Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

3 Panduan Pemberian Paracetamol bagi Balita, Perhatikan Berat Badan Anak

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Minggu, 23 Oct 2022 09:00 WIB

Ilustrasi obat sirup paracetamol
Ilustrasi Panduan Pemberian Paracetamol Anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/spukkato

Usai maraknya kasus gangguan ginjal progresif atipikal pada anak, pemerintah akhirnya menghentikan sementara penggunaan obat-obatan sirop atau cair. Hal ini karena diduga adanya zat Etilen Glikol dan Dietilen Glikol yang melebihi batas aman.

Obat-obatan sirop yang dihentikan secara sementara ini lantas membuat banyak orang tua merasa was-was, Bunda. Tak sedikit dari mereka pun bertanya harus memberikan Si Kecil obat apa ketika terserang demam.

Seperti yang diketahui, paracetamol sirop atau cair merupakan salah satu obat yang kerap diberikan pada anak ketika demam, Bunda. Tak hanya itu, paracetamol juga bisa meredakan berbagai macam nyeri mulai dari nyeri kepala, nyeri telinga, batuk, hingga pilek.

Pemberian paracetamol pada anak tidak boleh sembarangan. Tentunya, Bunda harus mengetahui beberapa panduan pemberian paracetamol, terutama pada balita.

Panduan pemberian paraetamol pada balita

Divisi Nefrologi KSM Kesehatan Anak RSUP Fatmawati, Dr. dr. Bobby Setiadi Dharmawan, Sp.A, ada beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan saat ingin memberikan paracetamol pada anak. 

Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:

1. Pelajari kondisi demam anak

Tidak semua demam pada anak perlu diturunkan, Bunda. Dokter Bobby mengatakan, demam merupakan salah satu proses membunuh kuman saat tubuh terinfeksi.

"Untuk pemberian obat panas sebenarnya kita juga harus belajar apakah kondisi demam ini perlu diturunkan atau tidak? Kita tahu bahwa kondisi demam pada suatu infeksi merupakan suatu proses alamiah di mana proses demam itu tujuannya untuk membunuh kuman itu sendiri," katanya dalam wawancara eksklusif bersama HaiBunda, baru-baru ini.

Tak hanya itu, Bunda juga harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Kalau demam yang diderita Si Kecil memiliki risiko kejang demam, maka harus segera diberikan obat penurun panas.

"Ya tentunya harus berdiskusi dan berkonsultasi dengan dokter. kalau ternyata dia memiliki risiko bila terjadi demam dia timbul suatu kejang demam, mungkin dia memerlukan sesuatu obat penurun panas," jelas Bobby.

Klik baca halaman berikutnya untuk mengetahui panduan pemberian paracetamol yang lainnya ya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Intip juga video kondisi yang terjadi jika anak terkena gangguan gagal ginjal menurut dokter berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



PANDUAN PEMBERIAN PARACETAMOL PADA BALITA

Fever, Close-up medical thermometer, Parent / Father measuring temperature of his ill kid, Asian 3 - 4 years old toddler boy gets high fever lying on bed with cold compress on forehead to cool a fever

Ilustrasi Panduan Pemberian Paracetamol Anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/yaoinlove

2. Kompres sebelum diberi obat

Sebelum memberikan obat-obatan atau paracetamol sebagai penurun demam anak, pada demam anak yang tidak terlalu tinggi, Bunda bisa lakukan kompres air hangat terlebih dahulu.

"Bilang demam yang tidak terlalu tinggi atau yang kita sebut dengan hiperpireksia (demam di atas 41,5 derajat), mungkin cukup dengan pemberian kompres air hangat, kemudian tidak memerlukan obat panas," jelas dr. Bobby.

3. Sesuaikan takaran dengan berat badan

Pemberian paracetamol pada anak biasanya berpatokan dengan berat badannya, Bunda. Artinya, setiap dokter harus mengetahui berat badan anak yang akan diberikan obat terlebih dahulu.

"Untuk anak-anak kita berpatokan dengan berat badan. Kita harus mengetahui berat badan setiap anak. Para dokter itu harus mengetahui berat badan setiap anak yang akan kita berikan obat karena itu tergantung sekali dengan berat badan, bukan dengan usia," kata Bobby.

"Karena ada usia yang sama namun berat badannya berbeda-beda. Misalnya yang satu gizi kurang, usianya sama, lima tahun misalnya, dia lima tahun dan dia obesitas. Jadi kita berpatokan kepada berat badan anak," sambungnya.


(mua/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda