Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Usia Berapa Anak Boleh Masuk Bimba? Ini Hal yang Harus Dipertimbangkan Menurut Psikolog

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Kamis, 20 Jul 2023 17:21 WIB

Asian chinese preschool teacher welcoming their student entering through front gate in the morning
Ilustrasi Usia Anak Masuk Bimba/Foto: iStock

Bunda sudah mengenal bimbingan minat belajar anak bernama Bimba? Makna kata BIMBA adalah Bimbingan Minat Baca dan Belajar Anak.

Lembaga belajar Bimba muncul untuk menuntun anak-anak belajar membaca, menulis, dan berhitung sebelum masuk SD. Biasanya lembaga Bimba mencantumkan persyaratan usia 3-6 tahun. Namun, berapa ya sebenarnya usia ideal anak masuk Bimba?

Bimba merupakan bimbingan minat belajar anak yang bertujuan untuk mengarahkan minat anak agar gemar belajar calistung. Sebagian Bimba juga ada yang memberikan bimbangan Bahasa Inggris dan belajar membaca Iqra. Dengan begitu, tujuannya nanti terbentuk karakter yang kuat pada anak dan mewujudkan generasi yang mandiri.

Menilik dari situs resminya, Bimba menjelaskan bahwa bimbingan belajar ini menggunakan metode fun learning, yakni proses belajar yang 100 persen menyenangkan bagi anak. Para pengajarnya juga wajib menerapkan 5S yang terdiri dari sambut, senyum, sapa, salam, sebut nama.

Usia ideal anak masuk Bimba

Menurut Menurut Praktisi Preschool & Kindergarten, Shintia Yuliani, S.Psi, regulasi pada 2 tahun terakhir menyebut bahwa Bimba bukanlah pendidikan formal untuk jenjang usia dini atau PAUD. Sementara itu, payung pendidikan usia dini hanyalah Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK).

"Jadi regulasi 2 tahun yang lalu memang Bimba itu bukan termasuk pendidikan formal untuk jenjang PAUD dan bukan masuk lembaga pendidikan anak usia dini. Jadi payung lembaga pendidikan usia dini itu hanya Kelompok Bermain atau Playgroup dan juga TK. Yang tidak formalnya Kelompok Bermain atau Playgroup, yang formalnya TK," jelasnya dalam Instagram Live bersama HaiBunda belum lama ini.

Jika ingin memasukkan anak ke Bimba, Bunda harus memerhatikan kesiapan anak, ya. Bukan tanpa alasan, ada anak yang belum cocok dimasukkan ke Bimba dan mulai belajar.

"Tepat enggak masukin Bimba karena lembaga belum formal? Menurut saya asalkan anaknya suka (tidak apa-apa). Karena ada anak-anak yang memang suka belajar berhitung, membaca, itu kita fasilitasi tidak apa-apa," papar Shintia.

"Tapi ada anak yang memang belum cocok untuk kita masukkin di Bimba dulu berarti kita tidak perlu mem-push anak kita untuk bisa baca tulis di Bimba," lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, Psikolog Pendidikan Anak & Keluarga Hanindya Restiningtyas, M.Psi, menegaskan bahwa jenjang pendidikan formal untuk anak dimulai dari TK hingga SMA atau SMA. Karena Bimba tidak termasuk ke dalamnya, keputusan untuk memasukkan anak ke Bimba pun perlu mempertimbangkan karakter anak.

"Kalau menurut saya kalau jenjang yang formal itu TK memang ya start di TK. Kemudian SD serta wajib belajar sampai SMA atau SMK. Kalau di luar dari itu, saran saya memang disesuaikan juga dengan situasi dan kondisi anak," ujarnya.

"Terkadang ada beberapa karakteristik anak yang cocok-cocokkan. Kadang di sini cocok tapi bagi teman yang lain mungkin enggak cocok. Jadi benar-benar disesuaikan dengan karakteristiknya," tambah psikolog yang akrab disapa Resti ini.

Lantas, apa pentingnya memasukkan anak ke PAUD, ya? Simak penjelasan lengkapnya pada laman berikutnya, yuk!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


MENANAMKAN NILAI JASMANI DAN ROHANI

Ilustrasi Cara Memilih Sekolah Anak

Ilustrasi Usia Anak Masuk Bimba/Foto: iStock

Pentingnya PAUD untuk anak

Ada beberapa alasan penting mengapa Si Kecil perlu masuk ke PAUD. Berikut penjelasan lebih lengkapnya:

1. Mempersiapkan anak ke jenjang SD

Resti menjelaskan PAUD membantu anak untuk merangsang serta menstimulasi aspek-aspek yang dibutuhkan untuk jenjang berikutnya, yakni SD. Aspek ini berupa kognitif, psikomotorik, serta adaptasi.

"Kematangan sekolah untuk SD pokok-nya ada kesiapan untuk belajar, beradaptasi. Nah ada kognitif, psikomotorik. Kalau yang adaptasi ada sosial, emosional, moral, dan agama. Jenjang PAUD ini merangsang semua aspek itu agar nantinya siap ke jenjang berikutnya," jelasnya.

Banner Tahun Baru Islam

2. Mengontrol perilaku

PAUD mempersiapkan anak untuk mempelajari soft skill-nya dengan kegiatan berkelompok. Misalnya saja controlling.

"Ini aspek soft skill yang enggak kelihatan, tapi sebenarnya bisa distimulasi melalui kegiatan-kegiatan berkelompok, bermain. Kemudian kemampuan untuk controlling," ungkap Resti.

3. Menanamkan nilai jasmani dan rohani

Sementara itu, Shintia mengungkap PAUD dapat mempersiapkan bekal anak ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung. Namun, materi PAUD yang sebenarnya adalah menanamkan nilai-nilai jasmani, rohani, serta kemandirian.

"Mempersiapkan, ya, karena sebenarnya materi PAUD bukan itu. tapi lebih kepada penanaman nilai-nilai jasmani, rohani, dan supaya dia lebih mandiri sehingga kemampuannya meningkat di masa golden age-nya," ungkap Shintia.

Saksikan juga video tips agar Si Kecil menyukai matematika berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




(mua/mua)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda