
parenting
10 Tanda Anak Alami Anemia Defisiensi Besi, Simak Makanan untuk Penuhi Zat Besi
HaiBunda
Selasa, 06 Feb 2024 19:11 WIB

Daftar Isi
- Apa itu Anemia Defisiensi Besi?
- Mengapa zat besi penting bagi anak?
- Berapa banyak zat besi yang dibutuhkan anak-anak?
- Siapa yang berisiko mengalami kekurangan zat besi?
- Apa saja penyebab Anemia Defisiensi Besi?
- Apa saja tanda dan gejala anemia defisiensi besi, kekurangan zat besi pada anak?
- Bagaimana cara mencegah kekurangan zat besi pada anak?
- Haruskah memeriksakan anak untuk mengetahui adanya kekurangan zat besi?
- Cara mendiagnosis Anemia Defisiensi Besi
- Cara mengatasi dan mencegahnya Anemia Defisiensi Besi
Zat besi merupakan nutrisi penting dalam tumbuh kembang anak. Kebutuhan zat besi bisa dipenuhi dari pola makan yang baik dengan berbagai makanan harian Si Kecil, seperti telur, ikan tuna, susu, beberapa sayuran hijau lainnya.
Namun sayangnya, makanan harian saja terkadang tidak bisa memenuhi kebutuhan zat besi yang diperlukan tubuh, Bunda. Dalam upaya memenuhi kebutuhan zat besi pada anak, terkadang dibutuhkan pemberian suplemen dan memperbaiki kualitas tidurnya. Apabila Si Kecil mengalami kekurangan zat besi bisa mengakibatkan anemia yang cukup serius lho, Bunda.
Anemia adalah suatu kondisi dimana Si Kecil mengalami kekurangan zat besi sehingga menyebabkan tubuh Si Kecil tidak memiliki cukup sel darah sehat yang membawa oksigen. Anemia pun memiliki banyak jenisnya, salah satunya adalah anemia defisiensi besi. Kenali gejala, penyebab dan cara mengatasinya yuk Bunda.
Apa itu Anemia Defisiensi Besi?
Dilansir dari Nemours Kids Health anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia yang terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi. Jika Si Kecil mengalami jenis anemia ini, ia memiliki jumlah sel darah merah yang lebih rendah dari biasanya.
Sel darah merah mengandung hemoglobin, protein yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Tubuh membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin. Tanpa zat besi yang cukup, produksi hemoglobin dan sel darah merah akan berkurang, sehingga Si Kecil mengalami anemia. Pengobatan dengan suplemen zat besi pada Si Kecil biasanya membuat anemia menjadi lebih baik, Bunda.Â
Mengapa zat besi penting bagi anak?
Menurut ulasan di Mayo Clinic, zat besi berfungsi untuk melancarkan proses pernapasan dengan membantu memindahkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Selain itu, zat besi juga dapat membantu otot dalam menyimpan dan menggunakan oksigen.Â
Jika pada asupan harian Si Kecil tidak mencukupi zat besi yang dibutuhkan, ia akan mengalami kekurangan zat besi, Bunda. Kondisi tersebut sering menimpa anak-anak. Gejala yang dialami Si Kecil dari ringan hingga serius. Jika tidak ditangani dengan pengobatan medis, hal ini dapat memengaruhi tumbuh kembang anak. Terkadang, kekurangan zat besi juga menghambat proses pernapasan Si Kecil, Bunda.
Berapa banyak zat besi yang dibutuhkan anak-anak?
Bayi dilahirkan dengan cadangan zat besi di dalam tubuhnya. Namun zat besi dalam jumlah tetap dari makanan harian atau suplemen vitamin diperlukan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil yang cepat. Simak panduan kebutuhan zat besi pada berbagai usia, Bunda.
- Bayi berusia 7 - 12 bulan membutuhkan 11 mg kandungan zat besi dalam sehari
- Anak berusia 1 - 3 tahun membutuhkan 7 mg kandungan zat besi dalam sehari
- Anak berusia 4 - 8 tahun membutuhkan 10 mg kandungan zat besi dalam sehari
- Anak berusia 9 - 13 tahun membutuhkan 8 mg kandungan zat besi dalam sehari
- Perempuan yang berusia 14 - 18 tahun membutuhkan 15 mg kandungan zat besi dalam sehari
- Laki-laki yang berusia 14 - 18 tahun membutuhkan 11 mg kandungan zat besi dalam sehari
Siapa yang berisiko mengalami kekurangan zat besi?
Bayi yang paling berisiko mengalami kekurangan zat besi adalah mereka yang lahir prematur atau memiliki berat badan rendah ketika lahir. Kemudian tidak diberikan makanan lain yang mengandung zat besi setelah umur 6 bulan.Â
Anak-anak yang paling berisiko mengalami kekurangan zat besi adalah mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti infeksi kronis atau diet terbatas.
Si Kecil yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas juga dapat mengalami kekurangan zat besi. Selain itu, remaja perempuan juga berisiko lebih tinggi mengalami kekurangan zat besi karena ketika menstruasi datang tubuh mereka kehilangan zat besi.Â
Apa saja penyebab Anemia Defisiensi Besi?
Menurut Boston Children's Hospital anemia defisiensi zat besi dapat disebabkan sebagai berikut.
- Diet rendah zat besi karena hanya 1 mg zat besi yang diserap untuk setiap 10 hingga 20 mg makanan kaya zat besi yang dicerna.
- Perubahan tubuh seperti percepatan pertumbuhan yang cepat pada bayi dan remaja, sehingga membutuhkan banyak produksi zat besi dan sel darah merah.
- Kelainan saluran pencernaan dapat membatasi penyerapan zat besi. Kesulitan menyerap zat besi biasa terjadi setelah beberapa operasi saluran cerna.
- Kehilangan darah seperti pendarahan gastrointestinal atau cedera dapat mengakibatkan penurunan jumlah zat besi dalam tubuh Si Kecil.
- Penyebab genetik yang disebabkan oleh mutasi gen, sehingga menyebabkan kekurangan zat besi. Namun jarang anak-anak dilahirkan dengan anemia defisiensi besi yang tahan terhadap besi (IRIDA), Bunda.
Apa saja tanda dan gejala anemia defisiensi besi, kekurangan zat besi pada anak?
Gejala Si Kecil ketika mengalami anemia defisiensi besi dari Mayo Clinic sebagai berikut:
- Kulit, bibir, dan tangan pucat, bahkan hingga ke kelopak mata, gusi, dan kuku
- Mudah lelah dan tidak berenergi
- Sesak napas saat Si Kecil berolahraga
- Tangan dan kaki terasa dingin
- Pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil melambat
- Nafsu makan anak yang buruk
- Napas cepat dan tidak teratur
- Mudah marah
- Anak sering mengalami infeksi
- Lidah terasa sakit atau bengkak
Bagaimana cara mencegah kekurangan zat besi pada anak?
Mencegah anak kekurangan zat besi bisa dilakukan dengan beberapa cara. Pada masa menyusui, bicarakan dengan ahli kesehatan bayi tentang suplemen zat besi ya, Bunda. Berikut beberapa rekomendasi umum untuk pencegahan lainnya:
- Saat bayi sudah cukup bulan. Bunda memulai untuk memberi suplemen zat besi pada usia 4 bulan. Selain itu, bisa dengan memberi makan dua porsi atau lebih makanan kaya zat besi dalam sehari, seperti sereal bayi yang kaya zat besi, bubur daging, dan bubur ubi jalar. Hentikan pemberian suplemen jika Bunda menyusui dan memberikan bayi susu formula yang diperkaya zat besi, karena sebagian besar zat besi sudah didapatkan dari susu formula.
- Bagi bayi prematur. Mulailah memberi bayi suplemen zat besi pada usia 2 minggu, tetap berikan suplemen pada bayi hingga usia 1 tahun. Hentikan pemberian suplemen jika Bunda menyusui dan memberikan susu formula yang kaya zat besi, sebagian besar zat besi untuk bayi bisa didapat dari susu formula.
- Sajikan makanan padat yang diperkaya zat besi untuk bayi antara usia 4 bulan atau 6 bulan, sumber zat besi yang baik termasuk daging merah, ayam, ikan, kacang-kacangan dan bayam.
- Jangan berikan terlalu banyak susu untuk anak yang masih berusia antara 1-5 tahun. Jangan biarkan Si Kecil minum lebih dari 24 ons atau 710 mililiter susu sehari ya, Bunda.
- Tawarkan makanan yang kaya vitamin C. Makanan ini membantu tubuh menyerap zat besi. Makanan yang tinggi vitamin C termasuk buah jeruk, blewah, stroberi, paprika, tomat, dan sayuran hijau tua.
Haruskah memeriksakan anak untuk mengetahui adanya kekurangan zat besi?
Dalam beberapa kasus yang terjadi, kekurangan zat besi dan anemia defisiensi besi seringkali ditemukan melalui tes darah. American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar semua bayi menjalani tes anemia defisiensi besi mulai usia 9 bulan hingga 12 bulan.
Mereka yang memiliki faktor risiko kekurangan zat besi sebaiknya diuji lagi pada usia lanjut. Tergantung pada hasil tes, Si Kecil memerlukan suplemen zat besi, multivitamin harian, atau tes lebih lanjut. Kekurangan zat besi pada anak bisa dicegah.
Cara menjaga pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil tetap pada jalurnya, Bunda dapat menawarkan makanan kaya zat besi saat makan dan camilan. Dan bicarakan dengan dokter anak tentang perlunya tes skrining dan suplemen zat besi.
Cara mendiagnosis Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi dapat didiagnosis berdasarkan temuan umum dari riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik sebagai berikut:
- Si Kecil mudah lelah
- Kulit dan bibir pucat
- Detak jantung yang cepat
- Anemia defisiensi zat besi biasanya dikonfirmasi melalui pemeriksaan darah lengkap, yang mengukur jumlah sel darah merah dan konsentrasi hemoglobin. Tes darah lainnya juga dapat dilakukan
Melansir dari Nemours Kids Health, dokter biasanya dapat mendiagnosis anemia defisiensi besi dengan cara sebagai berikut:
- Mengajukan pertanyaan tentang gejala-gejala yang dialami
- Bertanya apakah anak melakukan diet
- Mencari tahu tentang riwayat kesehatan pasien
- Melakukan pemeriksaan fisik
- Melakukan tes darah untuk:
- Melihat sel darah merah dengan mikroskop
- Memeriksa jumlah hemoglobin dan zat besi dalam darah
- Memeriksa seberapa cepat RBC baru dibuat
- Melakukan tes darah lainnya untuk menyingkirkan jenis anemia lainnya
Cara mengatasi dan mencegahnya Anemia Defisiensi Besi
Pengobatan anemia defisiensi besi dapat meliputi sebagai berikut
- Diet kaya zat besi dengan mengonsumsi makanan yang kaya zat besi.
- Mengonsumsi suplemen zat besi oral selama beberapa bulan untuk meningkatkan kadar zat besi dalam darah. Suplemen ini harus diminum saat perut kosong atau dengan jus jeruk untuk meningkatkan penyerapan makanan Si Kecil. Pada beberapa anak, hal ini dapat mengiritasi perut dan mengubah warna buang air besar
Makanan kaya zat besi untuk mengobati anemia defisiensi besi
- Tiram sebanyak 3 ons mengandung 13,2 mg zat besi
- Hati sapi sebanyak 3 ons mengandung 7,5 mg zat besi
- Kerang sebanyak 2 ons mengandung 4,2 mg zat besi
- 1/2 cup kenari mengandung 3,75 mg zat besi
- Daging sapi giling sebanyak 3 ons mengandung 3 mg zat besi
- 1/2 cup buncis mengandung 3 mg zat besi
- 1/2 cup kacang mete mengandung 2,65 mg zat besi
- Udang sebanyak 3 ons mengandung 2,6 mg zat besi
- 1/2 cup kismis mengandung 2,55 mg zat besi
- 1/2 cup bayam mengandung 2,4 mg zat besi
- Kalkun sebanyak 3 ons mengandung 2,0 mg zat besi
- Daging sapi panggang sebanyak 3 ons mengandung 1,8 mg zat besi
- 1/2 cup kacang mengandung 1,5 mg zat besi
- 1 kentang mengandung 1,1 mg zat besi
- 1 telur mengandung 1,0 mg zat besi
Semoga informasi mengenai gejala anemia difisiensi besi di atas dan cara pencegahannya dapat membantu dalam mengantisipasi kesehatan Si Kecil ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Viral Imbauan Tak Beri Teh pada Anak, Apakah Benar Berbahaya?

Parenting
10 Rekomendasi Merek Suplemen Zat Besi Anak & Waktu Tepat Memberikannya

Parenting
Kapan Anak Perlu Suplemen Zat Besi? Ciri Anak Kekurangan Zat Besi & Cara Mengatasinya

Parenting
6 Makanan Penambah Darah untuk Cegah Penyakit Anemia, Ada Daging Bebek Lho

Parenting
Fakta-fakta Seputar Anemia pada Anak yang Perlu Bunda Tahu


5 Foto
Parenting
Bikin Gemas! Ini 5 Potret Terbaru Hamish Daud dan Sang Putri Zalina
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda