PARENTING
Dongeng Anak: Baba Si Beruang Takut Naik Bianglala
Nurul Astutik - Klub Dongeng | HaiBunda
Jumat, 16 Feb 2024 18:35 WIBBaba si beruang kecil sangat takut naik bianglala, apalagi membayangkan dirinya ada di ketinggian. Tapi, Baba juga senang saat membayangkan dirinya bisa melihat pantai dan teman bermain dari ketinggian.
"Baba, coba lihat bianglala itu berputar dengan pelan, nanti kamu bisa melihat semua yang ada di taman bermain ini," kata Bunda Beruang membujuk Baba.
Ayah Beruang pun ikut membujuk, "Kamu juga bisa melihat pantai yang ada di seberang hutan."
Pada akhirnya, Baba mau mencoba naik bianglala bersama Ayah dan Bunda Beruang. Ssstt... Kaki Baba gemetar, keringat mulai bermunculan di wajahnya. Dag dig dug suara jantung Baba berdegup cepat karena ketakutan.
Tapi, Baba mencoba berani. Sambil memegang tangan Ayah dan Bunda Beruang, Baba perlahan-lahan masuk ke dalam kabin bianglala. Genggaman tangan itu jadi sumber kekuatan untuk Baba.
"Waaah... Bunda, Ayah, lihat bianglala mulai naik. Aku bisa lihat pantai dari sini. Semua bisa terlihat dari bianglala," ucap Baba dengan riang gembira.
Ia menceritakan apa saja yang dilihatnya, saat kabin bianglala yang mereka naiki berada di atas. Lalu tiba-tiba, whhooosss... Angin bertiup kencang saat kabin bianglala keluarga beruang di ketinggian.
Angin kencang membuat kabin bianglala mereka berguncang dengan keras. Baba pun menangis karena takut kabin mereka jatuh. Ayah dan Bunda Beruang lalu memeluk Baba, sambil berusaha menenangkannya.
"Baba, coba buka mata dan lihat, bianglala perlahan-lahan mulai turun. Sebentar lagi, kita akan turun dari bianglala. Coba kamu rasakan, kabin ini tidak berguncang keras lagi," kata Ayah Beruang.
Baba perlahan membuka matanya. Benar seperti yang dikatakan Ayah dan Bunda Beruang, angin kencang sudah hilang dan kabin bianglala tidak berguncang lagi. Bianglala pun mulai turun, Baba sudah tenang dan perlahan mulai tersenyum.
"Wah, Baba hebat!" Bunda Beruang memuji Baba.
"Kadang, ada yang kita takutkan tapi kita bisa belajar untuk mengatasi rasa takut itu. Sama seperti Baba tadi, awalnya takut naik bianglala tapi Baba mau mencoba."
Ayah Beruang pun turut memuji Baba, "Benar, Baba. Kamu hebat sekali. Ayah dan Bunda sangat bangga dengan kamu. Ayah tahu, tidak mudah untuk mengalahkan rasa takut."
"Terima kasih ya, kamu sudah mau mencoba," Ayah Beruang lalu memeluk Baba.
Sambil tersenyum, Baba pun berucap, "Bunda, Ayah, aku senang naik bianglala. Ternyata, naik bianglala tidak seram seperti yang aku bayangkan ya!"
(muf/muf)