PARENTING
Kejang Demam pada Anak: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi & Pertolongan Pertama
Humidatun Nisa' | HaiBunda
Kamis, 22 Jun 2023 20:15 WIBBunda mungkin panik saat Si Kecil tiba-tiba demam, apalagi disertai kejang. Meskipun tidak selalu karena kesakitan yang parah, namun kejang demam biasa menyerang anak-anak, dan cukup mengkhawatirkan, Bunda.
Mengutip dari My Clevelandclinic, kejang demam adalah kejang pada anak yang disebabkan oleh demam. Demam sering terjadi karena infeksi. Kejang demam terjadi pada anak-anak yang sehat yang memiliki perkembangan normal dan belum pernah mengalami gejala neurologis sebelumnya.
Lantas apa saja penyebab, gejala, cara mengatasi dan pertolongan pertama pada Si Kecil yang mengalaminya?
Penyebab kejang demam pada Si Kecil
Kejang demam paling sering terjadi pada hari pertama sakit saat suhu tubuh anak meningkat. Mereka kemungkinan besar mengalami demam setidaknya 38 derajat celcius. Dalam beberapa kasus, anak terkadang akan mengalami kejang sebelum mengalami demam.
Demam akibat infeksi virus biasanya memicu kejang demam. Tetapi demam mungkin disebabkan oleh jenis infeksi apa pun, termasuk:
- Cacar air
- Infeksi telinga
- Radang otak.
- Influenza.
- Malaria (di wilayah yang memungkinkan kondisi ini).
- Meningitis.
- Flu perut (gastroenteritis).
- Radang tenggorokan.
- Radang amandel.
- Infeksi saluran pernapasan atas.
Gejala kejang demam
Seperti dikutip dari Kidshealth, anak yang mengalami kejang demam, gemetar, dan kehilangan kesadaran. Terkadang, anak menjadi sangat kaku atau berkedut hanya di satu area tubuh.
Gejala khas dari kejang demam meliputi:
Seluruh tubuh gemetar
Si Kecil yang mengalami kejang demam, kehilangan kendali atas gerakan otot di satu atau kedua sisi tubuhnya. Ini biasanya melibatkan gemetar, kaku atau tegang.
Penurunan kesadaran
Si Kecil mungkin pingsan, atau bisa saja matanya berputar ke belakang. Kehilangan kesadaran dapat terjadi dengan atau tanpa gemetar.
Kehilangan kendali
Si Kecil mungkin muntah, ngiler, buang air kecil (kencing) atau buang air besar (kotoran).
Jenis kejang demam pada anak
Terdapat dua klasifikasi kejang yang sebaiknya Bunda ketahui, yakni:
1. Kejang demam sederhana
Merupakan kejang demam yang paling umum. Mereka biasanya selesai dalam beberapa menit, tetapi dalam kasus yang jarang terjadi dapat bertahan hingga 15 menit. Selama jenis kejang ini, seorang anak dapat:
- Kejang, goyang, dan kedutan di seluruh tubuh
- Matanya memutar
- Mendesah
- Menjadi tidak sadar (pingsan)
- Muntah atau buang air kecil (kencing) selama kejang
2. Kejang demam kompleks
Biasanya kejang ini berlangsung lebih lama dari 15 menit, terjadi lebih dari sekali dalam 24 jam, dan melibatkan gerakan atau kedutan hanya pada satu bagian atau satu sisi tubuh.
Kejang demam paling sering terjadi dalam 24 jam setelah timbulnya demam dan dapat menjadi tanda pertama bahwa seorang anak sedang sakit.
Faktor risiko kejang demam
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko kejang demam meliputi:
Usia
Kebanyakan kejang demam terjadi pada anak-anak antara usia 6 bulan dan 5 tahun, dengan risiko terbesar antara usia 12 dan 18 bulan.
Sejarah keluarga
Beberapa anak mewarisi kecenderungan keluarga untuk mengalami kejang disertai demam. Selain itu, para peneliti telah menghubungkan beberapa gen dengan kerentanan terhadap kejang demam.
Cara mengatasi kejang demam pada Si Kecil
Bunda harus segera menghubungi tenaga medis, manakala Si Kecil dalam kondisi kejang demam sebagai berikut:
- Mengalami kejang demam yang berlangsung lebih dari 5 menit
- Kejang demam yang terjadi hanya melibatkan beberapa bagian tubuh, bukan seluruh tubuh.
- Disertai kesulitan bernapas atau membiru
- Tidak merespons secara normal
- Terjadi kejang lagi dalam 24 jam
- Disarankan minum obat anti kejang agar kejang berhenti
Ulasan yang diterbitkan Kidshealth mengingatkan, apabila seorang anak melewatkan beberapa vaksin dan mengalami kejang demam, dapat memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena meningitis. Berikut gejalanya:
- Leher kaku
- Banyak muntah
- Kepekaan terhadap cahaya
- Pada bayi, titik lunak menonjol di kepala
Kejang demam bisa menakutkan untuk dilihat. Tapi mereka cukup umum dan biasanya bukan merupakan gejala penyakit serius. Meski demikian, disarankan agar Bunda tidak segan konsultasi ke tenaga medis jika terdapat gejala tertentu yang tidak bisa Bunda tangani.
Pertolongan pertama pada Si Kecil dengan kejang demam
Berikut adalah tips yang bisa Bunda lakukan di rumah:
Tetap tenang
Walaupun Bunda mungkin panik melihat Si Kecil sakit, namun panik berlebihan tidak akan membantu. Dalam kondisi ini sangat disarankan agar Bunda tetap setenang mungkin.
Lacak waktu
Sebaiknya Bunda mencatat berapa lama kejang Si Kecil berlangsung. Jika kejang berlangsung lima menit atau lebih dan tidak melambat atau berhenti, disarankan agar Bunda segera menghubungi petugas medis.
Letakkan Si Kecil di lantai dengan perlahan dan lembut
Bunda bisa meletakkan Si Kecil di tempat datar, luas dan aman dari barang yang membahayakan untuk menghindari jatuh.
Jangan meletakkan anak di atas meja atau tempat tidur (mereka bisa jatuh), dan jangan mencoba menggendong atau menahannya (yang meningkatkan risiko cedera).
Tempatkan mereka dalam posisi penyelamatan
Baringkan Si Kecil di sisi kirinya dengan lengan bawah terentang lurus, jadi seperti bantal untuk kepalanya. Ini membantu mencegah tersedak cairan (air liur atau muntahan) yang masuk ke paru-paru mereka.
Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut mereka
Jika Bunda memasukkan sesuatu ke mulut Si Kecil saat mereka kejang, ditakutkan justru akan menyebabkannya cedera.
Semoga informasi mengenai kejang demam pada anak ini membantu Bunda di rumah.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)
Simak video di bawah ini, Bun:
Kondisi Anak yang Membutuhkan Obat Penurun Demam, Kenali Gejalanya Bun
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
12 Penyebab Kejang pada Anak, Demam hingga Epilepsi
5 Cara Menurunkan Demam pada Anak yang Bisa Dilakukan di Rumah
Cara Sigap Tangani Anak Kejang Demam
Bunda, Kenali Kondisi Kejang Demam pada Anak
TERPOPULER
Unggahan Tasya Farasya Usai Resmi Cerai Ramai Dikomentari, Intip Potretnya
7 Artis Perempuan Indonesia Berprestasi di Bidang Akademik, Sekolah hingga S3
8 Obrolan Ringan yang Sering Dipakai Orang dengan Kecerdasan Emosional Tinggi
Putri Isnari Tak Alami Ngidam di Kehamilan Pertama tapi Jadi Sensitif & Mood Swing
Menkes Berencana Ubah Rujukan BPJS dari Faskes Bisa Langsung ke RS Tipe A
REKOMENDASI PRODUK
10 Susu Penambah Nafsu Makan Anak untuk Mengoptimalkan Berat Badan
Azhar HanifahREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Parfum untuk Ibu Hamil yang Aman Digunakan
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Body Lotion Bayi yang Wanginya Tahan Lama, Aman & Lembapkan Kulit Si Kecil
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Makeup Palette Lengkap untuk Sehari-hari
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
15 Rekomendasi Test Pack yang Tersedia di Apotek dan Harganya
Dwi Indah NurcahyaniTERBARU DARI HAIBUNDA
73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur
Momen Persalinan Ketiga Evi Masamba, Intip Potretnya Pakai Makeup hingga Aktif Bergerak
Cegah Pernikahan Dini Terjadi, Psikolog Ungkap Pentingnya Peran Keluarga pada Anak
Unggahan Tasya Farasya Usai Resmi Cerai Ramai Dikomentari, Intip Potretnya
8 Obrolan Ringan yang Sering Dipakai Orang dengan Kecerdasan Emosional Tinggi
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Video: Roro Fitria Layangkan Somasi soal Wanprestasi Event Organizer
-
Beautynesia
7 Ciri Kepribadian Orang yang Suka Membaca Buku daripada Menonton TV
-
Female Daily
KAWS WINTER, Kolaborasi UNIQLO dan KAWS dengan Sentuhan Seni yang Ikonis!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Kolaborasi Tak Terduga Vivienne Westwood x Manga NANA Rilis Gaya Punk Feminin
-
Mommies Daily
7 Pesan Film Dopamin: Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon Hadapi Godaan Uang Miliaran