Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

5 Alasan Bayi Baru Lahir Tidak Perlu Pakai Gurita, Bisa Berisiko Alami Biang Keringat

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Senin, 30 Oct 2023 19:25 WIB

Ilustrasi Bedong Bayi
5 Alasan Bayi Baru Lahir Tidak Perlu Pakai Gurita, Bisa Berisiko Alami Biang Keringat/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Daftar Isi

Banyak pola pengasuhan zaman dulu yang masih diterapkan hingga saat ini. Salah satunya adalah pemakaian gurita pada bayi baru lahir, Bunda.

Gurita bayi adalah kain yang memiliki beberapa belahan atau tali yang berfungsi untuk menutup perut bayi. Cara pemakaiannya mirip seperti bengkung atau korset untuk pasca persalinan.

Namun pada bayi, belahan kain atau tali gurita tidak sebanyak bengkung atau korset. Gurita pun kini bentuknya bervariasi, ada yang menggunakan tali, belahan, atau velcro layaknya korset modern.

Selama ini, penggunaan gurita diyakini dapat melindungi perut bayi, mencegah masuk angin, bisa mengecilkan perut, hingga mencegah pusar bayi agar tidak bodong. Akan tetapi, ternyata fungsi gurita tak lagi relevan bila digunakan zaman sekarang, Bunda.

Ada alasan gurita sebaiknya tidak lagi dipakaikan ke bayi. Beberapa alasan ini menyangkut kesehatan Si Kecil.

Alasan Bayi Tidak Perlu Pakai Gurita

Temuan medis menjelaskan bahwa ada beberapa alasan bayi tidak perlu memakai gurita lagi. Berikut 5 alasannya:

1. Tali pusat akan kering dan terlepas sendiri

Mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gurita tidak perlu dipakai karena tali pusat perlu dibiarkan terbuka dan kering. Tali pusat juga tidak perlu dikompres dengan kasa yang mengandung cairan antiseptik.

"Saat ingin merawat tali pusat, cuci tangan terlebih dahulu, jangan oleskan apapun pada tali pusat, tidak perlu ditutup dengan kasa dan jangan ditutup dengan popok maupun gurita," tulis IDAI.

Kemudian, usahakan agar tali pusat tidak basah, tidak terkena air seni maupun tinja bayi. Jika tali pusat kotor, segera cuci bersih dengan air yang bersih dan sabun lalu keringkan dengan kain bersih. Biarkan tali pusat terlepas sendiri, Bunda.

2. Bayi bernapas menggunakan otot perut

Menurut IDAI, penggunaan gurita juga tidak disarankan karena bayi bernapas lebih banyak menggunakan otot-otot perut. Sebaliknya, jika bayi memakai gurita, maka ada risiko ia mengalami masalah pernapasan. Terlebih, pemakaian gurita bayi yang terlalu ketat bisa menyebabkan bayi sesak nafas.

3. Membuat bayi tidak nyaman

Sebagian besar bayi baru lahir menggunakan waktunya untuk tidur. Tentu, mereka juga perlu pakaian yang nyaman dan tidak ketat untuk beristirahat, Bunda. Pemakaian bedong atau gurita bisa saja membuat bayi tidak nyaman, sehingga sulit tidur.

Mengutip penelitian A.Waring yang dipublikasi melalui British Medical Journal, ketika efek dari pemakaian bedong terlalu ketat ini menjadi parah, bayi mungkin mengeluarkan tanda-tanda khas ketidaknyamanan seperti ekspresi mukanya terlihat agak pucat, menangis, gelisah, dan tangan terkepal.

4. Mudah gumoh dan/atau muntah

Menurut Waring, bayi yang memakai gurita akan berisiko mengalami muntah dan atau gumoh. Hal tersebut terjadi karena adanya penyempitan atau tekanan pada perut, sehingga menyebabkan makanan yang masuk ke lambung mengalir balik ke kerongkongan, dan bayi akan gampang muntah. Anak yang gampang muntah, cenderung malas untuk makan. Akibatnya, ia berisiko kekurangan nutrisi dan gampang sakit-sakitan.

5. Risiko alami biang keringat

Mengutip laman resmi Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri, bayi bisa kepanasan dan banyak berkeringat bila dipakaikan gurita, kemudian ditambah bedong. Kondisi tersebut bisa menimbulkan berbagai keluhan kulit gatal biang keringat atau ruam kulit karena keringat yang menempel tidak dapat menguap akibat terhalang gurita.

Ilustrasi Bedong BayiIlustrasi Gurita Bayi/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Gurita bayi tidak akan mengecilkan perut bayi

Salah satu manfaat gurita bayi yang diyakini adalah untuk mengecilkan perut bayi yang besar. Ya, sebagian orang tua merasa cemas melihat perut bayi besar dan masih rawan untuk bergerak. Padahal, besar atau kecil perut bayi ditentukan oleh ketebalan kulit dan otot perut yang berfungsi menahan daya dorong dari isi perut, Bunda.

Kulit bayi maupun lemak di dalamnya masih tipis dan belum sempurna, sehingga bayi belum mampu untuk menahan gerak usus yang mendorong keluar. Kondisi tersebut dapat menyebabkan perut kelihatan besar.

Bunda sebenarnya tidak perlu khawatir. Perut bayi akan mengecil dengan sendirinya seiring tumbuh kembang, atau ketika kulit, otot dan lemaknya sudah menebal.

Tips memakaikan baju untuk bayi dengan tepat

Nah, alih-alih mengenakan Si Kecil gurita, Bunda bisa menggantinya dengan pakaian saja. Pakaikan baju yang nyaman untuk bayi baru lahir adalah penting untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan.

Berikut tips memakaikan baju untuk bayi dengan tepat: 

  • Dalam cuaca panas, Bunda dapat mengurangi pakaian bayi menjadi satu lapis.
  • Carilah pakaian yang ritsleting seluruhnya berada di bagian depan, bukan di belakang. Cari juga yang memiliki ritsleting di bagian kedua kaki untuk memudahkan penggantian popok.
  • Pilih lengan yang longgar, sehingga mudah dimasukkan ke lengan bayi.
  • Usahakan tidak menggunakan pakaian dengan pita atau tali untuk diikat, diurai, atau dililitkan di bagian leher saat bayi masih newborn.
  • Saat Si Kecil menggunakan piama one-piece, tarik hingga menutupi kaki bayi sebelum mengenakan lengan baju. Tarik kaus ke atas kepalanya terlebih dahulu, lalu masukkan satu tangan ke dalam lengannya secara bergantikan.

Semoga informasi di atas dapat membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(aci/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda