PARENTING
9 Ciri Pneumonia pada Anak, Penyebab, Jenis Terapi, dan Cara Mengatasinya
Asri Ediyati | HaiBunda
Senin, 16 Oct 2023 12:23 WIBPneumonia adalah suatu bentuk infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru. Pneumonia pada anak perlu diwaspadai karena bisa berdampak jangka panjang pada kesehatannya, Bunda.
Perlu diketahui, paru-paru terdiri dari kantung kecil yang disebut alveoli, yang terisi udara saat orang sehat bernapas. Ketika seorang anak mengidap pneumonia, alveoli dipenuhi nanah dan cairan, yang membuat pernapasan terasa nyeri dan asupan oksigen menjadi terbatas.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), pneumonia adalah penyebab kematian menular terbesar pada anak-anak di seluruh dunia. Setidaknya, pneumonia membuat 740.180 anak di bawah usia 5 tahun meninggal dunia pada tahun 2019, dan menyumbang 14 persen dari seluruh kematian anak di bawah 5 tahun, serta 22 persen dari seluruh kematian pada anak berusia 1 hingga 5 tahun.
Lalu mengapa pneumonia pada anak berbahaya?
Dikutip dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), paru-paru adalah satu-satunya tempat untuk pertukaran oksigen. Jika terjadi sesuatu pada paru-paru, maka pertukaran oksigen akan terganggu yang selanjutnya akan menyebabkan tubuh kita menjadi kekurangan oksigen atau hipoksia.
Anak yang mengalami hipoksia dapat dilihat dari gejala dan tanda-tandanya, yaitu sesak napas atau kesulitan bernapas, napas cepat, muncul cekungan di dada bagian bawah saat anak bernapas dan tubuhnya terlihat biru. Pada anak yang lebih kecil, mereka jadi mudah rewel, tidak bisa makan dan minum, bahkan bisa muntah, dan tidak sadarkan diri.
Ciri-ciri pneumonia pada anak
Berikut ciri-ciri pneumonia pada anak yang perlu Bunda ketahui:
1. Batuk
Gejala pneumonia biasanya dimulai dengan flu yang menjadi lebih buruk selama beberapa hari. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri bisa datang secara tiba-tiba dengan gejala demam tinggi, napas cepat, dan batuk.
Gejala batuk dapat berlangsung selama berminggu-minggu setelah demam berhenti. Batuk pada pneumonia bisa bersifat kering atau mengeluarkan lendir kental (dahak) berwarna kuning, hijau, coklat atau bercak darah.
2. Demam
Gejala umum pneumonia berjalan termasuk batuk dan demam ringan, biasanya tidak lebih tinggi dari 38°C. Demam juga umumnya disertai perasaan lelah dan sakit kepala.
3. Napas cepat
Saat anak mengalami pneumonia, ia mungkin akan mengalami kesulitan bernapas. Pernapasan anak mungkin cepat dan pendek. Anak mungkin juga merasa sesak napas, bahkan saat beristirahat.
4. Bernapas dengan suara mengi
Napas yang mendengus atau mengi diketahui sebagai tanda penyakit serius pada bayi dan anak-anak. Dokter akan mendengarkan paru-paru anak dengan stetoskop.
Jika anak mengidap pneumonia, maka paru-parunya mungkin mengeluarkan suara berderak dan bergemuruh saat menarik napas. Pernapasan yang bising itu biasanya disebabkan oleh adanya penyumbatan pada sebagian atau suatu titik di saluran pernapasan.
5. Sesak napas
Sesak napas juga dapat dialami pasien pneumonia, Bunda. Gejala ini yang menyebabkan hidung melebar dan membuat otot tulang rusuk seperti tertarik ke dalam.
6. Nyeri dada
Nyeri dada adalah salah satu gejala pneumonia yang paling umum. Nyeri dada disebabkan oleh selaput di paru-paru yang terisi cairan. Rasa nyeri terasa seperti sensasi berat atau tertusuk dan biasanya memburuk saat batuk, bernapas, atau tertawa.
7. Sakit perut atau muntah
Rasa sakit saat pneumonia juga bisa berasal dari dada, punggung, panggul, dan mungkin terasa di perut. Pengidap pneumonia infeksi paru berat terkadang mengeluh nyeri perut bagian atas dibandingkan nyeri dada.
8. Kehilangan selera makan
Pneumonia bisa menjadi lebih buruk dengan cepat. Anak dapat kehilangan selera makan dan terkadang sulit menelan. Pada anak, kehilangan nafsu makan dapat memengaruhi perkembangan dan kesehatan. Selain kehilangan nafsu makan, anak dengan pneumonia juga kerap mengalami dehidrasi.
9. Warna kebiruan pada bibir atau kuku
Munculnya warna kebiruan pada bibir atau kuku dapat disebabkan oleh berkurangnya oksigen dalam aliran darah. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut sianosis. Jika anak memiliki kulit yang lebih gelap, maka sianosis mungkin lebih mudah terlihat di bibir, gusi, kuku, dan sekitar mata.
Penyebab pneumonia pada anak
Pneumonia paling sering disebabkan oleh bakteri atau virus. Beberapa bakteri dan virus ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan orang yang sudah terinfeksi bakteri dan virus tersebut.
Bakteri dan virus umum yang dapat menyebabkan pneumonia adalah:
- Streptococcus pneumoniae
- Pneumonia mikoplasma.
- Streptokokus grup B
- Stafilokokus aureus
- Virus sinkronisasi pernapasan yang sering terlihat pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
- virus parainfluenza
- virus influenza
- Adenovirus
Pneumonia juga terkadang disebabkan oleh jamur.
Perlu diketahui, pneumonia dapat menyebar melalui beberapa cara. Virus dan bakteri yang biasa terdapat di hidung atau tenggorokan anak dapat menginfeksi paru-paru jika terhirup. Mereka juga dapat menyebar melalui tetesan udara dari batuk atau bersin. Selain itu, pneumonia dapat menyebar melalui darah, terutama saat dan segera setelah kelahiran.
Jenis terapi dan cara mengatasi pneumonia
Dilansir laman resmi Cedars Sinai, jenis terapi dan cara mengatasi pneumonia tergantung dari penyebabnya. Perawatan mungkin termasuk pemberian antibiotik untuk kasus yang disebabkan bakteri.
Namun, tidak ada pengobatan yang baik tersedia untuk sebagian besar pneumonia akibat virus. Seringkali mereka menjadi lebih baik dengan sendirinya. Sedangkan, pneumonia terkait flu dapat diobati dengan obat antivirus.
Selain itu, ada beberapa perawatan lain dapat meringankan gejala, yakni:
- Banyak istirahat
- Mendapatkan lebih banyak cairan
- Pemberian paracetamol untuk demam sesuai resep dokter
- Pemberian obat batuk sesuai resep dokter
Beberapa anak mungkin harus dirawat di rumah sakit bila mengalami masalah pernapasan yang parah. Selama di rumah sakit, jenis perawatan dapat meliputi:
- Pemberian antibiotik secara intravena (infus) atau melalui mulut (oral) untuk infeksi bakteri.
- Pemberian cairan melalui infus bila anak tidak dapat minum dengan baik.
- Terapi oksigen.
- Melakukan penyedotan mukus untuk menghilangkan lendir yang kental.
- Perawatan pernafasan, seperti yang dianjurkan oleh dokter.
Bila anak mengalami gejala pneumonia, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Semoga informasi yang disampaikan HaiBunda ini bermanfaat ya!
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(aci/ank)Simak video di bawah ini, Bun:
Batuk Anak Tak Kunjung Sembuh, Benarkah Salah Satu Penyebabnya karena Cacingan?
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Kasus Kematian Akibat Pneumonia di Indonesia Naik 3 Kali Lipat, Ini Tips Pencegahannya untuk Anak
Marak Pneumonia 'Misterius' pada Anak di China, Kemenkes RI Antisipasi Ini
Pneumonia Anak Kembali Melonjak, Banyak Menyerang Usia di Bawah 6 Bulan
Kenali Gejala Pneumonia Anak, Penyebab Kematian Balita Paling Tinggi di Dunia
TERPOPULER
Cerita Adrian Maulana Pernah Rugi Ratusan Juta Gara-gara Kesalahan Ini
Kecerdasan Anak Bisa Diprediksi Sejak Usia 7 Bulan, Ini Tandanya
5 Penyebab Produksi ASI Berlebih & Cara Mengatasinya
Nia dan Adit AFI Jalani Ibadah Umrah, Terasa Berbeda karena Pertama Kali Tanpa Anak
Mantan Suami Meninggal karena Kanker, Kelly Clarkson Kini Fokus Dampingi Anak
REKOMENDASI PRODUK
Review Professional Air Fryer Oxone vs Glasstop Smart Fryer, Mana Pilihan Bunda?
Tim HaiBundaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Lipstik Glossy Tahan Lama, Cocok Dipakai Seharian
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
3 Pilihan Cooler Bag untuk ASI, Mana yang Paling Praktis & Tahan Lama?
Ratih Wulan PinanduREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Makeup Remover, Bersihkan Riasan untuk Kulit Berminyak hingga Kering
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Merek Cream Wajah untuk Atasi Bruntusan dan Ruam pada Bayi Beserta Estimasi Harganya
KinanTERBARU DARI HAIBUNDA
Nia dan Adit AFI Jalani Ibadah Umrah, Terasa Berbeda karena Pertama Kali Tanpa Anak
5 Penyebab Produksi ASI Berlebih & Cara Mengatasinya
Kecerdasan Anak Bisa Diprediksi Sejak Usia 7 Bulan, Ini Tandanya
Cerita Adrian Maulana Pernah Rugi Ratusan Juta Gara-gara Kesalahan Ini
Bayi Sering Kaget saat Tidur? Ini Penyebab & Cara Mengatasinya!
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Kondisi Kesehatan Membaik, Indra Bekti Siap Terima Tawaran Pekerjaan
-
Beautynesia
Fearful Avoidant, Gaya Keterikatan Hubungan Unik yang Umum di Kalangan Gen Z
-
Female Daily
Black Eyed Peas Hingga Hearts2Hearts Siap Guncang Panggung LaLaLa Festival 2025!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Gaya Mewah Erin, Istri Andre Taulany yang 3 Kali Digugat Cerai
-
Mommies Daily
15 Kalimat yang Tidak Boleh Ayah Ucapkan kepada Ibu Menyusui. Kesannya Sederhana, Tapi Bagi Busui Menohok!