PARENTING
Bayi Baru Lahir Pilek dan Batuk, Waspadai Terjangkit Virus Pernapasan RSV
Kinan | HaiBunda
Kamis, 28 Dec 2023 18:35 WIBHidung meler dan batuk bisa menjadi tanda-tanda infeksi respiratory syncytial virus atau RSV. Virus ini berpotensi serius bila menyerang bayi, Bunda.
Faktanya, RSV sebenarnya adalah jenis virus yang umum, sehingga hampir semua orang dewasa dan anak-anak dapat terkena penyakit ini. Infeksi virus ini biasanya berlangsung selama satu atau dua pekan pada bayi.
Meskipun virus ini biasanya dapat sembuh tanpa masalah besar, tetapi RSV bisa menjadi lebih serius, terutama pada bayi dan anak-anak. Mengenali penyebab dan gejalanya sangat penting bagi orang tua agar penanganannya tepat pada anak.
Apa itu RSV pada bayi?
RSV adalah virus menular yang menyebar seperti flu biasa. Dikutip dari What to Expect, hampir setiap anak dapat terkena RSV pada usia 2 tahun. Pada sebagian besar kasus di bayi, penyakitnya ringan dan gejala berlangsung sekitar 1 sampai 2 pekan.
Namun, beberapa bayi bisa memiliki risiko lebih tinggi terkena RSV yang parah, seperti bayi yang lahir prematur, bayi yang paru-parunya belum berkembang, dan bayi yang lahir dengan penyakit jantung, masalah paru-paru, atau defisiensi imun. Kasus RSV yang parah juga bisa terjadi, meskipun bayi tidak memiliki kondisi kesehatan kronis yang membuat mereka lebih rentan, Bunda.
Secara umum, infeksi RSV dapat meningkat dari ringan menjadi parah. Penyakit ini juga dapat menyebabkan pneumonia atau bronkiolitis, yakni infeksi yang menyebabkan cabang kecil di dalam paru-paru membengkak sehingga membuat pernapasan menjadi lebih sulit.
Tanda dan gejala RSV pada bayi
Sering kali, bayi dengan RSV memiliki gejala ringan seperti pilek yang cenderung mencapai puncaknya pada hari ke-3 hingga ke-5 setelah sakit. Gejala RSV biasanya muncul 2 sampai 8 hari setelah tertular virus.
Gejala umum RSV pada bayi meliputi:
- Pilek
- Batuk
- Demam ringan
- Bersin
- Menjadi lebih rewel
Bayi yang berusia kurang dari 6 bulan mungkin menunjukkan gejala infeksi RSV yang berbeda, termasuk:
- Tidak aktif seperti biasanya
- Kehilangan selera makan
- Apnea (jeda napas saat tidur)
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), gejala RSV yang lebih serius (dan komplikasi seperti bronkiolitis) dapat meliputi:
- Sesak napas atau tampak kesulitan bernapas
- Mengi
- Napas cepat
- Lubang hidung melebar, kepala terayun-ayun saat bernapas
- Terjadi pernapasan perut, menarik-narik di antara tulang rusuk dan/atau di bagian bawah leher
- Mendengus sambil bernapas
- Dehidrasi
Seorang anak yang terkena RSV dapat menularkan virus setidaknya 3 sampai 8 hari sebelum menunjukkan gejala.
Bagaimana bayi bisa tertular RSV?
Infeksi RSV dapat menyebar dari udara melalui batuk atau bersin, yang rentan terkena pada bayi. RSV juga dapat bertahan di permukaan benda hingga 6 jam, sehingga mudah untuk menyebar, Bunda.
Anak-anak dapat tertular RSV dengan menyentuh tangan teman bermainnya yang terinfeksi dan kemudian memasukkan tangannya ke dalam mulut, mata, atau hidungnya. Bayi juga rentan tertular RSV bila ada orang lain yang batuk atau bersin di dekatnya, serta menyentuh tangan atau wajahnya setelah memegang benda lain yang sudah terpapar virus.
Bayi yang paling berisiko terkena infeksi parah RSV meliputi:
- Bayi berat lahir rendah atau prematur (terutama yang lahir sebelum minggu ke-29)
- Bayi dengan penyakit paru-paru kronis
- Bayi yang memiliki kelainan jantung jenis tertentu
- Bayi dengan sistem kekebalan tubuh lemah
- Bayi yang berusia 3 bulan atau lebih muda pada awal musim RSV
Pengobatan RSV pada bayi
Sejauh ini, belum ada pengobatan khusus pada bayi yang terjangkit RSV, termasuk bayi baru lahir. Namun, masih ada cara untuk menangani gejala di rumah, seperti yang dilakukan pada kasus flu.
Berikut beberapa cara untuk membantu Si Kecil merasa lebih baik bila mengalami gejala pilek dan batuk:
1. Jagalah agar anak tetap terhidrasi
Bayi mungkin tidak ingin menyusu saat sakit, tetapi tubuhnya membutuhkan banyak cairan. Jika bayi tidak ingin menyusu, maka Bunda bisa memberinya ASI perah dalam botol atau cangkir. Jangan pernah berhenti memberikan ASI pada anak saat sakit karena ini merupakan obat paling ampuh, terutama pada bayi di bawah 6 bulan.
2. Gunakan humidifier
Humidifier akan membantu memecah lendir dan meredakan hidung tersumbat, sehingga membantu anak jadi lebih mudah bernapas. Bunda dapat meletakkan humidifier di kamar atau ruang bermain anak.
Saat anak terjangkit RSV, Bunda tidak boleh memberikan obat sembarangan atau tanpa resep dokter, terutama jika bayi berusia di bawah 2 bulan.
Kapan harus mencari perawatan medis untuk bayi dengan RSV?
Bila bayi lahir prematur, memiliki riwayat penyakit jantung bawaan, atau memiliki masalah lain yang meningkatkan risiko komplikasi, Bunda bisa segera hubungi dokter jika melihat gejala pilek serius seperti:
- Kehilangan selera makan
- Demam
- Pilek
- Batuk
- Terlihat cepat saat bernapas
Meskipun gejala pilek mungkin tidak menjadi kekhawatiran bagi bayi yang tidak berisiko tinggi mengalami komplikasi RSV, tetapi gejala yang lebih parah mungkin memerlukan penanganan medis segera, seperti:
- Demam tinggi (terutama pada bayi berusia kurang dari 3 bulan)
- Pernapasan yang sesak, cepat atau disertai dengan banyak mengi, lubang hidung melebar dan/atau mendengus berirama saat bernapas
- Warna kulit, lidah atau bibir keabu-abuan atau kebiruan
- Batuk berlendir dan semakin parah
- Bayi tampak lesu
Bisakah RSV pada bayi dicegah?
Untuk saat ini, menjaga kebersihan menjadi salah satu langkah terbaik untuk mencegah infeksi RSV termasuk pada bayi. Berikut kebiasaan yang bisa diterapkan untuk mencegah RSV pada bayi:
1. Rajin mencuci tangan
Pastikan semua anggota keluarga rajin mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, menggosok setidaknya selama 20 detik. Cuci tangan menjadi wajib bila Bunda ingin menyentuh Si Kecil, termasuk menyusui dan membuat makanan untuknya.
2. Vaksin flu
Vaksin Influenza atau flu dapat diberikan sejak dini pada anak, yang bisa dimulai dari usia 6 bulan. Dosis pertama diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak pemberian 1 bulan. Bunda bisa mendapatkan vaksin flu untuk anak ini di fasilitas kesehatan.
3. Jangan merokok
Lindungi Si Kecil dari paparan rokok untuk mencegah masalah kesehatan. Seorang perokok juga memiliki risiko lebih besar terkena infeksi saluran pernapasan yang kemudian dapat ditularkan kepada anak kecil.
4. Jaga kebersihan
Selalu sedia tisu desinfektan di sekitar bayi ya, Bunda. Jangan lupa juga untuk rutin membersihkan perabotan dan furnitur di rumah, seperti meja kamar mandi, keran, gagang pintu, dan ponsel. Bunda juga perlu melakukan sanitasi pada mainan, dot, dan barang-barang yang sering disentuh oleh bayi.
Demikian penjelasan mengenai virus pernapasan RSV yang dapat menjangkit bayi. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/ank)