PARENTING
Waspada Infeksi Mycoplasma Pneumoniae, Segera ke Dokter Jika Anak Alami Ini
Nazla Syafira Muharram | HaiBunda
Rabu, 13 Dec 2023 12:50 WIBMycoplasma pneumonia menjadi fokus perhatian dalam dunia kesehatan saat ini. Mycoplasma pneumonia adalah penyakit pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae, yang saat ini banyak menyerang anak-anak, Bunda.
Meski tergolong mikoorganisme kecil, bakteri Mycoplasma pneumoniae ini mampu menyebabkan infeksi serius pada saluran pernapasan manusia. Oleh karena itu, penting untuk Bunda mengetahui apa itu bakteri penyebab mycoplasma pneumonia, dampak, ciri-ciri, serta pencegahannya pada anak.
Mycoplasma pneumoniae sendiri merupakan sejenis bakteri yang dapat menimbulkan banyak gejala di antaranya, batuk kering, demam, dan sesak napas ringan ketika beraktivitas. Selain itu, bakteri ini juga termasuk salah satu patogen manusia yang paling dikenal, dan memang terdapat lebih dari 200 spesies berbeda yang telah diketahui.
Perlu diketahui, kasus paparan infeksi Mycoplasma pneumoniae pertama kali ditemukan di China pada Mei 2023. Setelah itu, kasus ini dideteksi terjadi di sejumlah negara lainnya, Bunda. Belum lama ini, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) mengungkapkan adanya temuan enam kasus mycoplasma pneumonia di Indonesia.
Apa itu Mycoplasma Pneumoniae?
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Mycoplasma pneumoniae adalah bakteri 'atipikal' yang dapat menyebabkan infeksi paru-paru. Bakteri ini dapat merusak lapisan sistem pernapasan, seperti tenggorokan, batang tenggorokan, dan paru-paru. Seseorang yang terpapar bakteri ini di hidung dan tenggorokannya tanpa merasa sakit.
Melansir dari laman Healthline, kebanyakan orang yang terpapar Mycoplasma pneumoniae tidak mengalami pneumonia, Bunda. Oleh karena itu, mycoplasma pneumonia dikenal juga sebagai pneumonia atipikal atau pneumonia berjalan (walking pneumonia). Bakteri Mycoplasma pneumoniae dapat menyebar secara cepat melalui kontak dengan cairan pernapasan di wilayah padat seperti, sekolah, kampus, panti jompo, dan lain sebagainya.
Menurut ulasan di National Library of Medicine, ada sekitar 7 hingga 20 persen kasus pneumonia yang didapat terjadi akibat dari infeksi mikroorganisme bakteri atipikal. Dari jumlah tersebut, paparan Mycoplasma pneumoniae menjadi salah satu infeksi yang paling banyak didapat, dan hanya sekitar 10 persen yang benar-benar akan berkembang menjadi pneumonia.
Penularan infeksi Mycoplasma pneumoniae
Ketika seseorang yang terinfeksi Mycoplasma pneumoniae batuk atau bersin, mereka akan mengeluarkan tetesan (droplet) yang mengandung bakteri tersebut. Bunda dan Si Kecil dapat tertular bila menghirup droplet tersebut.
Kebanyakan orang yang menghabiskan waktu singkat dengan seseorang yang terpapar Mycoplasma pneumoniae tidak akan tertular. Namun, bakteri tersebut sering kali menyebar di antara orang-orang yang tinggal satu rumah karena mereka sering menghabiskan waktu bersama.
Gejala infeksi Mycoplasma pneumoniae
Pada dasarnya, gejala dari infeksi Mycoplasma pneumoniae berbeda dengan gejala pneumonia pada umumnya, terutama yang disebabkan oleh bakteri Strepcoccus dan Haemophilus. Berikut gejala infeksi Mycoplasma pneumoniae yang perlu Bunda waspadai, seperti dikutip dari berbagai sumber:
- Demam ringan
- Batuk kering
- Sesak napas ringan (terutama ketika beraktivitas)
- Malaise, yakni rasa lelah atau tidak enak badan
Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, infeksi Mycoplasma pneumoniae dapat menjadi berbahaya, sehingga memengaruhi organ dalam tubuh, merusak jantung atau sistem saraf pusat. Berikut kondisi yang dimaksud:
- Artritis, yakni persendian yang meradang.
