Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Bunda, Kenali Kondisi Kejang Demam pada Anak

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 13 Aug 2019 10:28 WIB

Kejang demam pada anak seringkali membuat panik orang tua. Yuk, kenali kondisi kejang demam dan pencegahannya dari dokter.
Bunda, Kenali Kondisi Kejang Demam pada Anak/ Foto: iStock
Jakarta - Kejang demam bisa dibilang kondisi yang paling ditakutkan orang tua jika anaknya mengalami demam. Menurut dr. Arifianto, Sp.A., hampir semua orang tua berpikir, makin tinggi suhu badan anak saat demam, meningkat pula risiko kejang demam. Padahal kenyataannya tak seperti itu, Bun.

Tidak ada hubungan antara tingginya suhu dengan risiko kejang demam. Lantas, apa sebenarnya kejang demam atau sering orang sebut 'step' itu? Apin, sapaan akrabnya, bilang, kejang demam adalah serangan kejang yang terjadi pada anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun ketika suhu tubuhnya di atas 38 derajat Celsius.

"Tidak berhubungan dengan infeksi di otak (susunan saraf pusat/SSP). Kejang demam hanya terjadi pada 3 - 5 persen anak di bawah 5 tahun. Itu artinya tidak semua anak demam akan mengalami kejang demam," tulis Apin di bukunya Berteman dengan Demam.

Kejang demam dibagi dua, kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks. Pada kejang demam sederhana, berlangsung enggak sampai 15 menit, kejangnya bersifat umum (kaku seluruh tubuh atau 'kelojotan' dan anak tidak sadar). Kejang demam sederhana hanya terjadi satu kali kejang dalam 24 jam.
ilustrasi anak demam/ ilustrasi anak demam/ / Foto: iStock
Sedangkan kejang demam kompleks, hanya berlangsung sampai 15 menit. Kejang demam kompleks merupakan kejang fokal (gerakan salah satu ata beberapa anggota tubuh saja) dan kejang demam kompleks terjadi lebih dari satu kali dalam 24 jam.

"Jadi sudah jelas bahwa kejang demam tidak berbahaya. Pemberian antipiretik (obat penurun panas) seperti parasetamol ternyata terbukti tidak dapat mencegah terjadinya kejang demam," sambung Apin.

Lalu, apa saja faktor yang memengaruhi kejang demam? Menurut dr.Kurniawan Taufiq Kadafi, M.Biomed, Sp.A(K)., faktor yang memengaruhi antara lain faktor genetik. Jika ada riwayat kejang demam dalam keluarga maka akan meningkatkan risiko berulangnya kejang demam pada anak.

Kejang demam yang terjadi pada anak berusia kurang dari 18 bulan akan meningkatkan risiko berulangnya kejang demam. Kemudian semakin rendah suhu tubuh saat kejang, semakin sering berulang terjadinya kejang demam.

"Semakin cepat timbul kejang pada saat anak demam, semakin tinggi risiko berulangnya kejang demam," tulis Kurniawan di bukunya Mengatasi Gawat Darurat pada Anak.

Kenali juga demam tifoid melalui video berikut, Bun.

[Gambas:Video Haibunda]

(aci/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda