Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

3 Saran Kriminolog agar Anak Tak Jadi Korban Penculikan, Hafalkan Nomor Penting

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Kamis, 05 Jan 2023 19:05 WIB

Boy showing STOP gesture with his hand. Concept of domestic violence and child abuse. Copy space
Ilustrasi Tips agar Anak Tidak Menjadi Korban Penculikan/Foto: Getty Images/iStockphoto/gan chaonan

Belum lama ini viral seorang bocah berusia 6 tahun bernama Malika menjadi korban penculikan pada Rabu (7/12/2022). Selama hampir sebulan, Malika akhirnya ditemukan, Bunda.

Malika diculik oleh seorang pria yang bekerja sebagai pemulung. Berdasarkan rekaman CCTV, pelaku membawa Malika dengan menumpang bajaj.

Setelah beberapa lama, Malika akhirnya ditemukan di dalam sebuah gerobak yang dibawa pelaku, di kawasan Ciledug, Tangerang. Malika disebut sempat mendapatkan kekerasan fisik dan dipaksa untuk ikut memulung.

Motif penculikan

Berdasarkan kasus ini, seorang Kriminolog, Yesmil Anwar, mengungkapkan bahwa motif penculikan Malika didorong oleh perekonomian. Ia menjelaskan gerobak dorong yang digunakan pelaku tentunya akan mendapatkan nilai tambah jika berisi anak di dalamnya.

"Yang baru terjadi ini, kesan saya ke arah sana. Karena gerobak dorong itu baru punya nilai jual yang lebih tinggi untuk mendapatkan uang kalau di situ ada anak kecil," katanya ketika diwawancara oleh HaiBunda, Kamis (5/1/2023).

"Uang receh yang dilemparkan orang, yang diberikan orang itu jauh lebih banyak dan lebih bersimpati," sambungnya.

Tindak pidana

Pasal tentang penculikan ini tertuang dalam KUHP pasal 331, Bunda. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa siapapun yang melakukan tindakan penculikan ini dapat dikenakan hukuman maksimal 7 tahun penjara.

"Ada di dalam KUHP salah satunya pasal 331. Di situ dikatakan barang siapa dengan sengaja menyembunyikan orang yang belum cukup umur, kalau kepada anak kita, dan diambil sendiri, dan menurut undang-undang itu dilarang karena anak itu punya orang tua, punya wali, maka hukumannya sekitar paling lama 7 tahun," jelas Yesmil.

"Nah, nanti dilihat di situ kalau ada kekerasan, ditambah lagi kekerasannya berapa. Tapi penculikannya sendiri secara umum 7 tahun (penjara) hukumannya," sambungnya.

Lantas apa yang harus Bunda lakukan agar Si Kecil tidak menjadi korban penculikan? Simak selengkapnya di laman berikutnya, ya!

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan lagi video hal yang harus dihindari orang tua saat masa golden age anak berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



MILIKI NOMOR TELPON SEKOLAH

young girl sitting down alone in the dark.

Ilustrasi Tips agar Anak Tidak Menjadi Korban Penculikan/Foto: Getty Images/iStockphoto/Giuda90

Tips agar anak tidak menjadi korban penculikan

Menurut Yesmil, ada beberapa tips yang bisa Bunda perhatikan agar Si Kecil tidak menjadi korban penculikan. Berikut ini deretannya:

1. Jangan biarkan anak pergi sendiri

Hal yang paling pertama yang perlu Bunda perhatikan adalah tidak membiarkan Si Kecil bepergian seorang diri. Yesmil menjelaskan, biarkan anak pergi atau bermain secara berkelompok.

"Yang pertama itu yang penting bahwa anak-anak itu pergi ke mana-mana itu tidak sendiri, tapi berkelompok," jelas pria yang juga menjadi dosen di Universitas Padjajaran ini.

Banner Janin Sehat

2. Miliki nomor telpon sekolah

Kalau Si Kecil sudah bersekolah, sebaiknya Bunda menyimpan nomor telpon sekolah atau guru. Bunda pun bisa menanyakan berbagai hal tentang Si Kecil mulai dari jam pulang hingga sebagainya.

"Kalau dia sudah sekolah, usahakan miliki nomor telpon sekolah anak itu dan bisa dikomunikasikan, bisa ditanya jam pulangnya dan sebagainya, kalau terjadi hal yang tidak diinginkan," kata Yesmil.

3. Minta anak tidak berbicara dengan orang asing

Hal lain yang perlu dilakukan adalah mengajarkan Si Kecil untuk tidak berbicara dengan orang asing. Yesmil menjelaskan, metode satu ini digunakan secara tegas oleh negara-negara barat.

"Yang ketiga yang terpenting yaitu anak itu juga dikasih pengertian yang cukup. Kalau di luar negeri (negara barat), hal ini sudah keras. Anak itu tidak boleh berbicara dengan orang yang tidak ia kenal. Ini hal yang penting," ungkapnya.


(mua)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda