HaiBunda

PARENTING

7 Ciri-Ciri Anak Mengalami Stunting, Salah Satunya Sulit Konsentrasi

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Sabtu, 20 Jan 2024 19:20 WIB
7 Ciri-Ciri Anak Mengalami Stunting/ Foto: Getty Images/baona

Stunting atau retardasi pertumbuhan pada anak-anak di negara berkembang banyak terjadi akibat kekurangan gizi kronis dan penyakit menular. Menurut Walker P Susan dan rekan-rekan, dalam tulisannya yang dipublikasi di The Journal of Nutrition 2007, stunting mempengaruhi 30 persen anak-anak di bawah lima tahun.

Mungkin Bunda pernah mendengar, stunting merupakan masalah kesehatan anak yang harus ditangani secara serius. Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar di dunia.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, balita yang mengalami stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal. Anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit, dan di masa depan dapat berisiko pada menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan, dan memperlebar ketimpangan.


Menurut Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A dari RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang, pengalaman dan bukti Internasional menunjukkan bahwa stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan produktivitas pasar kerja, sehingga mengakibatkan hilangnya 11 persen GDP (Gross Domestic Products) serta mengurangi pendapatan pekerja dewasa hingga 20 persen. Selain itu, stunting juga dapat berkontribusi pada melebarnya kesenjangan/inequality, sehingga mengurangi 10 persen dari total pendapatan seumur hidup dan juga menyebabkan kemiskinan antar-generasi.

Anak pendek yang terjadi di Indonesia sebenarnya tidak hanya dialami oleh rumah tangga/keluarga yang miskin dan kurang mampu, karena stunting juga dialami oleh rumah tangga/keluarga yang tidak miskin/yang berada di atas 40 persen tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi.

"Periode 1.000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) merupakan simpul kritis sebagai awal terjadinya stunting yang selanjutnya akan memberikan dampak jangka panjang hingga akan berulang dalam siklus kehidupan," tulis Novita, dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI.

Stunting pada anak menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian. Selain itu meningkat risiko gangguan pada perkembangan otak, gangguan terhadap perkembangan motorik dan terhambatnya pertumbuhan mental anak.

Pertumbuhan tidak optimal dalam masa janin dan atau selama periode 1.000 HPK memiliki dampak jangka panjang, Bunda. Jika faktor eksternal (setelah lahir) tidak mendukung, pertumbuhan stunting dapat menjadi permanen sebagai remaja pendek.

Ciri-ciri anak mengalami stunting

Simak lebih lengkap penjelasannya berikut ini:

1. Pertumbuhan melambat

Pertumbuhan anak yang stagnan menjadi ciri stunting yang paling mudah diketahui. Pertumbuhan yang tertunda terjadi ketika seorang anak tidak tumbuh dengan kecepatan normal sesuai usianya. Keterlambatan pertumbuhan juga bisa didiagnosis pada anak yang tinggi badannya dalam kisaran normal, tapi kecepatan pertumbuhannya melambat.

Selain itu, wajah tampak lebih muda dari anak seusianya, serta pertumbuhan giginya yang terlambat. Bayi terlambat tumbuh gigi juga bisa disebabkan oleh gangguan fisik pada gusi atau tulang rahang yang tidak memungkinkan gigi untuk muncul.

2. Tanda-tanda pubertas terlambat

Dikutip dari laman resmi Universitas Muhammadyah Malang (UMM), terlambatnya anak-anak memasuki masa pubertas juga bisa menjadi salah satu gejala stunting, Bunda. Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti telat menarche (menstruasi pertama anak perempuan). Padahal, usia pubertas anak-anak adalah sebagai berikut:

  • Anak perempuan biasanya diawali di usia 10-11 tahun dan berakhir di usia 15-17 tahun
  • Anak laki-laki biasanya diawali di usia 11-12 tahun dan berakhir di usia 15-17 tahun

3. Anak jadi pemalu

Di buku Kenali Stunting dan Pencegahannya karya Dr. Deswita M. Kep., Ns. Sp. Kep.An, dkk., salah satu ciri anak-anak stunting adalah sikapnya yang pemalu. Mereka lebih sering diam dan tidak suka melakukan kontak mata, terutama di usia 8-10 tahun.

4. Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal terhambat

Dampak lain dari stunting adalah terhambatnya perkembangan secara kognitif, motorik, dan kemampuan verbal. Dengan demikian, stunting tidak hanya aspek fisik pertumbuhan. Dikutip dari e-book Stunting, Malnutrisi, Edukasi Gizi Remaja Masa Kini karya Vilda Ana Veria Setyawati dan Arif Kurniadi, sel otak membutuhkan nutrisi dan status gizi yang normal untuk bisa terus berkembang menuju kematangan.

Anak-anak dengan stunting tak dapat mencapai perkembangan otaknya karena gizinya tidak terpenuhi, Bunda. Dengan demikian, perkembangan kognitif, motorik, dan verbal anak bisa terganggu.

5. Sulit konsentrasi

Gangguan konsentrasi terutama pada anak bisa menimbulkan pengaruh negatif. Gangguan konsentrasi bisa mengganggu performa anak di sekolah. Anak yang mengalami stunting juga bisa kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari. Anak juga kesulitan menangkap informasi secara detail. Tidak jarang gangguan konsentrasi juga berpengaruh pada cara berkomunikasi mereka.

6. Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun.

Berat badan turun drastis merupakan salah satu tanda dari malnutrisi yakni kondisi ketika tubuh kekurangan nutrisi untuk menjalankan fungsinya. Berat badan anak turun biasanya disebabkan karena kalori yang terbakar dengan mudah, tidak konsumsi makanan sehat, menderita penyakit, atau metabolisme tubuh rendah. Penurunan berat badan anak yang tak terduga dapat memiliki efek buruk pada kesehatan dan pertumbuhan anak secara keseluruhan.

7· Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi

Anak-anak dengan stunting cenderung memiliki risiko terkena penyakit infeksi yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak pada umumnya. Beberapa penyakit infeksi tersebut antara lain diare, infeksi bakteri patogen. Selain penyakit infeksi, anak-anak dengan stunting juga dapat mengalami gangguan kekebalan tubuh dan sistem metabolisme sehingga berisiko terkena penyakit degeneratif seperti:

  • Diabetes melitus
  • Jantung koroner
  • Hipertensi
  • Obesitas

Demikian penjelasan mengenai ciri-ciri anak stunting dan dampaknya pada pertumbuhannya saat dewasa. Mulai dari susah konsentrasi hingga mudah terserang penyakit.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Makanan untuk Cegah Stunting pada Anak, Ternyata Murah Meriah, Bun

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Siti KDI Ungkap Alasan Cerai dari Pria Turki, Sebut Ada Perbedaan Budaya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Hindari Ucapkan 5 Kalimat Toxic Ini pada Anak agar Tak Melukai Hatinya

Parenting Nadhifa Fitrina

Kisah Bunda Ajukan Gugatan Usai Melahirkan Bayi Orang Lain, Pihak Klinik IVF Buka Suara

Kehamilan Annisa Karnesyia

5 Potret Artis Indonesia Blasteran Pulang Kampung ke Negara Ayah, Yuki Kato ke Jepang

Mom's Life Amira Salsabila

300 Nama Jerman Aesthetic untuk Anak Perempuan dan Artinya, Anggun & Elegan

Nama Bayi Annisya Asri Diarta

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Keluarga Ini Pilih Tinggal di Hotel Selamanya daripada Beli Rumah Meski Berkecukupan, Alasannya...

Hindari Ucapkan 5 Kalimat Toxic Ini pada Anak agar Tak Melukai Hatinya

Kisah Bunda Ajukan Gugatan Usai Melahirkan Bayi Orang Lain, Pihak Klinik IVF Buka Suara

300 Nama Jerman Aesthetic untuk Anak Perempuan dan Artinya, Anggun & Elegan

5 Potret Artis Indonesia Blasteran Pulang Kampung ke Negara Ayah, Yuki Kato ke Jepang

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK