
parenting
5 Cara Mengobati Mental Anak Korban Bullying, Kuncinya Percaya pada Si Kecil
HaiBunda
Senin, 03 Jul 2023 22:10 WIB

Setiap anak berpotensi mengalami bullying. Tindakan tidak menyenangkan ini bisa saja terjadi di lingkungan sekolah atau justru di lingkungan terdekat yaitu rumah dan keluarga. Kalau sampai Si Kecil mengalaminya, Bunda perlu mengobati mental anak agar tak meninggalkan trauma.
Mengutip Verywell Family, beberapa ahli memperkirakan bahwa satu dari lima anak atau 20 persen dari anak-anak mengalami bullying atau kekerasan berupa perundungan. Terdapat sejumlah alasan mengapa seorang anak mungkin menjadi sasaran bullying. Setiap mereka berisiko menjadi sasaran.Â
"Siapa pun bisa menjadi korban intimidasi tetapi beberapa anak mungkin berisiko lebih tinggi menjadi korban daripada yang lain," kata Erica Laub, MSW, LICSW, Pekerja Sosial klinis berlisensi yang berspesialisasi dalam intimidasi, kecemasan sosial, dan kesehatan mental untuk remaja dan dewasa muda, pada laman Verywell Family.
Lantas apa saja dampak bullying dan bagaimana cara mengobati mental anak-anak yang mengalaminya? Yuk simak terus, Bunda.
Mengenali bullyingÂ
Mengutip dari Psychology Today, bullying lebih merujuk pada penindasan dengan pola khas berulang kali. Dilakukan sengaja untuk menyakiti dan mempermalukan orang lain, khususnya mereka yang lebih kecil, lebih lemah, lebih muda atau dengan cara apa pun lebih rentan daripada pelakunya.Â
Penindasan dapat melibatkan serangan verbal (menyebut nama dan mengolok-olok orang lain) serta serangan fisik, ancaman bahaya, bentuk intimidasi lainnya, dan pengucilan yang disengaja dari aktivitas. Studi menunjukkan bahwa intimidasi memuncak sekitar usia 11 hingga 13 tahun dan menurun seiring bertambahnya usia anak-anak.
Sementara agresi fisik yang terang-terangan seperti menendang, memukul, dan mendorong paling sering terjadi pada anak-anak yang lebih kecil. Agresi relasional, merusak atau memanipulasi hubungan orang lain seperti menyebarkan desas-desus, dan pengucilan sosial, lebih sering terjadi saat mereka dewasa.
Orang menggertak karena itu bisa menjadi cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, setidaknya dalam jangka pendek, dan karena mereka tidak memiliki keterampilan sosial untuk melakukannya tanpa merugikan orang lain.Â
Penindasan juga merupakan cara untuk membangun dominasi sosial, meskipun seiring waktu, karena repertoar perilaku anak-anak umumnya meluas, itu menjadi cara yang semakin tidak berfungsi.
Dampak bullying
Bullying dapat memengaruhi kesehatan mental, fisik, dan emosional selama tahun-tahun usia sekolah hingga dewasa. Ini dapat menyebabkan cedera fisik, masalah sosial atau emosional dan dalam beberapa kasus, bahkan kematian. Seperti dikutip dari Columbia Edu.Â
Anak-anak dan remaja yang diintimidasi lebih mungkin mengalami depresi, kecemasan, dan terkadang kerusakan harga diri jangka panjang. Korban sering merasa kesepian. Beberapa korban mungkin membalas dengan kekerasan yang ekstrim dan tiba-tiba.
Pelaku bullying berisiko lebih tinggi untuk berperilaku anti-sosial, terkadang kekerasan seperti terlibat perkelahian dan menghancurkan apa saja. Mereka sering bermasalah dengan sekolah, hingga putus sekolah.Â
Para pelaku juga cenderung menyalahgunakan zat dan alkohol. Ini dapat berlanjut hingga dewasa, mereka lebih berpotensi melecehkan pasangan atau anak-anak mereka, atau juga terlibat dalam perilaku kriminal.
5 Cara mengobati mental anak korban bullying
Bullying merupakan hal sangat menyakitkan, berdampak panjang menimbulkan harga diri yang rendah, pikiran untuk bunuh diri, baik bagi korban maupun pelaku. Untuk itu dibutuhkan dialog terbuka dan dukungan yang sangat penting untuk memastikan keamanan bagi anak-anak dan remaja kita.
Berikut merupakan 5 cara mengobati mental anak korban bullying berdasarkan Verywell Family:
1. Mempercayai saat anak menceritakan kekerasan yang dialaminya
Journal of American Medical Association melaporkan bahwa sepertiga siswa AS mengalami intimidasi, baik sebagai sasaran maupun pelaku. Lebih dari 70 persen guru dan siswa telah menyaksikan intimidasi di sekolah mereka. Meski begitu, hanya sebagian kecil dari mereka berani lapor. Alasannya seringkali karena mereka tidak percaya orang dewasa akan membantu mereka. Untuk itu, penting bagi Bunda mempercayai saat mereka menceritakan kekerasan yang mereka alami.Â
2. Mengenali pelaku
Pengganggu biasanya memilih orang lain karena frustrasi dengan kehidupan mereka sendiri. Mereka mengincar anak-anak lain karena mereka membutuhkan korban yang lebih lemah dari mereka.
Meskipun mereka mungkin merasa tidak nyaman tentang hal itu, banyak anak menggoda teman sebayanya hanya untuk mengikuti orang banyak. Bunda sebaiknya mengenali para pelaku untuk mengetahui tendensi mereka berperilaku demikian terhadap anak Bunda. Sehingga dapat mengupayakan penyelesaian di antara mereka.Â
3. Tetap tenang dan suportif
Meskipun tidak jarang anak-anak menyembunyikan fakta bahwa mereka diintimidasi, beberapa akan terbuka jika diberi kesempatan. Jika mereka memilih untuk berbagi, beri tahu mereka bahwa Bunda mengagumi keberanian mereka. Bunda juga dapat bertukar pikiran tentang cara mereka menangani intimidasi. Lakukan dengan tenang dan penuh dukungan ya.
4. Fokus pada pertahanan diri
Kadang, pengalaman buruk yang dialami anak-anak mengajarkan hal yang cukup baik. Misalnya cara mempertahankan diri ketika mengalami masa sulit. Alih-alih lebih fokus pada kesakitan yang ditimbulkan, Bunda bisa menumbuhkan kesadaran bahwa mereka secara mental lebih kuat dari yang mereka kira. Atau mungkin mereka menemukan bahwa mereka benar-benar memiliki beberapa teman baik yang sepertinya selalu mendukung mereka.Â
5. Mengajaknya untuk mendapat terapi
Menurut Pekerja Sosial berlisensi, Suarez Angelino, korban bullying bisa sembuh dengan melakukan terapi. "Korban bullying juga bisa sembuh dengan menjalani terapi, mencatat pikiran dan perasaan mereka, dan membaca buku yang membantu mereka merasa diberdayakan dan terinspirasi," ujarnya.Â
"Bentuk penyembuhan lainnya, seperti menggambar, melukis, dan menari, semuanya adalah cara yang bagus untuk sembuh dari perundungan."
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Viral Kasus Bullying di Sekolah Kota Sukabumi, Tangan Patah hingga Dipaksa Palsukan Cerita

Parenting
Kekecewaan Verrel Bramasta Lihat Sang Adik, Vania Dilempar Batu Sampai Mata Bengkak

Parenting
4 Tips Bagi Guru Atasi Cyberbullying Antar Pelajar di Sekolah

Parenting
Anak Tak Mau Ditinggalkan dan Cemas Berpisah, Harus Bagaimana?

Parenting
Tips Agar Anak Tak Jadi Pelampiasan Emosi Bunda


7 Foto
Parenting
Potret 7 Anak Artis saat Menikmati MPASI, Ekpresinya Cute dan Gemas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda