
parenting
10 Cerita Legenda Terkenal di Indonesia Kaya Pesan Moral untuk Nasihat Si Kecil
HaiBunda
Jumat, 11 Nov 2022 21:45 WIB

Mendongengkan anak merupakan salah satu kegiatan bermanfaat untuk mereka. Berikut ini 10 daftar cerita legenda terkenal di Indonesia beserta pesan moralnya.
Seperti yang Bunda tahu, selain menghibur, cerita menawarkan segudang manfaat bagi anak-anak dan membantu perkembangan mereka secara keseluruhan. Baik dari membaca dari buku cerita, menceritakan pengalaman pribadi, atau membuat ulang plot film favorit mereka, penceritaan dapat menciptakan dampak yang bertahan lama selama masa kanak-kanak mereka.
Selain itu, anak-anak bisa memahami budaya. Cerita dapat digunakan untuk menjaga anak-anak tetap terhubung dengan akar mereka dan membuat mereka memahami sejarah dan tradisi mereka sendiri. Cerita mengenai budaya ini menarik karena berbeda dari satu negeri ke negeri lain. Cerita dari Tanah Air dan tempat asing akan membantu anak menghargai keragaman yang ada di dunia ini.
Ada beragam cerita legenda yang bisa dibaca Si Kecil, berikut ini daftar dongeng anak, dikutip dari berbagai sumber:
1. Cerita Legenda Roro Jonggrang
Dahulu, terdapat kerajaan bernama Prambanan yang dipimpin oleh Prabu Baka. Ia memiliki putri bernama Roro Jonggrang. Rakyat merasa sejahtera di bawah kerajaan tersebut.
Berbeda dengan Kerajaan Prambanan, Kerajaan Pengging memiliki raja yang buruk. Ia suka berperang dan memperluas wilayah kekuasaannya. Raja Pengging pun memiliki ksatria bernama Bandung Bondowoso.
Tak hanya kuat, ia juga sakti. Suatu hari ia diperintahkan untuk menaklukkan Kerajaan Prambanan. Usaha penaklukan pun berhasil dilakukan. Raja Baka tewas, Kerajaan Prambanan pun jatuh pada Kerajaan Pengging.
Tersisa Roro Jonggrang yang ternyata disukai oleh Bandung Bondowoso. Usai kalah, ia malah dipinang oleh Bandung Bondowoso untuk jadi pramaisurinya.
Roro Jonggrang sebenarnya tak mau menerima, tapi di sisi lain kasihan dengan rakyat Kerajaan Prambanan. Alhasil, Roro Jonggrang memberikan syarat untuk dibuatkan 1.000 candi dan 2 sumur dalam semalam. Ternyata, Bandung Bondowoso menyanggupi. Dengan pasukannya, ia nyaris berhasil membangun candi dalam semalam.
Tapi, ia gagal membangun ke-1.000 karena pasukannya mengira hari sudah pagi usai mendengar bunyi ayam berkokok. Rupanya, usaha Bandung digagalkan oleh Roro Jonggrang. Mengetahui Roro Jonggrang yang mencuranginya, alhasil putri raja itu akhirnya dikutuk menjadi candi yang ke-1.000.
Pesan moral yang bisa dipetik adalah tidak ada pencapaian yang dapat diraih dengan instan. Semuanya butuh proses. Kemudian, jangan lah berbuat buruk, kelak keburukan akan berbalik menimpa diri sendiri.
2. Kisah Legenda Danau Toba
Pada zaman dahulu, terdapat pria bernama Toba. Suatu hari, ia hendak memancing. Tapi, apa yang ia tangkap dari pancingan ternyata ikan mas yang kemudian berubah menjadi putri cantik. Putri itu kemudian berterima kasih pada Toba karena membebaskannya.
Putri itu bersedia menjadi istri Toba, namun dengan syarat, Toba tak boleh menceritakan asal-usulnya. Mereka akhirnya menikah dan memiliki anak yang dinamai Samosir. Samosir tumbuh menjadi anak laki-laki yang aktif tapi sayangnya sedikit nakal.
Suatu ketika, Samosir diminta membawakan bekal makanan untuk ayahnya. Di tengah jalan, Samosir malah memakannnya hingga bekalnya sedikit. Sampai pada ayahnya, Toba terkejut bekal yang dibawakan sedikit. Merasa kecewa, Toba malah memarahi Samosir.
Ia melanggar janjinya sampai menyebut Samosir adalah anak ikan yang tahu diuntung. Samosir sontak kaget dan sedih. Ia langsung pulang dan mengadu pada ibunda. Janji yang telah dilanggar akhirnya berbuah pahit. Sang istri dan Samosir tiba-tiba hilang.
Kemudian hilangnya mereka malah berganti menjadi semburan air yang dahsyat dekat tempat tinggalnya. Alhasil, semburan tersebut menjadi danau yang kemudian dinamakan Danau Toba. Sementara, pulau di tengahnya diberi nama Samosir.
Pesan moral yang dapat diambil dari kisah legenda Danau Toba adalah jangan sekali-sekali melanggar janji yang sudah disepakati.
3. Cerita Legenda Batu Menangis
Dongeng ini berasal dari Kalimantan. Berkisah tentang seorang gadis yang cantik, namun perilakunya tak seelok rupanya. Ia merupakan anak dari seorang wanita yang merupakan ibu tunggal dan pekerja keras.
Suatu saat, gadis itu diajak ibunda pergi ke pasar yang jaraknya jauh dari rumah. Mereka harus melewati desa-desa untuk mencapainya. Lagi-lagi, gadis itu sibuk memamerkan kecantikannya di depan masyarakat desa.
Parahnya, ia berlagak seperti majikan, sementara ia menganggap ibunda seperti pembantunya. Setiap kali ditanya warga, ia hanya membalas bahwa ibunda adalah pembantunya. Sekali, dua kali, ibunda masih tegar.
Tapi, begitu gadisnya berbohong berkali-kali, hatinya sakit. Kerja keras dan keberadaannya seolah tak dianggap. Sampai akhirnya, ibunda berhenti dan berdoa agar gadisnya diberi pelajaran.
Gadis itu kemudian merasa aneh, kakinya kaku dan terkejut melihat kakinya berubah jadi batu. Rupanya ibunda mengutuknya. Baru separuh badan menjadi batu, gadis itu memohon ampun. Tapi, sudah terlambat. Sampai ia menangi-nangis, kutukan itu berlanjut. Hingga jadi batu pun, air mata sang gadis masih berlinang.
Begitu lah legenda Batu Menangis. Pesan moral yang dapat dipetik adalah jangan durhaka pada orang tua. Berbakti lah pada orang tua.
4. Kisah Legenda Situ Bagendit
Situ Bagendit adalah salah satu destinasi wisata di Kabupaten Garut. Terdapat legenda atau cerita rakyat di balik Situ Bagendit. Dahulu, tinggal seorang perempuan bernama Nyai Bagendit. Ia adalah perempuan kaya raya berkat warisan dari mendiang suaminya.
Takut jatuh miskin, Nyai Bagendit terkenal kikir dan tak ramah pada warga sekitarnya. Kalau pun ada yang meminjam uang, Nyai Bagendit memberikan bunga yang tinggi. Bahkan, ia pun tega meminta suruhannya untuk perlakukan peminjam dengan kasar kalau utangnya tak kunjung dibayar.
Suatu hari, datang lah kakek-kakek misterius membawa tongkat. Ia merasa haus dan meminta minum pada Nyai Bagendit. Sudah tertebak reaksi Nyai Bagendit, ia menolaknya. Ia pun masuk ke dalam rumahnya, tanpa sadar bahwa sang kakek menancapkan tongkat di pekarangan rumahnya.
Kakek tersebut kecewa dan akhirnya memutuskan pulang. Ia kemudian menarik tongkatnya dan muncul lah air dari tanah yang keluar sangat deras. Air tersebut lama-kelamaan menjadi genangan dan banjir. Di situ, Nyai Bagendit tak lagi memikirkan nyawa. Ia malah sibuk menyelamatkan harta hingga akhirnya tenggelam sia-sia bersama hartanya.
Pesan moral yang dapat diambil cerita legenda Situ Bagendit adalah jangan kikir dan seringlah bersedekah. Harta yang dibawa sampai mati adalah harta yang sia-sia.
5. Dongeng Anak Sangkuriang
Dayang Sumbi merupakan wanita sakti keturunan raja Sungging Perbangkara. Parasnya cantik dan kala itu ia menolak lamaran dari para lelaki yang sering ia terima. Suatu saat, ketika mengasingkan diri bersama anjingnya, Tumang, di hutan. Gulungan benang jahitan tenunnya jatuh.
Dayang Sumbi kemudian tanpa sadar melontarkan pernyataan, siapa saja yang dapat mengambilkan gulungan benang tersebut jika dia perempuan, akan dijadikannya saudara. Namun, jika laki-laki maka akan dijadikan suami.
Di luar dugaan, si Tumang anjing peliharaannya yang mengambilkan gulungan tersebut. Dan karena sudah berjanji, akhirnya Dayang Sumbi menikah dengan si Tumang. Tumang sebenarnya adalah adalah titisan dewa yang menjelma menjadi anjing. Dari pernikahan itu, lahir anak yang diberi nama Sangkuriang.
Suatu hari ketika Sangkuriang hendak berburu bersama Tumang, disuruhnya Tumang untuk mengejar babi betina Wayung, yang tak lain adalah ibunya Dayang Sumbi. Karena tidak menuruti perintah Sangkuriang, dibunuhlah si Tumang oleh Sangkuriang. Hati si Tumang diambil oleh Sangkuriang dan diberikan kepada ibunya, Dayang Sumbi untuk dimasak dan disantap.
Mengetahui bahwa yang dimakannya itu adalah hati si Tumang, kemarahannya pun memuncak. Seketika itu, kepala Sangkuriang dipukul hingga terluka dan diusir dari tempat tinggalnya.
Waktu terus berlalu, hingga Sangkuriang tumbuh menjadi lelaki yang gagah dan tampan. Entah berapa lama dia berkelana hingga tanpa disadarinya, Sangkuriang kembali ke hutan tempat asalnya. Ia bertemu wanita cantik yang tak lain adalah Dayang Sumbi.
Dayang Sumbi awalnya tak tahu itu anaknya. Keduanya pun saling suka. Tapi, begitu ia kenal dan sadar bahwa pria yang ingin menikahinya adalah Sangkuriang, ia makin terkejut. Alhasil ia memberikan satu syarat, Sangkuriang harus mampu membuat danau dan perahu serta membendung sungai Citarum dalam waktu satu malam.
Sangkuriang menyanggupi persyaratan ini karena dia telah berguru dan menjadi orang sakti mandraguna. Alhasil, Sangkuriang ternyata mampu memenuhi persyaratan yang diberikan Dayang Sumbi kepadanya. Dengan segala upaya, Dayang Sumbi berhasil membuat Sangkuriang geram. Ia menendang perahu yang setengah jadi dengan sekuat tenaga dan terguling dalam keadaan tertelungkup hingga akhirnya muncul sebutan Tangkuban Parahu.
Pesan moral yang dapat dipetik adalah bersikaplah untuk jujur karena kejujuran akan membawa kebaikan dan kebahagiaan di kemudian hari. Perbuatan curang akan merugikan diri sendiri serta bisa mendatangkan musibah bagi diri sendiri ataupun orang lain.
Simak dongeng legenda penuh pesan moral lainnya di halaman berikut!
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Simak rekomendasi dongeng lain dalam video di bawah ini:
CERITA LEGENDA PALING TERKENAL PENUH PESAN MORAL
10 Dongeng legenda paling terkenal/ Foto: iStock
Ragam cerita dongeng legenda yang bisa dibaca Si Kecil, berikut ini daftar dongeng anak, dikutip dari berbagai sumber:
6. Kisah Malin Kundang
Alkisah hidup lah seorang bunda yang berprofesi sebagai nelayan. Ia merupakan orang tua tunggal yang hidup bersama putra satu-satunya, Malin Kundang. Penghasilan ibunda tidak lah cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Ketika Malin beranjak besar, Malin meminta izin pada ibunda untuk merantau. Ia ingin mengadu nasib, siapa tahu ia beruntung. Berlayar lah Malin dan merantau selama beberapa tahun.
Beberapa tahun setelahnya, harapan Malin tercapai. Ia menjadi orang berhasil dan menjadi saudagar kaya raya. Ia sampai menikah dengan putri bangsawan. Sayangnya, ia berbohong mengenai latarbelakangnya pada keluarga sang istri.
Suatu ketika, Malin rindu kampung halaman. Ia pulang ke kampung mengajak serta istrinya. Ia pun berbagi-bagi uang kepada masyarakat desa. Kedatangan Malin pun sampai ke telinga ibunda.
Tak sabar, ibunda langsung bergegas menemui Malin. Tapi, apa yang ia harapkan tak sesuai kenyataan. Malin tahu itu ibunda, tapi tak mau mengaku di depan istrinya karena malu ibunda kenakan pakaian lusuh. Istrinya pun kebingungan karena Malin mengaku padanya kalau ibunda sudah tiada.
Merasa sakit hati, ibunda Malin pun mengutuknya. Tak lama hujan deras, permintaan ampun Malin tak lagi didengar. Ia pun berubah menjadi batu. Pesan moralnya adalah sayangilah ibunda karena perjuangannya melahirkan, merawat, serta mendidik tak ada bandingannya dengan apapun yang dilakukan anak.
7. Dongeng Anak Timun Mas
Dahulu, tinggal lah seorang wanita sebatang kara bernama Mbok Randa. Ia menginginkan seorang anak untuk menemaninya. Suatu ketika, datang raksasa dan melakukan perjanjian untuk mewujudkan keinginan Mbok Randa itu.
Raksasa berjanji Mbok Randa akan dikaruniai anak melalui biji mentimun yang diberikan padanya. Tapi satu syarat, jika anak itu sudah berusia 6 tahun, raksasa akan menyantapnya.
Mbok Randa awalnya abai dengan syarat itu karena tak sabar memiliki anak. Ditanamkan lah biji mentimun itu. Bak sebuah kejutan, dari sekian biji timun yang disemai, ada satu mentimun yang besar dan berwarna emas, serta di dalamnya terdapat bayi.
Bayi itu kemudian dirawat hingga besar dan diberi nama Timun Mas. Begitu menginjak 6 tahun, Timun Mas tumbuh menjadi anak cerdas dan cantik. Tapi, rupanya raksasa tak lupa menagih janjinya.
Raksasa datang ingin menyantap Timun Mas. Tak mau menyerahkan diri, Timun Mas dibekali jarum, garam, dan terasi oleh Mbok Randa yang didapat dari Pertapa. Jarum yang ditebar menjadi hutan bambu, garam yang ditebar menjadi laut sehingga raksasa kewalahan mengejar Timun Mas. Terakhir, terasi menjadi lumpur yang kemudian menenggelamkan raksasa.
Pesan moral yang dapat diambil cerita legenda ini adalah jangan menyerah untuk mencapai target. Jika sudah berusaha, maka berdoa lah sepenuh hati.
8. Cerita Rakyat Keong Mas
Raja Kertamarta dari Kerajaan Daha memiliki dia putri yang cantik yakni Dewi Galuh dan Candra Kirana. Suatu saat, datang pangeran bernama Raden Inu Kertapati untuk melamar salah satu putri. Ia jatuh hati dengan Candra Kirana.
Pertunangan pun berlangsung tapi Dewi Galuh merasa iri dan dengki dengan Candra Kirana. Dewi Galuh kemudian menjadi benci dan sengaja ingin mengutuk Candra Kirana dengan datang ke penyihir.
Penyihir dan Dewi Galuh sepakat lalu memfitnah Candra Kirana untuk diusir dari istana. Di luar istana, penyihir itu kemudian mengutuk Candra Kirana menjadi Keong Mas. Akan tetapi, kutukan itu konon akan sirna ketika Candra Kirana ditemukan Raden Inu.
Dikutuk menjadi Keong Mas, Candra Kirana ditemukan oleh nenek yang tinggal di Desa Dadapan ketika sedang menjala ikan. Nenek itu pun dikejutkan dengan keajaiban yang datang sejak ia pelihara Keong Mas. Misal, makanan sedap yang tersaji di rumahnya.
Ia semakin terkejut ketika tahu Keong Mas lah yang menyajikan masakan tersebut. Keong Mas kala itu berwujud aslinya Candra Kirana. Sang putri kemudian menjelaskan.
Di sisi lain, Raden Inu mencari keberadaan sang tunangan walaupun dihadapkan berbagai tantangan dari penyihir. Namun, yang namanya berjodoh, Raden Inu akhirnya bertemu Candra Kirana. Kutukannya hilang dan mereka bahagia bersama.
Pesan moral yang dapat dipetik dari dongeng legenda ini adalah setiap perbuatan jahat akan mendapat balasan dan ganjaran di kemudian hari.
9. Cerita Legenda Rawa Pening
Di sebuah desa bernama Desa Ngasem, di kaki Gunung Telomoyo, terdapat kepala desa yang dikenal bijaksana beranama Ki Sela Gondang. Ia punya putri bernama Endang Sawitri. Suatu saat Endang Sawitri diutus sang ayah untuk meminjam pusaka sakti yang digunakan untuk menolak bala pada sahabatnya, Ki Hajar Salokantara.
Akan tetapi, Endang Sawitri melanggar pesan sang ayah untuk tidak meletakkan pusaka di pangkuan. Pelanggaran itu membuatnya hamil. Sang ayah kemudian memohon Ki Hajar untuk menikahi Endang demi tutupi aib keluarga.
Anak yang dikandung Endang ternyata adalah seekor naga yang kemudian diberi nama Baru Klinting. Naga tersebut bisa bercakap layaknya manusia biasa. Untuk memutus petaka dari pusaka, Baru Klinting temui sang ayah dan diminta bertapa dengan melingkari gunung.
Ia kemudian menjadi manusia biasa dan turun ke desa. Ketika turun, di desa sedang ada upacara merti desa. Tapi, warga bukan menyambut hangat malah mengusir Baru karena penampilannya yang compang-camping.
Beruntung, ia disambut oleh Nyai Latung, wanita tua dari desa tersebut. Baru Klinting kemudian mencari perhatian warga desa dengan menancapkan lidi ke lesung kayu. Ia memberi woro-woro siapa yang berhasil mencabutnya. Ternyata tidak ada yang mencabutnya.
Baru Klinting pun mencabutnya, seketika keluar air dari dalam tanah. Lama-kelamaan, air tersebut menenggelamkan seluruh desa. Genangan air tersebut kemudian dikenal sebagai Rawa Pening.
Pesan moralnya dari cerita legenda ini adalah hargai orang lain dan jangan lah saling membenci. Jangan nilai orang dari penampilan luarnya saja.
10. Kisah Legenda Selat Bali
Dahulu, hiduplah seorang brahmana di Kerajaan Daha, Kediri. Brahmana atau pemuka agama itu bernama Empu Sidi Mantra. Ia sangat dihormati oleh masyarakat karena sakti mandraguna. Hidupnya tenang, damai, dan kaya raya. Ia memiliki seorang putra yang tampan dan gagah bernama Manik Angkeran.
Sayangnya, Manik adalah penjudi. Ia suka berjudi dan sialnya, sering kalah. Hingga suatu saat, ia kebingungan membayar utang dan diburu untuk dibunuh. Ia pun mengadu pada ayahnya, Empu Sidi Mantra. Kebaikan hati sang ayah membuat Manik segera bisa melunasi utangnya.
Empu Sidi Mantra kemudian meminta petunjuk dari Tuhan Yang Maha Kuasa agar ia bisa melunasi utang anaknya. Saat tengah malam, ia mendengar suara yang sangat jelas. Ia diminta pergi ke kawah Gunung Agung dan menemui Naga Besukih, karena ada harta karun di sana.
Sesampainya di sana, ia bertemu Naga Besukih. Ia pun mengabulkan permintaan hartanya dengan syarat Manik harus berhenti judi. Karena uangnya terlalu banyak tersisa, Manik pun kumat. Ia berjudi dan kalah lagi. Kali ini, Manik yang menemui Naga Besukih, seorang diri.
Bukannya meminta dengan baik, ia malah memotong ekor Naga Besukih. Sontak naga langsung membunuh Manik. Sang ayah pun mencari putranya yang tiba-tiba menghilang. Naga Besukih kemudian mengaku kalau ia membunuh Manik. Ia bisa menghidupkan Manik lagi, dengan syarat Manik tak bisa ikut dengan ayahnya.
Di perjalanan, sang ayah menorehkan tongkat saktinya di tanah. Namun, goresan tongkatnya justru bertambah lebar hingga membuat tanah terbelah dan diisi air laut. Hingga akhirnya menjadi selat yang disebut Selat Bali.
Pesan moralnya adalah jauhi kebiasaan yang membuat rugi. Jangan lah berbohong pada orang tua.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
3 Cerita Rakyat Populer Asal Jawa Tengah, Sudah Pernah Bacakan untuk Si Kecil?

Parenting
8 Jenis Cerita Rakyat, Fungsi, dan Pengertian yang Bisa Bunda Ajarkan ke Anak

Parenting
Referensi Dongeng Anak: Cerita Lutung Kasarung

Parenting
Legenda Lutung Kasarung, Pangeran Tampan yang Dikutuk Sejak Bayi

Parenting
Anak-anak Ingin Dibacakan Cerita? Coba Dongeng Si Kancil dan Buaya

9 Foto
Parenting
9 Potret Keseruan Anak-anak Lombok saat Mendengarkan Dongeng
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda