Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

9 Ciri-Ciri Batuk Berbahaya pada Bayi, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Kamis, 16 Nov 2023 19:26 WIB

Ilustrasi Bayi Menangis
9 Ciri-Ciri Batuk Berbahaya pada Bayi, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya/ Foto: Getty Images/iStockphoto/pinkomelet
Daftar Isi

Batuk adalah salah satu gejala penyakit masa kanak-kanak yang paling umum. Batuk yang terjadi pada bayi mungkin terdengar mengkhawatirkan, namun biasanya bukan merupakan tanda kondisi serius. Tapi, ada pula ciri-ciri batuk berbahaya pada bayi yang perlu diwaspadai.

Perlu diketahui terlebih dulu, batuk sebenarnya merupakan refleks spontan yang sehat dan penting untuk membantu melindungi saluran udara di tenggorokan dan dada. Ketika benda-benda seperti lendir, kuman, atau debu mengiritasi tenggorokan dan saluran pernapasan, tubuh secara otomatis meresponsnya dengan batuk. Mirip dengan refleks lain seperti bersin atau berkedip, batuk membantu melindungi tubuh.

Dikutip dari laman resmi American Lung Association, batuk sesekali adalah fungsi normal tubuh yang sehat. Tenggorokan dan paru-paru biasanya menghasilkan sejumlah kecil lendir untuk menjaga saluran napas tetap lembab dan memiliki lapisan penutup tipis yang berfungsi sebagai pelindung terhadap iritasi dan kuman yang mungkin terhirup.

Ciri-ciri batuk berbahaya dan penyebabnya

Sebagai orang tua, kita tetap perlu tahu juga apa saja ciri-ciri batuk berbahaya. Batuk jenis ini membuat Si Kecil perlu dibawa segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Apa saja ciri-cirinya? Ketahui melalui penjelasan berikut ini dan ketahui pula kemungkinan penyebabnya!

1. Suara bayi jadi serak dan batuk berdahak

Dilansir Children's Health, segera bawa ke dokter apabila suara anak menjadi serak dan disertai batuk produktif. Jika anak sedang pilek, obat khusus sebenarnya tidak terlalu diperlukan.

Paling penting adalah menjaga agar anak tetap terhidrasi dengan baik, sedot ingus bayi atau berikan larutan salin, serta biarkan anak istirahat sesuai kebutuhan. Pemberian obat batuk dan pilek tidak dianjurkan digunakan tanpa resep dokter ya, Bunda.

2. Batuk dan bernapas lebih berat, cepat

Bunda juga perlu curiga apabila bayi mengalami kesulitan bernapas dan napasnya cepat. Kesulitan bernapas mungkin bukan sesuatu yang bisa kita dengar, tapi dapat dilihat langsung.

Bunda mungkin memperhatikan dada anak tampak turun atau masuk dan tulang rusuknya bergerak maju mundur setiap kali ia menarik napas. Jika Bunda melihat gejala-gejala tersebut, segera hubungi dokter anak.

3. Batuk kering dan berbunyi

Batuk kering yang berkembang menjadi bunyi 'klik', menggelegak, atau berderak saat bayi menarik napas, juga perlu diwaspadai. Selain itu, bila bayi mengalami sesak napas, mungkin itu saatnya menghubungi dokter anak.

Penyebabnya batuk kering dan berbunyi kemungkinan adalah bronkiolitis yang disebabkan oleh infeksi virus RSV. Namun, tak menutup kemungkinan bisa disebabkan karena virus lainnya. Bronkiolitis umumnya terlihat pada anak-anak berusia 2 tahun ke bawah yang menyebabkan mengi dan kesulitan bernapas.

4. Batuk disertai demam tinggi

Bayi sering batuk disertai demam tinggi dan/atau napas cepat atau sulit? Ada kemungkinan Si Kecil mengalami gejala Pneumonia.

Gejala pneumonia pada anak berbeda dibandingkan orang dewasa. Pneumonia pada anak biasanya disertai dengan demam tinggi. Tanda-tandanya juga akan bervariasi sesuai usia dan penyebab pneumonia.

Bayi sakitIlustrasi Bayi Batuk/ Foto: Istock

5. Batuk disertai mengi

Batuk anak disertai dengan mengi, seringkali berupa suara bernada tinggi seperti peluit yang biasanya terdengar saat menghembuskan napas. Segera bawa ke dokter bila anak mengalami kondisi ini karena dapat menjadi pertanda asma.

Serangan asma bisa datang dan pergi dan dipicu oleh beberapa faktor, antara lain udara dingin, paparan faktor lingkungan, seperti asap rokok dan polusi udara.

6. Batuk seperti suara 'menggonggong'

Batuk yang memiliki suara seperti 'menggonggong' yang khas berhubungan dengan penyakit croup dan sering kali disertai dengan suara bernada tinggi saat menghirup. Jika Bunda melihat gejala-gejala tersebut, segera hubungi dokter anak

Croup terjadi ketika saluran napas bagian atas (hidung dan tenggorokan bagian atas) membengkak, sehingga menyebabkan anak kesulitan untuk bernapas. Croup biasanya terjadi ketika udara dingin dan lebih banyak menyerang anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Seorang anak dapat terkena croup di usia berapa pun, namun lebih sering terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun.

7. Batuk pendek dan keras

Batuk pendek dan keras yang terkadang diikuti dengan napas bernada tinggi yang terdengar seperti teriakan bisa menjadi pertanda Pertusis. Pertusis, juga disebut batuk rejan, adalah penyakit yang sangat menular pada selaput lendir pernafasan.

Pertusis disebabkan oleh bakteri. Kondisi ini mudah menular melalui batuk dan bersin dari orang yang terinfeksi, namun dapat dicegah dengan serangkaian vaksin.

8. Batuk lebih dari 2 minggu

Kebanyakan batuk akan hilang dalam waktu seminggu hingga 10 hari. Jika bayi batuk selama dua minggu atau lebih atau jika mereka batuk tanpa henti, maka segera hubungi dokter anak. Dikhawatirkan itu bisa menjadi gejala batuk alergi, TBC, atau pneumonia, Bunda.

9. Lebih parah saat malam hari

Bila bayi sedang pilek, ini mungkin tandanya ia mengalami post-nasal drip, yakni penumpukan lendir di bagian belakang tenggorokan, yang dapat menyebabkan rasa tersumbat, sakit tenggorokan, atau batuk. Batuk biasanya akan memburuk pada malam hari, Bunda.

Bila kondisi tersebut berlanjut, batuk yang semakin parah di malam hari bisa menjadi tanda asma atau gastroesophageal reflux. Jadi, segera hubungi dokter apabila batuk Si Kecil makin parah saat malam hari.

Cara mengatasi batuk pada bayi

Ada beberapa cara untuk mengatasi batuk pada bayi. Dilansir Kids Health, berikut caranya:

  1. Jika anak mengalami batuk yang kering dan berbunyi, nyalakan humidifier selama sekitar 20 menit.
  2. Beri minum yang banyak (ASI atau susu formula untuk bayi).
  3. Jalankan humidifier di kamar tidur anak, dan pastikan lingkungan sekitar kamar bersih.
  4. Gunakan obat tetes hidung saline untuk meredakan hidung tersumbat.
  5. Jangan pernah memberikan obat batuk (bahaya tersedak) kepada anak kecil atau obat batuk atau pilek kepada anak di bawah usia 6 tahun tanpa resep dokter.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(aci/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda