight, defisiensi nutrisi mikro dan wasting (ditandai dengan kurangnya berat badan menurut panjang/tinggi badan anak).
Sementara itu, kelebihan gizi atau gizi lebih (overnutrition) terjadi saat anak yang punya kebiasaan makan terlalu banyak, salah makan, tidak cukup berolahraga atau mengonsumsi terlalu banyak vitamin atau makanan pengganti lainnya.
Hal ini membuat anak berisiko mengalami overweight alias kelebihan berat badan. Dalam bahasa awam, kondisi ini juga dikenal sebagai obesitas.
Risiko kelebihan gizi meningkat dengan kelebihan berat badan lebih dari 20 persen, kebiasaan suka mengonsumsi makanan tinggi lemak dan garam.
Gejala malnutrisi pada anak
Anak-anak dengan masalah malnutrisi gizi kurang mungkin terlihat pendek untuk usia mereka. Dilansir Medical News Today, malnutrisi pada anak juga bisa membuatnya terlihat kurus, seperti tidak berenergi, lemah lesu dan sulit konsentrasi saat belajar.
![]() |
Anak juga berisiko memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Gangguan gizi diketahui dapat memengaruhi sistem apapun dalam tubuh, bahkan termasuk indra penglihatan, rasa dan bau.
Kondisi ini juga dapat memicu masalah psikis, termasuk kecemasan, perubahan suasana hati dan gejala kejiwaan lainnya.
Gejala malnutrisi pada anak perlu diperiksa dan ditindaklanjuti secara tepat. Sebab menurut WHO, dalam beberapa kasus malnutrisi pada anak bisa memberikan dampak jangka panjang.
Gejala lain malnutrisi gizi kurang pada anak yang perlu diwaspadai termasuk:
- Kulit pucat dan terasa lebih tipis
- Mudah memar dan ruam
- Perubahan pigmentasi kulit
- Nyeri sendi dan tulang rapuh
- Gusi mudah berdarah
- Lidah terasa bengkak atau pecah-pecah
- Peningkatan kepekaan terhadap cahaya dan silau
- Mudah marah
- Mudah merasa kedinginan
- Massa otot dan jaringan menurun
Pada kasus malnutrisi gizi lebih, gejala yang dapat muncul misalnya:
- Peningkatan berat badan yang tak terkendali
- Sulit bernapas
- Mudah merasa lelah
Penyebab malnutrisi pada anak
Dikutip dari Healthline, penyebab malnutrisi pada anak umumnya merupakan kombinasi dari beberapa faktor. Termasuk seperti lingkungan, ekonomi, dan kesehatan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Masalah pencernaan dan penyerapan nutrisi
Kondisi yang menyebabkan malabsorpsi, seperti penyakit Crohn, penyakit celiac, dan pertumbuhan bakteri yang berlebihan di usus, dapat menjadi penyebab malnutrisi pada anak.
2. Gangguan kesehatan mental
Depresi dan kondisi kesehatan mental lainnya juga dapat meningkatkan risiko malnutrisi. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal PubMed Central, disebutkan prevalensi malnutrisi 4 persen lebih tinggi pada orang dengan depresi.
3. Kombinasi faktor genetik
Pada kasus obesitas, penyebabnya kemungkinan karena kombinasi antara faktor genetik, metabolik dan hormonal dalam tubuh. Selain itu, gaya hidup dan stres juga turut memengaruhi.
![]() |
Pemeriksaan dan diagnosis malnutrisi pada anak
Untuk menentukan apakah benar seorang anak mengalami malnutrisi atau tidak, diperlukan pemeriksaan secara menyeluruh oleh dokter. Nantinya dokter akan melihat tampilan keseluruhan, perilaku, distribusi lemak tubuh, dan fungsi organ anak.
Bunda mungkin juga akan diminta untuk mencatat apa saja makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh anak selama periode tertentu.
Jika perlu, dokter dapat menganjurkan beberapa tes penunjang seperti rontgen untuk memeriksa kepadatan tulang, kemungkinan gangguan pencernaan, serta kerusakan jantung dan paru-paru.
Tes darah dan urine juga bisa dilakukan untuk mengukur kadar vitamin dan mineral dalam tubuh anak.
Cara mengatasi malnutrisi pada anak
Saat memeriksakan anak ke dokter, jangan lupa sampaikan semua keluhan yang dialami oleh anak sedetail mungkin. Ini penting untuk membantu dokter menentukan cara mengatasi yang tepat.
Sebab perlu diketahui bahwa cara mengatasi malnutrisi pada anak akan disesuaikan dengan kondisi, tingkat keparahan, dan riwayat kesehatan anak.
Secara umum, dokter dapat memberikan suplemen tambahan dan program makan tepat untuk membantu menyeimbangkan asupan nutrisi anak. Misalnya, Bunda perlu memperhatikan kandungan gizi pada menu makanan anak sehari-hari.
Pilih makanan dengan kandungan nutrisi lengkap, termasuk karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan serat sesuai kebutuhan anak. Ingat, hindari memberikan suplemen vitamin dan mineral tanpa anjuran dokter ya, Bunda.
Selain cara-cara tersebut, dalam kondisi tertentu anak dengan masalah malnutrisi bisa juga diberikan beberapa metode lain seperti pemberian asupan gizi lewat selang yang dimasukkan dari hidung menuju lambung (nasogastric tube/NGT).
Metode ini biasanya digunakan untuk memberikan nutrisi kepada pasien dengan luka bakar atau yang memiliki penyakit radang usus.
![]() |
Pencegahan malnutrisi pada anak
Pada intinya, untuk mencegah terjadinya malnutrisi pada anak (baik gizi kurang maupun gizi lebih) sama-sama dilakukan dengan pemberian pola makan yang sehat dan bergizi seimbang.
Pastikan zat gizi harian anak terpenuhi dengan baik sesuai kebutuhan, tidak kurang atau berlebihan. Berikan anak makanan bergizi seimbang dari empat kelompok makanan utama yaitu:
- Sumber karbohidrat (nasi, mi, kentang, roti, pasta)
- Sumber protein (telur, ayam, daging, ikan)
- Buah-buahan dan sayuran
- Susu dan produk susu (keju dan yoghurt)
Lakukan pantauan rutin tumbuh kembang anak di klinik kesehatan, Posyandu atau Puskesmas terdekat. Jika memang ditemukan ada yang kurang sesuai, jangan tunda untuk segera memeriksakan Si Kecil.
Demikian ulasan tentang serba-serbi malnutrisi pada anak. Sudah sesuaikah asupan nutrisi harian anak dengan yang diperlukan tubuhnya?
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
(fir/fir)