HaiBunda

PARENTING

Hati-hati! Pujian Berlebih Pada Anak Bisa Jadi Toxic Parenting Bun

Annisa Afani   |   HaiBunda

Minggu, 26 Nov 2023 10:50 WIB
Hati-hati! Pujian Berlebih Pada Anak Bisa Jadi Toxic Parenting Bun/Foto: Getty Images/iStockphoto/takasuu
Jakarta -

Dewasa ini, kita melihat semakin banyak anak remaja yang rentan mengalami stres ya, Bunda. Kondisi yang semakin parah ini tentu dapat menyebabkan kesehatan mental mereka terganggu.

Penyebabnya pun beragam. Namun siapa sangka, sikap orang tua saat memberikan pujian berlebihan ketika anak mendapat prestasi menjadi salah satu yang berbahaya.

Alasannya, pujian yang berlebihan dapat menjadi beban bagi mereka. Diungkap jurnalis pemenang penghargaan sekaligus peneliti parenting Jennifer Breheny Wallace, sikap tersebut dianggap sebagai pola asuh beracun atau toxic karena menyebabkan anak remaja stres


"Orang tua harus menghindari memberikan tekanan yang lebih besar kepada anak," kata Wallace, seperti dikutip CNBC International.

Menurut Wallace, banyak orang tua khawatir tentang bagaimana anak menghadapi peristiwa yang terjadi di hidup anak, misalnya ujian besar atau lolos dalam tim olahraga sekolah. Orang tua disebut berisiko menambah kecemasan anak jika mengajukan pertanyaan menyelidik segera setelah mereka mengalami peristiwa kehidupan tersebut.

Menghindari pola asuh toxic

Penulis buku Never Enough: When Achievement Pressure Becomes Toxic - and What We Can Do About It ini menyebut ada banyak cara agar orang tua tidak menjadi toxic bagi anak-anak mereka.

Menurutnya, cara yang perlu diketahui yang berbicara dengan anak lewat cara yang sehat. Setelah berbicara dengan psikolog, Wallace mengatakan bahwa orang tua dapat menyebarkan kecemasan mereka kepada anak-anak mereka, melalui proses yang disebut penularan emosional.

Wallace mendapati, terlalu fokus pada prestasi anak dapat mengirimkan pesan yang berpotensi membahayakan. Akhirnya, nilai anak akan bergantung pada hasil kinerja dibanding usaha mereka.

"Terlalu fokus pada kinerja anak Anda, seperti memberi selamat atas nilai yang tinggi daripada memuji usahanya, adalah contoh budaya berprestasi menjadi racun," kata Wallace.

"Yang saya maksud dengan hal ini adalah ketika kesadaran diri kita terjerat dalam pencapaian kita, kita tidak dapat memisahkan diri kita sendiri - nilai yang melekat pada diri kita - dari pencapaian eksternal atau kegagalan eksternal."

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

(AFN/fia)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Dampak Pola Asuh Otoriter Terhadap Psikologi Anak, Salah Satunya Rendah Diri

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Potret Hesti Purwadinata Bangga Kenakan Busana Bernuansa Tradisional Indonesia di Seoul Korea

Mom's Life Nadhifa Fitrina

5 Potret Wisuda Neishia Putri Bungsu Dede Yusuf, Lulus Cum Laude dari HI UI

Mom's Life Annisa Karnesyia

Gaya Berpakaian Djiwa Putri Nadine Chandrawinata Curi Perhatian Netizen, Intip 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

15 Tanaman Hias Calathea Terpopuler, Cantik dengan Beragam Warna

Mom's Life Arina Yulistara

21 Cafe di Jakarta Selatan Lengkap dari Outdoor, Rooftop hingga Buka 24 Jam

Mom's Life Azhar Hanifah

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Mencuci Hemat, Bersih Maksimal! Detergen Cair & Sabun Cuci Piring Diskon 20% di Transmart

Harga Spesial Buah Pear, Hanya Hari Ini di Transmart

Urutan Nonton Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba dari Season 1 hingga Akhir

Potret Hesti Purwadinata Bangga Kenakan Busana Bernuansa Tradisional Indonesia di Seoul Korea

15 Tanaman Hias Calathea Terpopuler, Cantik dengan Beragam Warna

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK