Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kebiasaan Anak Autis, Apakah Mau Bermain dan Meniru?

Humidatun Nisa'   |   HaiBunda

Senin, 07 Aug 2023 22:20 WIB

Anak Autis
Kebiasaan Anak Autis, Apakah Mau Bermain dan Meniru/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Anak dengan kondisi autisme disebut sulit menjalin hubungan timbal balik dengan orang-orang di sekitarnya. Bagi orang awam, mungkin akan dinilai jika mereka acuh dan kurang mengekspresikan emosi dan respon saat diajak komunikasi. 

Dapat dikatakan, hal ini menjadi ciri yang khas dari anak autis karena autisme sendiri merupakan kondisi yang berkaitan dengan perkembangan otak anak. 

“Autisme atau spectrum disorder akan mengganggu cara anak berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan orang lain.” Papar dokter spesialis anak, dr. Mira Dewita, Sp.A. pada Haibunda. 

Lantas, apakah anak autis mau bermain dan meniru? Yuk simak sampai selesai, Bunda. 

Mengapa anak autis berbeda saat bermain

Melansir dari Verywellhealth, dijelaskan bahwa anak autis cenderung akan bermain dengan mainan yang berbeda dari anak-anak lain. Ini karena mereka lebih kecil kemungkinannya untuk terlibat dalam permainan yang membutuhkan "kepercayaan", kolaborasi, atau komunikasi sosial.

Hal ini setidaknya dipengaruhi oleh:

  1. Preferensi untuk bermain sendiri hampir sepanjang waktu. Ini dapat terjadi bahkan ketika didorong untuk berpartisipasi dalam bentuk permainan yang khas.
  2. Ketidakmampuan atau keengganan untuk memahami aturan dasar permainan bersama. Ini mungkin termasuk bergiliran, bermain peran, atau mengikuti aturan olahraga atau permainan papan.
  3. Terlibat dalam aktivitas yang tampaknya tanpa tujuan dan berulang. Contohnya termasuk membuka dan menutup pintu, mengurutkan benda, dan menyiram toilet.
  4. Ketidakmampuan atau keengganan untuk menanggapi pembicaraan ramah dari orang dewasa atau teman sebaya.
  5. Sepertinya tidak menyadari anak-anak lain. Contohnya termasuk berkeliaran dalam kelompok tanpa menyadari mereka sedang bermain atau memanjat seluncuran tanpa memperhatikan anak-anak mengantri.
  6. Ketidakmampuan yang jelas untuk memahami dasar-dasar permainan simbolik. Ini termasuk berpura-pura menjadi orang lain atau berpura-pura bahwa sebuah mainan memiliki karakteristik manusia.

Alasan anak autis tidak mau bermain dan meniru

Sebagian besar anak autis mengalami kendala untuk bersosialisasi karena kondisi berikut:

1. Kurangnya ketrampilan imitasi

Biasanya anak-anak yang sedang berkembang menonton bagaimana orang lain bermain dengan mainan dan menirunya. Misalnya, seorang anak yang biasanya sedang berkembang mungkin menyusun balok saat pertama kali bermain dengannya. Tapi begitu anak itu melihat orang lain membangun dengan balok, mereka akan meniru perilaku itu.

Anak autis bahkan mungkin tidak menyadari bahwa orang lain sedang bermain balok sama sekali. Mereka sangat tidak mungkin mengamati perilaku orang lain dan meniru perilaku tersebut.

2. Kurangnya ketrampilan bermain simbolik

Permainan simbolik hanyalah istilah lain untuk permainan pura-pura. Pada usia 3 tahun, sebagian besar anak telah mengembangkan imajinasinya dengan cukup canggih untuk bermain pura-pura, baik sendiri maupun bersama orang lain.

Anak autis jarang mengembangkan keterampilan bermain pura-pura tanpa bantuan. Mereka mungkin menikmati menempatkan kereta mainan di truk. Tapi, mereka tidak mungkin membuat adegan atau membuat efek suara kecuali mereka secara aktif diajarkan dan didorong untuk melakukannya.

3. Kurangnya ketrampilan komunikasi sosial

Beberapa cara agar berhasil dalam permainan pura-pura dan peniruan, anak-anak yang biasanya berkembang secara aktif berinteraksi dan menyampaikan dengan orang lain. Mereka juga dengan cepat belajar bagaimana "membaca" niat orang lain.

Anak autis cenderung memiliki hanya sedikit keinginan atau kemampuan untuk berkomunikasi atau terlibat dengan teman bermainnya. Teman sebaya mungkin menganggap perilaku ini menyakitkan ("dia mengabaikan saya!") atau mungkin mengabaikan anak autis. Dalam beberapa kasus, anak autis mungkin diintimidasi atau dikucilkan dari suatu kelompok.

4. Kurangnya ketrampilan memperhatikan

Contohnya termasuk berbagi permainan bersama atau melihat teka-teki bersama. Itu berarti berpikir dan bekerja dalam pasangan atau kelompok.
Orang dengan autisme sering mengalami masalah dengan keterampilan perhatian bersama. Sementara keterampilan ini dapat diajarkan, mereka mungkin tidak pernah berkembang dengan sendirinya.

Ciri-ciri anak autis

Berdasarkan ulasan dokter spesialis anak Mira Dewita, Sp., A. berikut merupakan ciri anak autis yang mungkin bisa Bunda kenali:

1. Memiliki minat terbatas

Karakter khas dari anak dengan autisme adalah pada minatnya yang terbatas. Mereka hanya menyukai hal-hal tertentu dan kurang bereksplorasi dengan lingkungan sekitar. 

2. Membuat gerakan berulang

Anak autis biasanya mengulang gerakan yang mereka lakukan. Kadang memutar-mutar tangan atau menggerakkan dengan cara yang lain.

3. Gangguan persepsi sensorik

Anak autis juga memiliki masalah pada persepsi sensoriknya. Bisa saja mereka mengalami hipersensitif atau hiposensitif. Artinya, anak autis kerap merasa takut dan tidak menyukai suara-suara tertentu.

4. Tidak bisa mengontrol emosi

Terkadang anak autis mengalami gangguan pada emosinya. Mereka tidak bisa berbagi dan memberitahu apa yang mereka rasakan.

5. Tidak melakukan kontak mata

Anak autis memiliki wajah seperti anak-anak pada umumnya karena mereka mengalami gangguan pada interaksi sosialnya. Namun, anak autis tidak melakukan kontak mata, Bunda.

Ketika anak autis berbicara dengan seseorang, mereka tidak menatap lawan bicaranya. Meskipun berbicara dengan orang tuanya, mereka tidak pernah melakukan kontak mata.

Jika anak autis melakukan kontak mata, kontak yang diberikan sangat minim. Durasinya terlalu singkat dan tidak adi kuat.

Nah, beberapa jawaban mengenai penyebab anak autis lebih senang main sendirian, dan apakah mereka mau meniru atau tidak tindakan orang-orang di sekitarnya. Semoga membantu memahami kebutuhan anak autis ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda