parenting
Penyebab Stunting Tinggi, Pernikahan Dini dan Kurang Edukasi Kesehatan Reproduksi
Selasa, 08 Nov 2022 20:10 WIB
Penyebab dan dampak stunting pada anak
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh (fisik maupun otak) pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu lama. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), stunting adalah anak balita dengan nilai z-score-nya kurang dari -2.00 SD atau Standar Deviasi (stunted) dan kurang dari -3.00 SD (severely stunted).
"Stunting (pendek) terjadi karena kekurangan gizi kronis selama 1000 hari pertama kehidupan anak (1000 HPK)," kata Sri Anna.
"Kerusakan yang terjadi mengakibatkan perkembangan anak yang irreversible (tidak bisa diubah), anak tersebut tidak akan pernah mempelajari atau mendapatkan sebanyak yang dia bisa," sambungnya.
Stunting memang dapat disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya masalah ekonomi keluarga, penyakit atau infeksi yang berkali-kali, kondisi lingkungan, dan masalah non kesehatan. Bila disimpulkan, tiga penyebab stunting adalah pola asuh, pola makan, dan pola hidup (sanitasi) yang tidak baik.
Dampak jangka pendek dan panjang kekurangan gizi pada 1000 HPK
Kekurangan gizi yang menyebabkan stunting dapat menimbulkan dampak buruk untuk anak. Berikut dampak jangka pendek dan jangka panjang kekurangan gizi pada 1000 HPK:
Dampak stunting jangka pendek
- Terganggunya perkembangan otak dan kecerdasan
- Terganggunya pertumbuhan fisik (massa tubuh dan komposisi tubuh)
- Terganggunya metabolisme tubuh, seperti glukosa, lipid, protein, hormon.
Dampak stunting jangka panjang
- Menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar anak
- Menurunnya kekebalan tubuh seperti anak mudah sakit, dan produktivitas kerja seperti mudah lelah saat bekerja
- Berisiko menyebabkan penyakit degeneratif, seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung, dan stroke.
Ingat ya, Bunda. Dampak stunting bukan cuma memengaruhi fisik Si Kecil, tapi juga perkembangan otaknya.
"Anak yang tidak stunting itu IQ tinggi, ini (anak stunting) itu rendah (IQ)," ujar Sri Anna.