parenting
Cara Sigap Tangani Anak Kejang Demam
Selasa, 13 Aug 2019 16:28 WIB
Jakarta -
Sebagian besar orang tua merasa panik saat anaknya mengalami kejang demam. Menurut dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA, ketika anak demam disertai kejang, biasanya si kecil memang punya bakat kejang, Bun.
"Kalau anaknya kejang demam tentunya enggak bisa mengikuti aturan umum yang biasa dilakukan untuk menangani demam," ujar Edi kepada HaiBunda.
Kita enggak bisa mengikuti aturan umum tangani anak demam karena anak punya riwayat kejang. Jika tidak diturunkan demamnya, akan berisiko kejang yang berulang.
"Karena definisi demam kan 37,5 derajat Celsius, kalau di atas itu dikasih obat penurun demam supaya enggak kejang. Kalau dia (anak) enggak ada riwayat kejang, demamnya dipertahankan," tutur Edi.
Lantas, bagaimana cara menangani anak kejam demam. Soal ini dr. Arifianto, Sp.A. berpesan, yang pertama orang tua lakukan adalah mengusahakan jangan terlalu panik. Langkah kedua adalah letakkan anak di tempat yang datar, jangan digendong apalagi didekap erat.
"Posisikan anak miring atau agak tengkurap dengan tujuan menghindari tersedak jika anak sedang makan atau minum saat kejang," tulis Apin, panggilan akrabnya, dikutip dari buku Berteman dengan Demam.
Bunda juga dilarang memasukkan apa pun ke mulut, entah itu sendok, kayu, atau jari tangan kita dengan alasan khawatir lidah tergigit lalu putus. Menurut Apin tidak pernah ada laporan lidah putus karena anak kejang.
Beberapa orang tua ada yang meminumkan kopo pada anak yang kejang. Jangan dilakukan, Bunda cukup perhatikan detak jam, jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit, segera bawa anak ke dokter terdekat.
Selama menghadapi anak, tetap tenang dan berdoalah agar kejang segera berakhir. Lalu, kapan Bunda perlu khawatir? Dilansir laman resmi IDAI, enggak semua kejang disertai demam adalah kejang demam. Apabila terjadi kejang disertai demam di luar rentang usia 6 bulan sampai 5 tahun, maka perlu disingkirkan penyebab kejang lainnya, seperti epilepsi atau radang otak.
Jika setelah kejang anak enggak segera sadar kembali, lebih banyak tidur, atau enggak bisa mengadakan kontak dengan baik. Dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab kejang lain, terutama radang selaput otak (meningitis) atau radang otak (ensefalitis). Evaluasi lebih lanjut juga diperlukan apabila anak pernah kejang tanpa demam.
Walau tampak menakutkan, perlu Bunda catat, umumnya kejang demam tidak berbahaya, tidak merusak otak, tidak mengganggu kecerdasan anak, dan akan menghilang sendiri seiring bertambahnya usia. Dengan demikian, Bunda tak perlu terlalu khawatir apabila buah hatinya mengalami kejang demam.
Simak juga ramuan bawang merah sebagai alternatif penurun demam di rumah.
(aci/som)
"Kalau anaknya kejang demam tentunya enggak bisa mengikuti aturan umum yang biasa dilakukan untuk menangani demam," ujar Edi kepada HaiBunda.
Kita enggak bisa mengikuti aturan umum tangani anak demam karena anak punya riwayat kejang. Jika tidak diturunkan demamnya, akan berisiko kejang yang berulang.
"Karena definisi demam kan 37,5 derajat Celsius, kalau di atas itu dikasih obat penurun demam supaya enggak kejang. Kalau dia (anak) enggak ada riwayat kejang, demamnya dipertahankan," tutur Edi.
Lantas, bagaimana cara menangani anak kejam demam. Soal ini dr. Arifianto, Sp.A. berpesan, yang pertama orang tua lakukan adalah mengusahakan jangan terlalu panik. Langkah kedua adalah letakkan anak di tempat yang datar, jangan digendong apalagi didekap erat.
"Posisikan anak miring atau agak tengkurap dengan tujuan menghindari tersedak jika anak sedang makan atau minum saat kejang," tulis Apin, panggilan akrabnya, dikutip dari buku Berteman dengan Demam.
![]() |
Beberapa orang tua ada yang meminumkan kopo pada anak yang kejang. Jangan dilakukan, Bunda cukup perhatikan detak jam, jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit, segera bawa anak ke dokter terdekat.
Selama menghadapi anak, tetap tenang dan berdoalah agar kejang segera berakhir. Lalu, kapan Bunda perlu khawatir? Dilansir laman resmi IDAI, enggak semua kejang disertai demam adalah kejang demam. Apabila terjadi kejang disertai demam di luar rentang usia 6 bulan sampai 5 tahun, maka perlu disingkirkan penyebab kejang lainnya, seperti epilepsi atau radang otak.
Jika setelah kejang anak enggak segera sadar kembali, lebih banyak tidur, atau enggak bisa mengadakan kontak dengan baik. Dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab kejang lain, terutama radang selaput otak (meningitis) atau radang otak (ensefalitis). Evaluasi lebih lanjut juga diperlukan apabila anak pernah kejang tanpa demam.
Walau tampak menakutkan, perlu Bunda catat, umumnya kejang demam tidak berbahaya, tidak merusak otak, tidak mengganggu kecerdasan anak, dan akan menghilang sendiri seiring bertambahnya usia. Dengan demikian, Bunda tak perlu terlalu khawatir apabila buah hatinya mengalami kejang demam.
Simak juga ramuan bawang merah sebagai alternatif penurun demam di rumah.
(aci/som)