Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Benarkah Anak Artis & Pejabat Rentan Jadi Pelaku Bullying? Ini Penjelasan Pakar

tim haibunda   |   HaiBunda

Rabu, 21 Feb 2024 19:20 WIB

Unrecognizable teenager boy crying desperate for bullying with mobile lying on the floor in foreground. Selective focus on mobile in foreground
Ilustrasi korban bullying/Foto: Getty Images/iStockphoto/doble-d
Jakarta -

Kasus bullying di sebuah sekolah internasional sedang hangat diperbincangkan. Beberapa terduga pelaku disebut merupakan anak publik figur maupun pejabat. Salah satu yang telah terkonfirmasi adalah putra sulung dari Vincent Rompies, seorang presenter kondang Indonesia yang masih eksis hingga kini.

Terlepas sekolah tersebut memang sekolah internasional bertarif mahal yang mungkin hanya bisa diakses oleh golongan ekonomi menengah ke atas, timbul pertanyaan; apakah memang pelaku bullying nyaris selalu berasal dari anak yang merasa memiliki kekuasaan?

Praktisi psikologi anak lulusan Universitas Indonesia, Aninda, SPsi, MPsi, menjelaskan sebenarnya risiko yang sama bisa menimpa anak dari kelompok manapun.

"Hanya saja karena kasus sekarang kebetulan terduga pelakunya adalah anak pejabat atau anak artis makanya hal ini ramai diperbincangkan. Tawuran antar sekolah kerap terjadi, berantem antar geng ada setiap hari," terang Aninda, dikutip dari detikHealth, Selasa (20/2/2024).

"Perilaku bullying ini bisa dilakukan oleh siapapun, dari strata sosial apapun. Karena kembali lagi, yang menentukan perilaku bullying ini terjadi bukan anak siapanya, tapi bagaimana cara didiknya," sambungnya.

Menurut Aninda, perilaku anak di rumah bisa saja terlihat manis karena adanya keinginan mendapatkan perhatian dari orang tua. Sementara di luar rumah, bergantung pada lingkup sosial.

Beberapa anak juga berusaha mendapatkan perhatian dari kelompok yang diinginkan dengan cara melakukan berbagai hal agar tampak 'setara'. Jika berada di lingkup yang salah, ini bisa membawa pengaruh negatif seperti perkelahian, penggunaan alkohol, hingga perilaku lain yang merugikan anak.

Aninda menegaskan di sinilah celah untuk menguatkan komunikasi terbuka antara orang tua dengan anak.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fia/fia)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda