Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

10 Cerita Alkitab yang Menarik & Sarat Pesan Moral untuk Anak Sekolah Minggu

Hasna Fadhilah   |   HaiBunda

Selasa, 07 Mar 2023 22:10 WIB

Cerita Alkitab
Kumpulan Cerita Alkitab/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Janusz Bączyński

Melatih daya ingat dan kemampuan berbahasa Si Kecil, Bunda dapat memulainya dengan membiasakan membaca buku sejak dini. Salah satu cerita yang cocok dibacakan untuk anak adalah cerita Alkitab.

Selain membantu meningkatkan kemampuan berbahasa dan melatih daya ingat anak, cerita Alkitab sekaligus mengandung ajaran kasih sayang dari Tuhan Yesus yang berisi nilai-nilai kebaikan. 

Hal ini tentunya sangat bermanfaat untuk diajarkan kepada anak-anak agar kelak ketika beranjak dewasa, mereka mampu meneledani dan menerapkannya ajaran-ajaran di dalamnya di kehidupan sehari-hari. Mulailah dengan memperkenalkan cerita Alkitab yang singkat dan menarik pada anak agar mereka tidak mudah bosan. Lantas cerita Alkitab apa saja yang cocok untuk dibacakan untuk Si Kecil?

Bunda dapat menyimak kumpulan cerita Alkitab yang sudah Bubun rangkum dari berbagai sumber berikut ini. 

1. Cerita Alkitab: Kelahiran Tuhan Yesus

Cerita Kelahiran Tuhan Yesus berikut dikutip dari buku Cerita-cerita Alkitab Perjanjian Baru, penerbit BPK Gunung Mulia (edisi 2010). 

Kelahiran Tuhan Yesus 

Dengan melangkah pelan-pelan karena sudah lelah, Yusuf dan Maria menelusuri jalan yang naik turun di bukit-bukit Efrata. Sudah berhari-hari lamanya mereka berjalan. Sekarang mereka hampir sampai ke tempat tujuan. Di depan mereka tampak membentang rumah di Betlehem dengan warna keputih-putihan kena sinar matahari yang sudah condong ke barat. Bukan atas kemauan mereka sendiri mereka pergi ke Betlehem. 

Sebenarnya mereka lebih suka tinggal di Nazaret. Apalagi sudah hampir waktunya Anak yang dijanjikan itu akan lahir. Tetapi, mereka harus pergi, karena Kaisar Agustus, yang memerintah kerajaan Romawi yang luas itu, mengeluarkan suatu perintah untuk mengadakan sensus penduduk di seluruh kerajaannya.

Karena itu, di seluruh negeri Yahudi diumumkan agar tiap orang harus pergi ke kotanya masing-masing untuk mendaftarkan namanya. Tidak ada orang yang berani menentang perintah Kaisar. Demikianlah, Yusuf dan Maria menempuh perjalanan yang sangat jauh dan sulit ke Betlehem, kota Daud, karena mereka berasal dari keturunan Daud. Jadi, mereka adalah keturunan raja. 

Akhirnya mereka sampailah di pintu gerbang kota Betlehem! Tak lama lagi, mereka dapat istirahat. Mereka keluar mausk jalan-jalan yang penuh sesak dengan orang-orang yang datang dari segala penjuru negeri ke kota itu. Lalu sampailah mereka ke sebuah rumah penginapan. Mereka bertanya apakah di sana ada tempat untuk bermalam. Ternyata sudah penuh sesak dengan orang-orang dan ternak yang berjejal jejal. Suara-suara yang memanggil manggil dan berteriak-teriak dengan ributnya memusingkan kepala, apa lagi untuk Maria yang sudah lelah itu. 

Yusuf dan Maria berjalan ke sana ke mari mencari tempat, tetapi sia-sia saja. Di mana-mana tidak ada tempat, sekali pun untuk seorang ibu yang dalam keadaan hamil tua itu. Tidak ada tempat yang kosong untuk ibu Tuhan. Akhirnya, mereka mendapat tempat juga. Bukan di rumah penginapan atau rumah seorang penduduk kota itu, melainkan di dalam sebuah kandang.

Di sana pun jadilah, pikir mereka. Saat itu domba-domba sedang merumput di padang rumput di luar kota, dijaga oleh para gembala. Di dalam kandang itu ada sebuah palungan tempat makanan ternak. Di sebelah pojok. Yusuf meletakkan jerami dan mengaturnya untuk tempat tidur. Di sanalah mereka duduk lalu makan. 

Hari makin petang, gelap pun mulai turun. Bintang-bintang mulai bertaburan di langit. Kota Betlehem diliputi kegelapan malam. Pada malam yang gelap, di tempat yang sepi dan tersembunyi itu terjadilah mukjizat yang paling besar, yang belum pernah terjadi di dunia. 

Di sana, lahirlah Anak Allah yang sudah dijanjikan berabad-abad sebelumnya, sebagai seorang Bayi kecil dan lemah. Ketika Juruselamat itu lahir tak ada orang lain yang hadir kecuali Yusuf dan Maria. Dengan penuh kasih dan kebahagiaan Maria mencium Bayi itu, dan Yusuf mengelus-elus-Nya dengan tangannya yang kasar. Lebih daripada cinta kasih, tak ada yang dapat mereka berikan kepada Anak itu. 

Tak ada tempat tidur yang empuk untuk Dia. Maria membungkus-Nya dengan kain lampin biasa. Yusuf menaruh jerami di dalam palungan yang ada di situ, lalu Maria meletakkan Bayi itu di dalamnya. Demikianlah, Anak Allah berbaring dalam sebuah palungan, tempat makan ternak. Raja di langit dan bumi lahir di dalam sebuah kandang. Siapakah yang percaya akan hal tersebut?

2. Cerita Alkitab untuk anak di Sekolah Minggu: Sahabat Allah

Kisah Alkitab mengenai Abraham dan istrinya berikut ini dikutip dari buku 74 Cerita Anak Alkitab Anak Aktif, penerbit BPK Gunung Mulia (edisi 2010). 

Sahabat Allah

Abraham adalah orang kaya. Ia punya banyak pelayan, yang melakukan pekerjaan untuknya. Ia juga punya banyak unta dan domba. Abraham tinggal di tempat yang tenang dan indah, yang disebut Haran. 

Suatu hari, Allah berbicara kepada Abraham. "Aku ingin engkau pergi meninggalkan Haran , firman Allah." Karena Aku punya tempat yang lebih baik untuk kau tinggal. Abraham bisa saja berkata, "Ke mana!" atau "Tempat itu jauh atau tidak ?" atau bahkan "Terima kasih, tetapi aku sudah bahagia tinggal di sini.” Namun, Abraham tidak berkata begitu. Bahkan, Abraham tidak berkata apa-apa. 

la mengajak istrinya, pelayannya, unta dan dombanya, untuk pergi ke tempat yang ditunjukkan Allah. Kenapa Abraham mau menuruti Allah? Karena Abraham percaya kepada Allah. Kanaan, Begitulah nama tempat yang ditunjukkan Allah kepada Abraham.

Tempat yang subur dan indah. "Negeri yang berlimpah susu dan madu." begitulah julukan orang-orang pada tempat itu. 

Artinya, di tempat itu ada banyak sapi, kambing dan lebah, ada banyak bunga dan rumput yang dapat dimakan oleh binatang binatang itu. Sungguh tempat yang damai dan permai. Abraham sangat menyukainya. Namun, Abraham belum punya anak. Padahal Abraham dan Sara istrinya, sudah sangat tua. Mungkin setua kakek dan nenek kita, atau bahkan jauh lebih tua. 

Namun, Abraham tetap percaya kepada Allah. Suatu hari, Allah berbicara kepada Abraham, "Abraham, tengoklah ke atas. Apakah engkau melihat bintang-bintang itu? Suatu hari nanti, engkau akan mempunyai anak, cucu, dan cicit sebanyak itu. Bahkan jauh lebih banyak lagi. Menghitung bintang akan lebih mudah dibandingkan dengan menghitung jumlah keturunanmu. 

"Sekarang, coba pandanglah ke bawah. Apakah engkau melihat butir-butir pasir di tanah! Suatu hari nanti, anggota keluargamu akan jauh lebih banyak daripada itu semua." Kemudian, apa yang dilakukan Abraham? Abraham hanya tertawa kecil, itu saja. la terkekeh, ia tertawa! 

"Aku dan Istriku akan punya anak?" Abraham menggumam. "Kami sudah terlalu tua dan tidak mungkin lagi punya anak!" Namun, Allah tidak sedang bercanda. "Memang demikian. Kelak kamu akan punya anak,” seru Allah. 

"Melalui keluargamu itu. Aku akan melakukan sesuatu yang luar biasa bagi dunia!” Abraham percaya kepada Allah. Tidak lama kemudian. Allah mengirim tiga orang utusan menemui Abraham. Abraham berlaku ramah dan sopan kepada mereka . Ia mencuci kaki mereka, sesuai kebiasaan baik pada waktu itu. Ia membuat roti dari tepung terbaik dan langsung memanggangnya. 

Abraham juga memasak daging domba yang empuk beserta susunya. Sungguh nikmat! Saat para utusan Allah itu kenyang, sambil menepuk-nepuk perut dan mengusap mulut. mereka berkata, "Kami akan kembali tahun depan. Saat itu, Sara akan melahirkan anak laki - laki.”

Tetapi Sara mendengar itu, ada yang tertawa. Tetapi, bukan Abraham yang melakukannya. Sara yang tertawa. Rupanya la menguping pembicaraan mereka dari balik tenda rumahnya. Ternyata, di tahun berikutnya, janji Allah menjadi nyata. Lahirlah seorang bayi laki-laki. Kali ini terdengar kembali suara tawa. Tawa yang lebih keras. 

"Tertawa" begitulah nama yang diberikan untuk bayi mereka. "Tertawa" itulah arti nama " Ishak. 

3. Cerita Alkitab singkat untuk anak tentang saling tolong menolong

Cerita singkat dari Alkitab berikut mengenai pentingnya saling tolong menolong kepada sesama dikutip dari buku 100 Cerita Alkitab Untuk Anak-anak, penerbit ANDI (2010).

Saling Tolong Menolong

Teruskanlah saling mengasihi. Kamu adalah saudara-saudara dari keluarga Kristus. Jangan menolak untuk menerima orang yang belum kamu kenal di rumahmu. Ada orang yang menerima orang lain dengan tangan terbuka. Ternyata tanpa diketahuinya, yang dia terima adalah malaikat. Jangan lupa kepada orang yang dipenjara. 

Perhatikanlah mereka seolah olah kamu sendiri dipenjara. Tunjukkanlah juga perhatianmu kepada orang yang menderita seakan-akan kamu menderita bersama mereka. Ingatlah akan pemimpinmu. Mereka mengajar kamu berita tentang Tuhan. Ingatlah bagaimana mereka hidup dan mati. Contohlah iman mereka. Jangan lupa bahwa Kristus selalu sama, baik kemarin, hari ini, dan selama-lamanya. 

4. Kisah dari Alkitab untuk anak tentang kasih: Allah Mengasihi Semua Orang

Kisah dari Alkitab untuk mengajarkan anak-anak mengenai makna kasih sayang kepada sesama berikut ini dikutip dari buku 100 Cerita Alkitab Untuk Anak-anak, penerbit ANDI (2010).

Allah Mengasihi Semua Orang

Sahabat-sahabatku, kita harus saling mengasihi sebab kasih itu datang dari Allah. Orang yang mengasihi berarti sudah menjadi anak Allah dan mengenal Allah. Siapa yang tidak mengasihi, tidak mengenal Allah. Beginilah Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita: Dia mengutus Anak Nya yang tunggal, yaitu Yesus Kristus untuk membebaskan kita dari dosa kita.

Begitu besar kasih Allah kepada kita! Oleh karena itu, kita juga harus saling mengasihi. Tidak ada orang yang pernah melihat Allah. Tetapi kalau kita saling mengasihi, itu seolah-olah Allah tinggal di antara kita. Dan kasih Allah menjadi sempurna di dalam kita. Kasihilah orang lain!

5. Cerita Alkitab tentang berbuat baik dan rendah hati

Cerita anak tentang pentingnya berbuat baik dan rendah hati berikut ini dikutip dari buku 100 Cerita Alkitab Untuk Anak-anak, penerbit ANDI (2010). 

Berbuat Baik dan Rendah Hati

Kita semua harus hidup rukun. Usahakanlah untuk saling mengerti. Kasihilah seperti saudara dengan saudara. Berlakulah baik dan rendah hati. Jangan membalas orang yang menghina kamu dengan penghinaan. Sebaliknya, mintalah Tuhan memberkatinya. Kamu harus selalu siap untuk menceritakan tentang Yesus kepada siapa saja yang bertanya.

Beri mereka jawaban yang lemah lembut dan penuh hormat. Lakukanlah hal-hal yang benar. Dengan begitu, siapa pun yang menjelek-jelekkan hidupmu yang baik dalam Kristus akan malu sendiri. Lebih baik menderita karena berbuat baik daripada karena berbuat salah. 

6. Kisah dari Alkitab untuk sekolah minggu: Perjalanan Panjang

Cerita berjudul Perjalanan Panjang yang mengandung pesan moral berikut dikutip dari buku 74 Cerita Anak Alkitab Anak Aktif, penerbit BPK Gunung Mulia (edisi 2010). 

Perjalanan Panjang

“Kami kepanasan," orang-orang mengeluh. 

"Kami kelaparan,” mereka menggerutu. 

"Kita mau pergi ke mana sih?" mereka bertanya-tanya Musa menghela nafas panjang dan menggeleng-gelengkan kepalanya. 

Allah telah membebaskan orang-orang Ibrani, Kini Allah menuntun mereka kembali ke tanah istimewa disiapkan bagi mereka tanah yang telah diberikan kepada Abraham. Ishak, dan Yakub. 

Mereka seharusnya bersyukur. Mereka seharusnya gembira. Namun, yang dapat mereka lakukan hanyalah mengeluh dan menggerutu. 

"Kami kelelahan." 

“Kami kehausan.”

Kita sudah sampai atau belum sih? Maka Musa berdoa kepada Allah dan Allah pun menjawab.

Allah membuat air segar memancar dari bongkahan gunung batu. Allah mengirimkan burung puyuh berdaging empuk saat makan malam tiba. Lalu saat pagi. Allah menutupi tanah dengan kepingan mana yang berwarna putih dan manis (orang-orang menyebutnya "manna" yang berarti "Benda ini rasanya enak-apa pun itu!") 

Apakah bangsa Ibrani ini berhenti menggerutu? Sekejap pun tidak. 

"Kita tersesat." 

"Kami takut." 

"Seharusnya kita tetap tinggal di Mesir." 

“Jangan gegabah dan sembarangan bicara!" ujar Musa. “Allah telah berjanji untuk membawa kita ke negeri yang istimewa. Dia telah memilih kita sebagai umat pilihan-Nya. Dia dapat dipercaya dan akan melakukan yang terbaik bagi kita.”

Memang demikianlah yang diperbuat Allah. Hari demi hari, Allah memimpin mereka dengan tiang awan yang tebal. Saat malam, tiang api yang menyala-nyala diberikan Allah untuk memimpin mereka. Allah juga menunjukkan jalan kepada mereka untuk melewati padang gurun. 

Kemudian Allah memanggil Musa ke atas gunung . Dia memberikan sepuluh hukum penting yang akan menuntun umat menjalani hidup yang baik dan bahagia. 

Akhirnya, Allah pun menunjukkan cara membuat tabernakel. Tabernakel adalah sebuah tenda tempat umat Allah dapat menyembah dan memuji nama-Nya. 

Dengan adanya Tabernakel, seharusnya umat Allah menjadi sadar. Namun mereka justru masih menggerutu. 

"Apa yang terjadi?" 

“Mengapa lama terjadi?” 

Bukan, "Mungkin sebaiknya kita menyembah Allah lain saja.” 

Begitulah, umat Allah terus mengeluh sepanjang perjalanan. Sampai akhirnya mereka hampir tiba di perbatasan Negeri yang Dijanjikan. 

7. Kisah Alkitab tentang minta maaf dan memaafkan

Kisah yang sarat akan pesan moral berikut dikutip dari buku Renungan Anak: 29 Kisah Alkitab Untuk Anak, penerbit Diakonia Internasional (2022). 

Minta Maaf dan Memaafkan

Yakub dalam perjalanan pulang ke kampung halamannya. Sudah dua puluh tahun la pergi merantau. Sekarang la sudah kaya dan memiliki keluarga. Selain rindu, la juga ingin memperkenalkan keluarganya pada ayah dan ibunya. 

Tapi, raut wajah Yakub mendadak muram. la teringat pada kakaknya, Esau dan pada pertengkaran mereka dulu. Kala itu Esau sangat marah karena Yakub membohonginya. 

Yakub sudah lebih dulu mengutus pegawai-pegawainya ke Esau. la menawarkan perdamaian dengan mengirim banyak hadiah terbaik. Tapi hatinya tak berhenti khawatir dan takut. "Esau terima enggak, ya? Bagaimana kalau dia masih marah?" Yakub mendesah kelu. 

Dari kejauhan pegawai yang diutusnya terlihat kembali. "Kami sudah berjumpa dengan kakakmu, Esau. Sekarang ia dalam perjalanan ke sini bersama 400 orang." Yakub terkejut. 

Dalam rasa kalut dan takut, ia berdoa, "Tuhan, aku tahu Engkau mengasihiku. Aku pergi dari rumah orang tuaku hanya dengan membawa satu tongkat, kini aku kembali dengan banyak harta dariMu. Tunjukanlah lagi kasih-Mu, agar aku dan keluargaku dilindungi dari kemarahan Esau." Yakub mengucapkan doanya dengan sungguh-sungguh. 

Keesokan harinya, rombongan Esau tiba. Yakub bersujud, tetapi Esau berlari menghampiri Yakub dan memeluknya. Esau mencium Yakub tanda ia telah memaafkan adiknya. Mereka bertangis-tangisan. Kemarahan Esau lenyap. Ketakutan Yakub hilang. Hati mereka dipenuhi kelegaan, sukacita dan kasih.

8. Cerita Alkitab untuk anak: Ketaatan Abraham

Cerita ketaatan Abraham beserta istrinya Sara berikut ini dikutip dari buku Renungan Anak: 29 Kisah Alkitab Untuk Anak, penerbit Diakonia Internasional (2022). 

Ketaatan Abraham

Abraham terlihat duduk berbincang dengan istrinya, Sara. 

"Tuhan memberitahu aku untuk meninggalkan daerah ini dan pergi ke tanah yang Tuhan akan tunjukkan." 

“Kemana?" Tanya Sara ingin tahu. 

"Belum tahu. Tapi, kata Tuhan, la akan melindungi dan memberkati kita. Ia akan membuat kita menjadi bangsa yang besar dengan keturunan yang banyak," jawab Abraham penuh semangat. 

"Apa itu benar? Apakah Tuhan akan menepati janjiNya?" Sara belum memiliki anak. Tidak masalah kemana pun mereka pergi. Tapi, janji bahwa keturunan mereka akan sangat banyak adalah perkara lain. 

"Pasti. Aku percaya kepada Tuhan. Maukah kamu juga percaya?" Abraham bertanya lembut. Sara mengangguk. la percaya pada suaminya, ia juga percaya kepada Tuhan, Kemana pun Abraham pergi, Sara akan setia menemani. 

Abraham dan Sara segera bersiap. Abraham memberi perintah pada pegawai-pegawainya laki-laki untuk membongkar kemah dan mengangkutnya serta mengatur hewan ternak.

Sara tak kalah sibuk membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayan perempuan untuk mengepak barang-barang serta menyiapkan makanan untuk perjalanan jauh mereka. Rombongan besar itu pun berjalan dipimpin Abraham. Mereka meninggalkan Haran dan pergi ke tanah Kanaan.

9. Cerita dari Alkitab untuk diajarkan ke anak: Hidup yang Berbuah

Kisah hidup Yusuf berikut dikutip dari buku Renungan Anak: 29 Kisah Alkitab Untuk Anak, penerbit Diakonia Internasional (2022). 

Hidup yang Berbuah

Yusuf tiba di Mesir. Ia dibawa ke pasar dan ditawarkan sebagai budak. Hatinya masih sedih bukan karena kejahatan kakak-kakaknya, tapi, karena rindu pada Yakub, ayahnya yang telah tua dan adiknya Benyamin yang masih kecil. 

Tiba-tiba seorang pedagang bernama Ismail menariknya. "Sekarang, kamu milik tuan ini. Pergilah!" 

Yusuf dibeli oleh Potifar, pegawai istana Firaun. Yusuf sadar, hidupnya kini berbeda. la bukan lagi anak kesayangan ayahnya, tetapi seorang budak di negeri asing. Namun, entah kenapa hatinya terasa tenang, ia tahu Tuhan menyertainya. 

Di rumah Potifar, Yusuf disukai semua orang. la tampan, baik, ramah, sopan, bertanggung jawab dan rajin. Potifar juga telah mengamati Yusuf dan senang dengan hasil pekerjaannya. 

"Berapa umurmu?" Tanya Potifar. 

"Saat dijual jadi budak, umur saya 17 tahun, tuan," jawab Yusuf.

"Masih muda, tapi kamu bekerja dengan baik. Aku akan beri kamu pekerjaan yang lebih berat dan banyak. Apakah kamu mampu?" Tanya Potifar. 

"Tuhan saya yang buat saya berhasil. Sekarang pun Tuhan akan memampukan saya," jawab Yusuf. Potifar senang dengan jawaban Yusuf. Sejak itu Yusuf menjadi orang kepercayaan Potifar. la mengurus seluruh pekerja, keuangan, harta, rumah dan ladang Potifar.

10. Cerita dari Alkitab tentang Bahtera Nuh

Kisah dari Alkitab mengenai Nuh dan bahteranya berikut dikutip dari buku Alkitab Aktivitasku Jilid 2: 42 Cerita dan 111 Kegiatan yang Menarik dan Mendidik, penerbit BPK Gunung Mulia (2010). 

Bahtera Nuh

Allah sedih. Keindahan dunia yang diciptakan-Nya telah menjadi rusak. Manusia saling berkelahi dan menjadi jahat. 

Nuh adalah satu-satunya manusia yang baik, yang masih tersisa. Ia mempunyai seorang istri dan 3 anak laki-laki yang beranjak dewasa, yaitu Sem, Ham, dan Yafet. 

Allah berfirman kepada Nuh, “Aku akan memusnahkan manusia di bumi! Tetapi Aku berjanji untuk menyelamatkan kamu dan keluargamu. Agar kamu selamat, buatlah sebuah bahtera yang sangat besar dari kayu. Bangunlah bahtera itu 3 tingkat dan lapisi dengan ter agar terlindungi dari air. Aku akan mendatangkan banji di bumi!” 

“Kamu harus membawa keluargamu dan sepasang hewan dari tiap jenis hewan yang ada di bumi supaya mereka tetapi hidup. Kamu juga harus membawa makanan bagi keluargamu dan hewan-hewan itu.”

Nuh melakukan perintah Allah. Ia membuat sebuah bahtera bertingkat tiga. Ketika banjir itu melanda, usia Nuh sudah sangat tua. Ia dan seluruh keluarganya masuk ke dalam bahtera beserta dengan sepasang hewan dari tiap jenis hewan. 

Setelah semua masuk ke dalam bahtera dengan selamat, Allah menutup pintu bahtera itu. Hujan mulai turun dan bumi dipenuhi air. Tetapi bahtera Nuh mengapung dengan amannya. 

“Berpegangan yang erat, semuanya!” teriak Nuh. “Jangan panik! Allah akan menyelamatkan kita!”

Hujan, hujan, dan hujan lagi. Hujan seperti ini belum pernah terjadi. Bumi banjir. Tak ada yang terlihat. Tak ada pepohonan, tak ada daratan, tak ada rumah, tak ada manusia. Semuanya musnah. Sedangkan Nuh dan hewan-hewan itu selamat dalam bahtera.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Simak juga yuk cerita fabel animasi dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda