Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

5 Dampak Pola Asuh Permisif Terhadap Kesehatan Mental Anak

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Rabu, 22 Feb 2023 21:00 WIB

Little boy suffering from child abuse curled up on the sofa with his teddy.
Ilustrasi Dampak Pola Asuh Permisif pada Kesehatan Mental/Foto: iStock

Ada berbagai macam jenis pola asuh yang diterapkan oleh orang tua. Salah satunya adalah pola asuh permisif, Bunda.

Pola asuh permisif dikenal juga dengan pola asuh yang kerap memanjakan anaknya. Ini adalah pola asuh yang ditandai dengan daya tanggap yang tinggi dan tuntutan yang rendah. Ini disebut-sebut salah satu gaya pengasuhan terburuk.

Orang tua yang permisif umumnya tidak mengawasi atau mengatur anaknya. Akibatnya, sebuah penelitian menemukan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan pola ini cenderung bergumul dengan pengendalian diri yang berujung pada berbagai hasil yang terburuk.

Banyak ahli yang telah meneliti pola asuh ini dan menemukan berbagai hal penting, termasuk hubungannya dengan kesehatan mental anak. Mereka cenderung memiliki sifat internalisasi seperti cemas dan depresi hingga masalah perilaku.

Dampak pola asuh permisif terhadap kesehatan mental

Melansir dari berbagai sumber, ada beberapa dampak dari pola asuh permisif pada kesehatan mental anak. Kalau ingin tahu lebih lanjut, berikut ini deretan ulasannya:

1. Prestasi akademik menurun

Orang tua yang lalai dan tidak memantau kebiasaan belajar anak tentu menyebabkan nilai dan prestasi akademiknya menurun. Hal ini turut dipengaruhi oleh sikap anak yang kurang memiliki disiplin diri.

Mengutip dari laman Parenting for Brain, orang tua yang permisif tidak menuntut anaknya untuk berprestasi atau menetapkan tujuan untuk diperjuangkan anaknya. Studi menunjukkan anak-anak dari orang tua yang permisif cenderung memiliki prestasi akademik yang rendah.

2. Impulsif dan agresif

Orang tua yang menetapkan pola asuh permisif tidak mengontrol atau mengatur perilaku anak-anaknya, Bunda. Dengan begitu, anak kurang menyadari batas-batas perilaku yang bisa mereka terima.

Anak juga menunjukkan kontrol impulsif yang lebih buruk dan memiliki lebih banyak masalah pada perilaku. Saat menghadapi suatu situasi yang membuat stres, mereka cenderung menggunakan agresi.

Simak dampak lain pola asuh permisif pada laman berikutnya, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video gaya parenting orang tua di Jepang berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




DAMPAK POLA ASUH PERMISIF

Sad desperate young girl suffering from bulling and harassment at school

Ilustrasi Dampak Pola Asuh Permisif pada Kesehatan Mental/Foto: Getty Images/iStockphoto/SB Arts Media

3. Kurang mampu mengatur diri sendiri

Regulasi emosional bukanlah sesuatu yang dimiliki seseorang sejak lahir. Hal ini merupakan keterampilan yang dipelajari oleh anak seiring bertambahnya usia.

Anak-anak yang diasuh dengan pola permisif dibiarkan untuk mengatur aktivitas, perilaku, dan emosi mereka sendiri di usia muda. Karena itu, anak cenderung lebih sulit mengatur dirinya.

4. Memiliki harga diri yang rendah

Dikutip laman Healthy Place, ketika anak dibesarkan oleh orang tua dengan pola asuh permisif, anak cenderung mengembangkan harga diri yang rendah. Tak hanya itu, mereka juga dinilai memiliki tingkat kemandirian yang jauh lebih rendah.

Bahasa Bayi dan Anak

Selain itu, sebuah penelitian menemukan bahwa anak yang dibesarkan dari orang tua permisif cenderung memiliki empati yang lebih sedikit yang mengarah pada keterampilan sosial yang lebih buruk. Mereka umumnya memperlihatkan perilaku anti-sosial.

5. Membuat keputusan yang buruk

Merangkum dari laman Verywell Mind, orang tua yang menerapkan pola asuh permisif bisa membuat anak menjadi pembuat keputusan yang buruk. Hal ini karena orang tua tidak menetapkan atau menegakkan aturan apapun.


(mua/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda