Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Albert Einstein 4 Tahun Belum Bisa Bicara & Benci Sekolah, Begini Parenting Sang Bunda yang Menyelamatkannya

Annisa A   |   HaiBunda

Jumat, 18 Nov 2022 18:40 WIB

Albert Einstein
Albert Einstein 4 Tahun Belum Bisa Bicara & Benci Sekolah, Begini Parenting Sang Bunda yang Menyelamatkannya / Foto: Getty Images

Albert Einstein dikenal sebagai tokoh fisikawan teoretis dunia. Semasa hidupnya, ia diakui memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan teori fisika.

Pria berdarah Jerman ini lahir pada 19 Maret 1879 silam. Dengan kemampuan otaknya yang genius, ia mengembangkan dua pilar fisika modern yakni relativitas dan mekanika kuantum.

Dikenal memiliki IQ tinggi, ternyata pencapaian Albert Einstein tak luput dari perjuangan ibunda. Ketika masih kecil, Albert Einstein sempat mengalami masalah tumbuh kembang.

Di usia 4 tahun, Albert Einstein belum bisa berbicara hingga membuatnya kesulitan bersekolah. Hal itu bahkan membuatnya membenci sekolah, Bunda.

Tak kunjung berbicara hingga usia 4 tahun, orang tua Einstein, Hermann Eisntein dan Pauline Koch khawatir telinga Einstein sebenarnya tidak bisa mendengar.

Akan tetapi, Hermann Eisntein dan Pauline Koch tetap bersabar hingga menunggu Albert Einstein mengucapkan kata pertamanya. Meski pada akhirnya sudah bisa berbicara, kecepatan Einstein dalam menuturkan kata-kata dinilai sangat lambat.

Sang Bunda, Pauline, tetap bersikap tenang dan mengambil langkah bijak. Ia membantu Eisntein dengan melafalkan kata demi kata dengan sabar. Kesabaran inilah yang membantu membentuk karakter Eisntein hingga dewasa.

Sebelum tumbuh menjadi sosok pemuda genius, Albert Einstein juga pernah melewati masa-masa sulit di sekolah. Ia kerap menghadapi masalah akademis dan menjadi siswa yang menempati urutan terbawah di kelasnya.

Tak hanya itu, Albert Einstein kesulitan menyesuaikan diri dengan peraturan sekolah yang ketat. Ketika belajar, ia pun hanya sebatas menghafal pelajaran yang diberikan oleh guru.

Kesulitan Einstein dalam mencerna materi sekolah membuat rasa benci tumbuh di hatinya. Bagi Einstein, tidak ada tempat yang paling dibencinya melebihi sekolah.

Albert Einstein kerap dicap sebagai anak bodoh dengan intelijensi yang rendah oleh gurunya sendiri. Ia juga tidak dapat beradaptasi dengan baik di sana sehingga sering menjadi sasaran bullying.

Ibunda menjadi sosok yang selalu menguatkan hati sang putra setiap kali Einstein pulang sekolah. Ia tak pernah bosan memberikan semangat.

"Kau memiliki sesuatu yang hebat dalam dirimu yang tidak dimiliki orang lain. Kau akan menjadi orang hebat," tutur Pauline seperti diceritakan dalam buku Tak Masalah Menjadi Orang Yang Berbeda yang ditulis oleh Kim Doo Eung.

"Kau akan menjadi orang yang lebih hebat daripada yang lain," ujarnya.

Lanjutkan membaca di halaman selanjutnya.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga video tentang 7 tanda Si Kecil berpotensi cerdas:

[Gambas:Video Haibunda]



PESAN IBUNDA UNTUK ALBERT EINSTEIN

Albert Einstein

Albert Einstein / Foto: getty images

Meski banyak orang memandang Albert Einstein sebelah mata, Pauline percaya bahwa suatu saat nanti, putranya akan menjadi orang yang hebat. Ia pun berpesan supaya Einstein tidak bersikap lembek walaupun kecerdasannya sering diremehkan.

Pauline tahu betul bahwa putranya adalah sosok anak yang sangat pemalu. Oleh karena itu, ia mencoba menularkan hobi bermusiknya kepada Albert Einstein.

Alhasil, Einstein mulai bermain biola di usia 6 tahun. Tak disangka, hobi tersebut justru membantunya bersosialisasi, Bunda. Kemampuannya dalam memainkan alat musik membuat Einstein dikagumi oleh banyak orang.

Banner Berat Badan Bayi

Selain mengajarkan musik kepada Einstein, Pauline mencoba mendekatkan sang putra ke alam bebas. Ia kerap mengajaknya berjalan-jalan keliling kota dengan harapan Einstein tumbuh menjadi sosok yang mencintai alam dan menaruh empati pada hal-hal di sekitarnya.

Semangat Einstein untuk menjadi orang hebat pun perlahan dibangun. Meski tak menonjol dengan prestasinya di sekolah, ia bertekad untuk mengambil jurusan kedokteran saat kuliah.

Namun sayangnya, impian itu tak terwujud lantaran keadaan ekonomi keluarga yang kurang memungkinkan. Sang Bunda pun mencoba seribu cara lainnya demi menyekolahkan sang putra.

Pauline mengundang seorang mahasiswa kedokteran untuk makan malam di rumah mereka setiap hari Jumat. Mahasiswa tersebut adalah seorang imigran miskin dari Polandia yang secara kebetulan dikenal Pauline. Perkenalan itu membuat minat Einstein terhadap ilmu pengetahuan semakin besar.

Beranjak remaja, pabrik ayah Einstein mengalami kebangkrutan sehingga ia harus pindah ke Milan, Italia di usia 15 tahun. Namun orang tua Einstein ingin memasukkannya ke universitas sehingga dibawa kembali ke Munich, Jerman.

Ketika menjalani kehidupan di sekolah militer, Einstein lagi-lagi tidak dapat beradaptasi dengan baik. Setelah mendapatkan sertifikat medis yang menyatakan bahwa ia sakit, Einstein menyusul keluarganya ke Milan. Beberapa waktu kemudian, Einstein masuk ke sekolah teknik di Zurich, Swiss.

Albert Einstein menjelma dari anak 'bodoh' menjadi sosok yang genius. Baca di halaman berkutnya.

ALBERT EINSTEIN JADI SOSOK GENIUS

Hand holding drawing virtual lightbulb with brain on bokeh background for creative and smart thinking idea concep

Ilustrasi Orang Genius / Foto: Getty Images/iStockphoto/Dilok Klaisataporn

Ketika sudah dewasa, Einstein yang telah bekerja sempat menghubungi sang Bunda dan memintanya untuk tinggal bersama pasca kematian ayahanda. Namun Pauline khawatir bila ia tinggal bersama Eisntein justru akan menggangu putranya melakukan penelitian.

Pada akhirnya, Pauline menolak ajakan Einstein dan memilih bekerja sebagai pelayan. "Ibu tidak mau menghambat belajarmu," ucapnya.

Berkat Pauline, Albert Einstein tumbuh menjadi sosok pemuda yang kuat dan haus akan ilmu. Kegigihan tersebut membuat Einstein unggul di bidangnya, hingga dipercaya memiliki IQ tinggi.

Pauline mendidik Albert Einstein untuk menghormati kebebasan, membenci ketidakjujuran, serta mencintai alam dan seni. Einstein tidak sekadar menjadi pemuda genius, melainkan juga mencintai seni, alam, perdamaian dan kemanusiaan.

Salah satu pelajaran penting yang dipetik Albert Einstein dari kehidupannya sampai dijadikan kutipan populer. Kutipan tersebut berbunyi 'Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan.'

Tanpa didikan sang Bunda, Albert Einsten tak mungkin menjadi tokoh penting di dunia. Perjuangan dan kesabaran Pauline membuat Einstein meraih versi terbaik dirinya.

Namun sayang, ketika Albert Einstein dianugerahi hadiah Nobel Fisika, sang Bunda sudah meninggal dunia sehingga tak dapat melihat keberhasilan putranya.

Kisah Pauline dan Albert Einstein benar-benar menggambarkan kasih sayang tak terbatas antara Bunda dan anaknya, ya?


(anm/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda