PARENTING
Anak Ajak Liburan tapi Orang Tua Terkendala Biaya, Ini 5 Cara Bijak Menjelaskannya
Kinan | HaiBunda
Selasa, 11 Jul 2023 18:22 WIBMemasuki masa liburan sekolah, anak-anak biasanya akan bersemangat karena ingin pergi jalan-jalan bersama keluarga. Namun, bagaimana jika orang tua terkendala biaya alias sedang ada masalah keuangan?
Dikutip dari laman Parents, masalah finansial menjadi hal biasa yang hampir dialami seluruh keluarga. Meskipun penting untuk bersikap terbuka dan jujur dengan anak-anak, para ahli mengatakan untuk menyeimbangkan kejujuran dengan kehati-hatian yang tepat.
"Orang tua tentu tidak ingin membebani seorang anak dengan masalah orang dewasa, karena takut anak-anaknya mengalami stres. Namun, berpura-pura semua baik-baik saja padahal sebenarnya buruk, ini juga tidak membantu," ungkap psikoterapis Amy Morin.
Menurut Morin, orang tua sebaiknya tetap mempertimbangkan untuk berbagi situasi dengan anak-anak sehingga mereka mengerti apa yang sedang terjadi. Kendati demikian, perhatikan juga usia anak dan saring informasi yang diberikan agar tidak membuat mereka kewalahan.
Cara bijak menjelaskan masalah keuangan pada anak
Lalu bagaimana cara yang tepat untuk menjelaskan kepada anak jika orang tua sedang memiliki masalah keuangan, seperti terkendala biaya di waktu liburan sekolah? Berikut ulasannya seperti dilansir laman Parents:
1. Sampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami anak
Anak-anak sebenarnya tidak perlu tahu secara detail daftar tagihan yang telah jatuh tempo, nominal cicilan yang sedang menumpuk, dan lain sebagainya. Lakukan cara-cara yang dapat diterima anak oleh anak untuk menjadi bagian dari percakapan sehari-hari.
"Tentang masalah finansial, sering kali tepat untuk berbicara tentang apa yang dapat Anda lakukan, daripada apa yang tidak dapat Anda lakukan," kata Morin.
Misalnya, cukup beri tahu anak-anak bahwa Bunda sedang menabung untuk membayar tagihan listrik. Hal tersebut lebih baik dikatakan daripada memberi tahu mereka bahwa Bunda tidak mampu pergi liburan ke tempat yang jauh seperti ke luar kota.
2. Jelaskan prioritas keluarga
Jika Bunda terbiasa menetapkan anggaran dan memprioritaskan pengeluaran, bagikan strategi ini dengan anak-anak.
"Orang tua dapat mengomunikasikan rencana tersebut dengan anak, sehingga mereka tahu apa yang bisa dilakukan," imbuh Morin.
Misalnya, Bunda dapat mengatakan bahwa mereka masih bisa bersenang-senang dengan melakukan hal-hal yang tidak memerlukan biaya, seperti pergi ke taman atau bermain video game di rumah.
3. Yakinkan anak bahwa mereka selalu aman
Meskipun tidak apa-apa untuk berterus terang dan berbagi bahwa Bunda sedang membatasi beberapa pengeluaran di waktu liburan ini, tetap upayakan untuk meredakan kekhawatiran anak.
"Obrolan yang sehat tentang keuangan melibatkan penjelasan sederhana, serta jaminan bahwa orang tua dapat mengendalikannya," ujar Morin.
Morin merekomendasikan bahwa beberapa pembuka percakapan dapat berupa: "Ayah Bunda sedang berupaya lebih ekstra untuk membayar tagihan-tagihan di rumah kami. Tetapi untuk beberapa minggu ke depan, kita mungkin belum bisa makan di luar dulu, ya."
Menurut penulis 3 Things Strong Kids Do: Think Big, Feel Good, Act Brave ini, anak-anak akan merasa aman ketika orang tua 'mengakui' ada kendala biaya, tetapi tetap meyakinkan bahwa mereka mampu menangani situasi tersebut.
4. Hindari bertengkar soal uang di dekat anak
Hindari pertengkaran tentang masalah finansial di depan anak. Selain itu, jika memungkinkan hindari juga terjadi penagihan dari pihak tertentu di dekat anak.
"Adanya pertengkaran atau bahkan ancaman dari pihak tertentu tentang masalah uang bisa membuat anak takut. Anak-anak sering membuat kesimpulan sendiri berdasarkan apa yang mereka lihat dan dengar," ujar Morin.
5. Pertimbangkan obrolan yang sesuai usia anak
Berikan penjelasan pada anak dengan hati-hati dan jangan lupa pertimbangkan usia anak. Misalnya pada anak usia prasekolah dan sebagian usia sekolah, mereka biasanya baru memahami konsep uang secara dasar saja.
Pada anak praremaja dan remaja, mereka sepatutnya sudah lebih mampu mentolerir percakapan yang lebih rinci tentang situasi keuangan keluarga. Termasuk saat diberi tahu kondisi saat ini belum memungkinkan untuk pergi liburan atau makan di restoran, karena ada kebutuhan lain yang lebih mendesak.
Tujuan memberi penjelasan sesuai usia sebenarnya bukan agar mereka terbebani, tetapi supaya anak menyadari bahwa perlu banyak upaya untuk menutupi pengeluaran dasar di rumah.
"Anak-anak umumnya egosentris, yang tidak mementingkan diri sendiri melainkan perkembangan yang normal. Anak rentan khawatir tentang bagaimana kondisi finansial ini akan berdampak pada mereka dan bagaimana kebutuhan mereka akan terpenuhi," ucap psikolog Jennifer Weber, PsyD dikutip laman Parents.
Manfaat obrolan tentang keuangan pada anak
Dikutip dari Forbes, sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan oleh Personal Capital tentang kesehatan keuangan keluarga menunjukkan bahwa mengobrol secara terbuka dengan anak-anak tentang uang bisa memberi manfaat positif.
Studi tersebut mengungkapkan bahwa sebanyak responden yang orang tuanya terbuka tentang krisis keuangan 72 persen lebih berpotensi berada dalam keadaan keuangan yang baik saat ini, dibandingkan yang orang tuanya tidak bersikap demikian.
Maka dari itu, sebisa mungkin cobalah untuk menyampaikan kondisi keuangan yang sedang dialami pada anak. Namun, tetap perhatikan usia, kondisi psikis dan saring informasi yang benar-benar perlu diberitahu. Semoga ulasan ini bermanfaat ya, Bunda.
Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.
(fir/fir)