- Perikarditis atau radang perikardium yang mengelilingi jantung
- Sindrom Guillain-Barre, yakni gangguan neurologis yang dapat berakibat kelumpuhan dan kematian
- Ensefalitis, yaitu radang otak yang berpotensi mengancam jiwa
- Gagal ginjal
- Anemia hemolitik
- Kondisi kulit yang langka dan berbahaya seperti, sindrom Stevens-Johnson dan nekrolisis epidermal toksik
- Permasalahan telinga yang jarang terjadi seperti, myringitis bulosa.
Faktor risiko infeksi Mycoplasma pneumoniae
Infeksi Mycoplasma pneumoniae yang menyebabkan penyakit mycoplasma pneumonia sebenarnya dapat menyerang siapa saja. Namun, ada beberapa kelompok yang rentan dan menjadi faktor risiko terinfeksi bakteri ini, yakni:
- Lanjut usia (lansia).
- Memiliki penyakit terkait sistem kekebalan tubuh seperti, HIV.
- Menggunakan steroid kronis, sedang menjalani imunoterapi atau kemoterapi.
- Memiliki penyakit paru-paru.
- Memiliki penyakit sel sabit (anemia sel sabit)
- Anak-anak di bawah usia 5 tahun
- Orang yang tinggal dan bekerja di lingkungan padat penduduk.
Usia rentan anak terkena Mycoplasma pneumoniae
Melansir laman CNBC Indonesia, kasus infeksi Mycoplasma pneumoniae umumnya menyerang anak-anak di usia pra-sekolah dan sekolah atau terjadi sekitar 30 persen. Sedangkan, pada bayi kemungkinan terjangkit bakteri ini di bawah 5 persen.
Kemenkes RI pun turut mengonfirmasi bahwa enam pasien yang telah terjangkit mycoplasma pneumonia di Indonesia sendiri memang anak-anak usia pra-sekolah dan sekolah yaitu, berusia 3 hingga 12 tahun. Gejala awal yang paling umum ditemukan, yaitu panas dan batuk, sesak ringan, hingga sulit menelan.
Cara mencegah infeksi Mycoplasma pneumoniae
Penting untuk Bunda ketahui bahwa risiko penularan Mycoplasma pneumoniae mencapai puncaknya ketika musim dingin tiba. Biasanya, tempat-tempat yang tertutup atau ramai sangat memudahkan penularan infeksi bakteri ini dari satu orang ke orang lainnya. Nah, untuk meminimalisir risiko infeksi pada anak-anak, Bunda bisa mencoba beberapa cara berikut ini:
- Tidur cukup selama 6 hingga 8 jam per malam.
- Konsumsi makanan bernutrisi atau bergizi seimbang.
- Hindari orang dengan yang sudah terpapar atau memiliki gejala mycoplasma pneumonia.
- Terapkan pola hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan atau setelah berinteraksi dengan orang lain.
- Menggunakan masker ketika bepergian ke tempat yang padat penduduk atau ramai.
Cara mengobati infeksi Mycoplasma pneumoniae
Saat anak mengalami gejala infeksi Mycoplasma pneumoniae, Bunda tak boleh panik ya. Sebagai bentuk pengobatan bagi orang-orang yang terinfeksi, Bunda bisa melakukan langkah-langkah perawatan di rumah seperti:
- Mengontrol demam dengan menggunakan aspirin NSAID (seperti ibuprofen atau naproxen) atau asetaminofen. Namun, penting untuk diingat agar tidak memberikan aspirin kepada anak-anak, karena bisa menyebabkan sindrom Reye.
- Tidak sembarangan mengonsumsi obat apa pun, termasuk obat batuk, tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga medis. Faktanya, obat batuk dapat mempersulit tubuh untuk mengeluarkan dahak.
- Minum banyak cairan untuk membantu mengeluarkan dahak dan menjaga anak tetap terhidrasi.
- Istirahat yang cukup.
- Konsumsi antibiotik apabila diperlukan selama dua minggu atau lebih. Untuk anak-anak, antibiotik yang digunakan berbeda dengan orang dewasa. Konsultasikan ke dokter untuk jenis dan dosis antibiotik yang tepat.
Kapan anak perlu ke dokter?
Gejalanya infeksi ini biasanya akan mereda 1 hingga 2 minggu setelah pengobatan. Batuk mungkin berlangsung lama, namun sebagian besar kasus sembuh tanpa konsekuensi jangka panjang dalam waktu 4 hingga 6 minggu.
Namun, bila Si Kecil terus mengalami gejala parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, Bunda perlu segera membawanya ke dokter. Anjuran ini juga berlaku bila anak memiliki riwayat penyakit paru-paru dan gangguan sistem kekebalan tubuh.
Apabila anak telah didiagnosis dengan mycoplasma pneumonia dan gejala yang dirasakan semakin memburuk, penting untuk segera melakukan tindakan sesuai anjuran tenaga medis. Anak mungkin memerlukan perawatan secara intensif di rumah sakit.
Demikian informasi terkait dengan bakteri Mycoplasma pneumoniae penyabab penyakit mycoplasma pneumonia pada anak. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/ank)Simak video di bawah ini, Bun:
Faktor Risiko, Gejala, dan Pengobatan Pneumonia pada Anak
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Seberapa Bahayakah Mycoplasma Pneumonia pada Anak? Ini Jawaban Dokter
4 Obat Tradisional Anak Mimisan, Kangkung hingga Kulit Kacang Tanah
Mengenal Fungal Acne pada Anak dan Cara Mengatasinya
Aturan Minum Oralit Sebagai Obat Diare untuk Anak
TERPOPULER
5 Penyebab Sakit Perut saat Haid yang Memengaruhi Kesuburan
Diduga Jadi Korban Love Scamming Pria Pakistan, Paspor WNI Ditolak Imigrasi
Deretan Nama Anak Selebgram Indonesia yang Bagus, dari Kenkulus Kenneth hingga Kamari
Inul Daratista & Sang Putra Beri Kejutan Ultah untuk Adam Suseno, Intip Potretnya
Paparan Hormon Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Perilaku Anak di Masa Depan, Ini Fakta Medisnya
REKOMENDASI PRODUK
10 Lotion Bayi & Anak untuk Merawat Kulit Kering dan Sensitif, Pilih yang Terbaik
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
Botol Susu: Tips Memilih, Cara Sterilisasi untuk Jaga Kesehatan Bayi & Rekomendasinya
Azhar HanifahREKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Highlighter yang Bikin Makeup Lebih Stand Out
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Sunscreen untuk Ibu Menyusui yang Aman dan Bagus
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Calming Cream untuk Bantu Redakan Kembung hingga Kolik Anak
Nadhifa FitrinaTERBARU DARI HAIBUNDA
10 Tanaman Populer yang Bisa Rusak Saluran Air Rumah hingga Picu Cedera pada Anak
Ucapan Menyentuh Vincent Verhaag dan Jessica Iskandar untuk El Barack yang Ultah ke-11
Paparan Hormon Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Perilaku Anak di Masa Depan, Ini Fakta Medisnya
Deretan Nama Anak Selebgram Indonesia yang Bagus, dari Kenkulus Kenneth hingga Kamari
5 Penyebab Sakit Perut saat Haid yang Memengaruhi Kesuburan
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Reaksi Kusuma Anggraini Usai Iris Wullur Unggah Video Klarifikasi
-
Beautynesia
7 Rekomendasi Buah yang Efektif Bakar Lemak dan Bikin Tubuh Langsing
-
Female Daily
Selain Film ‘Sore’, Ini 4 Film Dion Wiyoko yang Wajib Ditonton!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Brooklyn Beckham Pamer Masak Pakai Air Laut di Yatch Mewah, Netizen: Jijik!
-
Mommies Daily
Hari Anak Nasional 2025, Ini 10 Rekomendasi Kegiatan bersama Anak di Rumah